Keputusan Penting SBY

Saturday 22 August 2009
Popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono masih tertinggi dibanding lawan politiknya.Itu berdasarkan sejumlah hasil survei beberapa bulan terakhir.

Hal ini,mungkin disebabkan beberapa kebijakan yang belakangan ini diambil, misalnya,soal penurunan harga bahan bakar minyak. Ketika Presiden SBY mengumumkan kenaikan harga BBM,Mei lalu,masyarakat langsung bereaksi. Mereka menganggap kebijakan itu menyengsarakan.

Putusan menaikkan harga BBM diambil setelah meroketnya harga minyak mentah dunia mengakibatkan tambahan subsidi BBM sebesar lebih dari Rp100 triliun. Menurut pemerintah,kenaikan subsidi tersebut memengaruhi keseimbangan postur APBN di mana subsidi BBM yang diterima masyarakat kaya mencapai Rp186 triliun.

Sekitar 70% subsidi BBM dinikmati masyarakat berduit.Namun,pemerintah punya ”jalan keluar”untuk mengatasi kesulitan rakyat, yakni dengan menggelontorkan program-program penanggulangan kemiskinan.Begitu harga minyak mentah dunia turun tajam,pemerintah juga menurunkan harga BBM, bahkan hingga dua kali.

”Kebijakan penurunan harga BBM pada Desember tahun 2008,diharapkan mampu meningkatkan daya beli masyarakat dan menjadi stimulus bagi perekonomian kita pada tahun 2009 ini,”ungkap Presiden pada Acara Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2009 (5/01) lalu.

Seperti diungkapkan Dino Patti Djalal dalam buku Harus Bisa,kenaikan harga BBM merupakan salah satu keputusan besar dalam sejarah pencapaian Presiden SBY.Menurut Dino,harga BBM memang sudah menjadi perhatian utama Presiden sejak dilantik. Dampak kenaikan harga BBM itu membebani masyarakat.

Untuk menguranginya, pemerintah menyiapkan dana Rp14,1 triliun untuk program bantuan langsung tunai (BLT) selama tujuh bulan selama 2008 dengan sasaran 19,1 juta rumah tangga miskin yang masingmasing memperoleh sebesar Rp100.000 per bulan. Selain BLT,kredit usaha rakyat (KUR) juga dijadikan instrumen bagi kesejahteraan masyarakat kecil.

Pinjaman disalurkan untuk sektor ekonomi produktif dengan bunga maksimal 16% dan jumlah kredit maksimum Rp500 juta per debitur.Pada tahap awal,program KUR melibatkan enam bank,yaitu PT Bank Mandiri Tbk,PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Bukopin Tbk,PT BankTabungan Negara,dan PT Bank Syariah Mandiri.

Penyaluran kredit difokuskan pada lima sektor usaha yakni pertanian,perikanan, kelautan, koperasi, kehutanan, perindustrian,dan perdagangan. Selain dua program di atas,Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri merupakan instrumen kesejahteraan rakyat yang lain.

Di bidang pendidikan, penantian masyarakat akan janji pemerintah untuk melaksanakan amanah Undang- Undang Dasar 1945 terkait anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN,kini terjawab sudah.Sejak tahun pertama kepemimpinan SBY,isu ini sudah disuarakan banyak pihak.Namun,baru untuk APBN 2009 bisa direalisasikan. Bagi kalangan tenaga pendidik dan seluruh stakeholder di bidang pendidikan, tentu saja ini merupakan angin segar.

Sebab harapan akan perbaikan kualitas pendidikan di negeri ini kembali berembus. Selama pemerintahan SBY, anggaran pendidikan memang selalu naik per tahunnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS),pada 2004,anggaran pendidikan masih sekitar Rp21,1 triliun,Pada 2005, naik menjadi Rp78,5 triliun.

Tahun berikutnya,naik sebesar Rp122,9 triliun,dan 2007 menjadi Rp142,2 triliun. Tahun lalu,anggaran kembali naik menjadi Rp154,2 triliun. ”Alhamdulillah,anggaran pendidikan sebesar 20% dapat dipenuhi meskipun defisit anggaran harus dinaikkan sebesar Rp20 triliun atau menjadi 1,9% dari produk domestik bruto (PDB),”jelas Presiden,waktu itu.

Alokasi dana yang besar itu sedianya digunakan untuk menuntaskan pelaksanaan program wajib belajar sembilan tahun,baik melalui Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) maupun Departemen Agama (Depag). Di bidang pangan, Presiden SBY pun bisa berbangga. Rapornya kali ini dianggap cukup memuaskan.

Pada 2008,Indonesia kembali meraih predikat swasembada beras.Prestasi ini dicapai di tengah situasi ekonomi dunia yang tidak menentu, saat dunia internasional maupun Badan Dunia PBB Urusan Pangan (FAO) kebingungan tentang ancaman krisis pangan sebagai dampak perubahan iklim.

Indonesia justru melenggang karena yang ada surplus produksi beras. ”Mungkin fakta ini belum banyak diketahui masyarakat.Tahun ini kita kembali mencapai swasembada beras,” kata Presiden SBY di depan Rapat Paripurna DPR, (15/8/2008) pagi,di Gedung DPR/MPR, Jakarta. Untuk itu,SBY menargetkan untuk meningkatkan surplus beras.

Pada 2008,produksi beras Indonesia mencapai 3,1 juta ton atau setara dengan 5 juta ton gabah kering.Dengan jumlah tersebut,Indonesia tidak perlu melakukan impor beras. Yang tak kalah menarik dari kebijakan Presiden SBY, adalah pemberantasan korupsi.

Tercatat, Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia pada 2008 mengalami peningkatan sebesar 0,3 dibanding 2007 menjadi 2,6.Perang melawan kejahatan korupsi terdengar lebih gencar pada 2008.Masyarakat juga melihat political will pemberantasan korupsi SBY tanpa pandang bulu,sekalipun pada kerabatnya

sumber : ks
»»  READMORE...

Puasa Pertama Membara 47 Jiwa di Sungai Dama Kehilangan Tempat Tinggal

Di bulan Ramadan ini, warga memang harus patut waspada terhadap bahaya kebakaran. Terbukti, di hari pertama pelaksanaan ibadah puasa, Senin (1/9) kemarin, peristiwa kebakaran terjadi di Jl Jelawat, Gang Musi, RT 21-22, Kelurahan Sungai Dama.

Meski tidak ada korban jiwa, peristiwa kebakaran yang terjadi sekitar pukul 15.00 Wita hingga 16.00 Wita itu menghanguskan 5 bangunan pemukiman penduduk dan sebanyak 47 jiwa dari 13 kepala keluarga (KK) terpaksa harus kehilangan tempat tinggal.

“Informasi sementara yang berhasil kami himpun, sumber api berasal dari atap rumah salah seorang korban. Besar kemungkinan, penyebab kebakaran karena korslet arus pendek jaringan listrik PLN,” terang salah seorang anggota Polsekta Samarinda Ilir Andrias, saat dikonfirmasi di lokasi musibah.

Sementara, Staf Kelurahan Sungai Dama Masnur menjelaskan, bangunan yang terbakar memang hanya 5 unit tapi jumlah korbannya terbilang besar.

“Masalahanya, 5 rumah yang terbakar itu rata-rata ukurannya seperti rumah bangsalan. Bedanya, yang tinggal di rumah itu bukan penyewa melainkan satu rumpun keluarga,” terang Masnur.

Dari 5 bangunan yang terbakar sore itu, korbannya sebagian besar warga keturunan etnis Tionghoa yang sudah puluhan tahun bermukim di kawasan Jl Jelawat. Kawasan padat penduduk. Beruntung, tim Pemadam Kebakaran (PMK) Samarinda bergerak sigap. Sehingga kobaran api bisa segera dikuasai sebelum menjalar ke bangunan lain di sekitarnya.

sumber : sp
»»  READMORE...

Pesan Al Qaeda: Bebaskan Tawanan Mujahidin Indonesia!

Pesan-pesan yang mengatasnamakan Al Qaeda Asia Tenggara kembali muncul di internet. Sebelumnya, pascapeledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton muncul pernyataan di blog http://mediaislam-bushro.blogspot.com- yang menyatakan Noordin M Top bertanggung jawab dalam aksi jihad tersebut.

Kali ini beredar pesan berbahasa Melayu merespons tindakan polisi Indonesia pada 3 Juli 2008. Pernyataan tersebut dikeluarkan Abu Ubaidah, selaku Muhajir dan Mujahid Pattani Darussalam, merangkap Jeneral Awwal Tandzim Al Qaeda Bahagian Asia Tenggara.

Namun pernyataan yang dirilis blog Pattani Darussalam - Khattab Media Publication, tidak tercamtum reaksi terhadap penangkapan sejumlah pelaku teror pascapeledakan dua hotel mewah di Mega Kuningan tersebut.

Berikut isi pernyataan bertajuk "Bebaskan Tawanan- Anjuran Kepada Kaum Muslimin Indoensia" :

Bismillahirrahmanirrahim

KENYATAAN MEDIA RASMI

Majlis Asy-syura Al-Mujahidin
Tandzim Al Qaeda Bahagian Asia Tenggara
Kepada: Seluruh Kaum Muslimin Terutamanya Kaum Muslimin di Indonesia

Assalamualaikum,
Perkara: Bebaskan Tawanan! - Anjuran Kepada Kaum Muslimin di Indonesia

Segala puji bagi Allah yang menganugerahkan Jihad fi Sabililah sebagai peneguh kemuliaan Kaum Muslimin serta shalawat dan salam atas Nabi Muhammad Sallallahualaihi Wasallam yang menjadi ikutan terbaik bagi ummah ini.

Amma Ba'du,
Daripada Abu Musa, dia berkata bahawa Rasulullah Sallallahualaihi Wasallam bersabda: Bebaskan tawanan, berilah makanan kepada orang yang lapar dan jenguklah orang yang sakit. (Sahih Jamius Saghir)

Pada 3 Julai 2008, Pihak Polis Kerajaan Thagut Indonesia telah membuat sidang media dan di dalam majelis itu, mereka mendakwa telah menangkap beberapa orang kaum Muslimin yang dikatakan merancang melakukan letupan di beberapa tempat di Indonesia.

Penangkapan mereka adalah sesuatu yang tidak harus dipandang sepi. Umat Islam harus bereaksi. Mereka yang tertawan telah memberikan sesuatu untuk Islam. Apa pula sumbangan kita? Paling tidak kita harus berusaha membebaskan mereka. Bukan dengan perundingan untuk membebaskan mereka semata-mata tetapi juga dengan penggunaan senjata.

Adakah penangkapan demi penangkapan oleh Kerajaan Thagut Indonesia harus dibiarkan begitu sahaja? Adakah kita mahu penjara-penjara di Indonesia terus-menerus dipenuhi dengan Mujahidin dan penyokong-penyokong Mujahidin? Adakah kita sanggup hidup terus menerus dalam keadaan yang selesa, dengan segala kemewahan dan kesenangan hidup, sedangkan mereka yang tertawan terpaksa hidup dalam penderitaan? Dan, adakah kita nanti hanya mahu menangisi dan memuji tokoh-tokoh jihad semisal akhi Imam Samudera, setelah dia syahid dibunuh Pasukan Penembak tanpa mahu melakukan sesuatu untuk memastikan pembebasannya?

Justeru, bangunlah wahai jiwa. Bangunlah daripada kelemahan kamu. Kami menganjurkan kaum Muslimin, terutama di Indonesia, untuk melakukan apa-apa sahaja cara yang syarie untuk menyelamatkan seluruh Ikhwanul Mujahidin yang sedang tertawan. Antara cara yang dianjurkan ialah:

Menyerang penjara/tempat Ikhwanul Mujahidin ditawan untuk membebaskan mereka jika ada kemampuan untuk melakukan penyerangan sebegitu; Menawan tebusan daripada kalangan Polis atau Tentera Kerajaan Thagut Indonesia supaya mereka dapat dijadikan tukaran untuk Mujahidin yang tertawan;

Menawan tebusan daripada kalangan pelancong asing terutama daripada Amerika Syarikat, Thailand atau sekutu-sekutunya untuk dijadikan tukaran untuk Mujahidin yang tertawan di Indonesia; Memulakan penyerangan hendap terhadap Polis atau Tentera Kerajaan Thagut Indonesia secara berkala dan kerap dalam usaha mengugut mereka agar mereka membebaskan keseluruhan Mujahidin yang tertawan.

Justeru, apa yang perlu ialah mengumpulkan kekuatan dan bertindak. Percayalah kepada Allah. Dia pasti membantu orang-orang yang beriman:

Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (Dien) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (Surah Muhammad ayat 7)

Kepada pihak-pihak yang meninggalkan jihad dan tetap tidak mahu menyelamatkan kaum Muslimin yang tertawan dengan pelbagai alasan, misalnya dengan mengatakan "Indonesia aman, Jihad hanya dibolehkan di tempat konflik", kami katakan: "teruslah dengan alasan palsu itu, dan itu tidak lain hanya akan membawa kamu kepada kehinaan." Adakah aman namanya jika ada kaum muslimin yang tertindas? Adakah aman namanya jika pemerintah akan menawan/menangkap kita hanya lantaran Iman dan Jihad kita?

Apa pun, peluang masih terbuka. Bukan sekadar untuk memberikan makan anak dan isteri Mujahidin yang tertawan. Yang lebih penting, bebaskan yang tertawan itu sendiri. Itulah kewajiban kita. Laksanakannya atau kita pasti menerima kesannya.

Dan kemenangan itu milik Allah seluruhnya.

Allahuakbar! Allahuakbar! Allahuakbar!

Abu Ubaidah
Muhajir dan Mujahid Pattani Darussalam
Merangkap Jeneral Awwal Tandzim Al Qaeda Bahagian Asia Tenggara

sumber : oz
»»  READMORE...

Situs Al Qaeda Nongol, Lapas Ketatkan Pengamanan

Munculnya sebuah situs yang mengatasnamakan Al Qaeda dan menuntut dibebaskannya seluruh tahanan kasus terorisme di Indonesia, membuat seluruh lembaga pemasyarakatan (Lapas) di Jawa Tengah meningkatkan pengamanannya.

Meskipun situs berbahasa Melayu itu belum dipastikan kebenarannya, pihak Dephukham tidak mau lengah menghadapi ancaman itu.

"Kita tidak boleh lengah terhadap ancaman tersebut. Saya sudah perintahkan untuk meningkatkan pengamanan di seluruh Lapas di Jateng. Di provinsi ini ada 23 orang tahanan kasus terorisme yang ditahan di 4 lapas. D Jawa Tengah ada 44 buah lapas," jelas Bambang Winahyo, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Hukum dan HAM Jawa Tengah, Sabtu (22/8/2009).

Namun demikian demi keamanan dan mengamankan lapas-lapas tersebut dari serangan Al Qaeda, Bambang enggan mengatakan ke 4 lapas yang terdapat tahanan kasus terorisme.

Peningkatan keamanan dilakukan dengan menambah tenaga piket dan melakukan koordinasi tambahan dengan pihak kepolisian. Gerak-gerik para tahanan terorisme itu pun akan selalu diawasi secara khusus.

Namun demikian Bambang secara tegas menyatakan bahwa para tahanan kasus teror masih bisa dikunjungi oleh keluarga dan kerabat.

"Itu merupakan hak mereka dan sudah diatur dalam undang-undang. Namun kita akan tetap pantau pelaksanaan kunjungannya. Siapa yang mengunjungi dan itu semua ada laporan resmi dan koordinasi dengan pihak Densus 88. Karena siapa tahu di antara pengunjung itu ada yang merupakan anggota jaringan terorisme," paparnya.

Menurut analisis Bambang, Lapas di Jateng dipilih digunakan untuk menahan tahanan kasus terorisme karena terdapat kawasan Nusakambangan yang memiliki fasilitas bagus dalam pengawasan keluar masuk.

"Selain itu, ternyata kebetulan para tahanan kasus terorisme itu kebanyakan warga asal Jawa Tengah," kata Bambang Winahyo

sumber : oz
»»  READMORE...

Deplu Siaga Pengamanan Sambut Obama

Juru Bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) Teuku Faizasyah mengatakan, belum ada pembatalan rencana kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama ke Indonesia.

Deplu akan mempersiapkan secara optimal, terutama masalah keamanan. “Sejauh ini kita tidak mendengar ada berita pembatalan, belum ada perubahan sikap, kunjungan masih on,” kata Faizasyah di Ruang Palapa, Gedung Deplu, Jakarta, kemarin, terkait rencana kunjungan Obama pada akhir 2009.

Menurut dia, pascaledakan dua bom di dua hotel berbintang di Jakarta Juli lalu bahkan belum ada informasi perubahan sikap dari Gedung Putih. Saat ditanya mengenai ada pemberitaan media yang menyebutkan bahwa kunjungan Obama akan menjadi salah satu target serangan kelompok teroris asal Malaysia Noordin M Top, Faizasyah mengatakan, Deplu belum dapat memastikan apakah informasi itu bersumber dari fakta atau analisis.

“Kami juga mengikuti dari media terbuka tentang skenario itu, tapi kami optimal menyiapkan kedatangan (setiap tamu negara) termasuk pengamanannya,” ujarnya. Setelah mengikuti pertemuan puncak Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Singapura, November 2009, Obama direncanakan mengunjungi negara-negara di kawasan Asia. Negara-negara yang akan dikunjungi Obama diperkirakan antara lain Korea Selatan, China, Jepang, dan Indonesia

sumber :ks
»»  READMORE...

FPI Samarinda unjuk gigi

SAMARINDA. Bulan Ramadan 1430 Hijriyah atau tahun 2009 dimulakan hari ini. Beberapa hari lalu, Walikota Samarinda Drs H Achmad Amins MM telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 503/166/BPPTSP/VIII/2009 tentang penutupan tempat prostitusi alias lokalisasi dan mengatur tempat waktu hiburan malam (THM) tertentu mulai H-3 hingga H+3 Ramadan.

Baru diberlakukan, sejumlah pelanggaran terjadi. Seolah 11 bulan bebas beroperasi, oleh si pengusaha, dirasa tak cukup untuk mengeruk uang sebanyak-banyaknya. Jadi meski susart edaran itu sudah dikeluarkan, sejumlah pengusaha THM atau sejenisnya, tetap saja masih beroperasi.

Contoh saja Lokalisasi Bandang Raya Solong, Samarinda Utara. Sejauh ini, "polisi" Pemkot Samarinda yakni Satpol PP belum bertindak tegas atau dengan kata lain mendatangi lokalisasi itu untuk melakukan penertiban.

Meski demikian, Satpol PP menyisir sejumlah tempat yang ditengarai masih menjalankan aktivitas yang dilarang oleh Pemkot. Dugaan itupun terbukti. Sebuah hotel berbintang empat di kawasan Samarinda Ilir, ternyata masih mengoperasikan fasilitas spa dan pijat. Jelas-jelas melanggar aturan itu, petugas Satpol PP pun mengiring 4 wanita yang diduga terapis di panti pijat dan spa itu, ke markas Satpol PP Jl Cempaka. Operasi itu digelar Kamis (20/8) lalu.

Masih di kawasan yang sama, Satpol PP juga berhasil menemukan aktivitas yang dilanggar oleh sebuah usaha permainanan ketangkasan. Semestinya permainan itu hanya boleh dibuka dari pukul 10.00 Wita hingga 17.00 Wita. Selebihnya ditutup guna menghormati umat Islam yang menjalankan ibadah tarawih.

Tidak hanya di lokasi itu, di Jl Pelabuhan, ditemukan masih beroperasi hingga malam yang diramaikan pengunjung remaja. Dari kedua lokasi itu, petugas Satpol PP mengamankan dua unit server komputer.

Sejurus kemudian, Satpol PP kemudian menyisiri Jl Mulawarman Gang Tikus. Ini untuk menindaklanjuti laporan warga atas aktivitas prostitusi di tempat itu. Ternyata hingga pukul 22.30 Wita, tidak ada aktivitas tersebut di kawasan itu. Disinyalir, mereka masih praktik itu namun di luar jam tersebut. Satpol PP pun berencana untuk kembali ke lokasi di lain waktu.

Banyaknya keluhan warga terkait mangkalnya "perempuan malam" dan waria di kawasan Citra Niaga, juga mengharuskan Satpol PP bertindak. Namun target operasi tidak ditemukan.

Begitu pula di kawasan Tepian Mahakam, adanya kafe remang-remang selama Ramadan juga menjadi target operasi. Namun sejak Kamis lalu tidak ditemukan beroperasi.

"Penertiban ini kami gelar jelang dan selama Ramadan. Penertiban itu juga sebagai wujud perhatian dan penyambutan pemerintah terhadap bulan Ramadan," tandas Kepala Satpol PP Samarinda Abdul Hair kepada Sapos kemarin.

Dalam operasi penertiban itu, yang menjadi sasaran adalah tempat hiburan dan minuman keras (miras) yang ada di Kota Samarinda. Bila berupa tempat hiburan, maka dilakukan penutupan tempat. Sedangkan untuk miras, barangnya langsung diamankan.

Disinggung mengenai masih beroperasinya Lokalisasi Bandang Raya Solong, Hair membenarkannya. Namun dia mengaku pihaknya tidak bisa bekerja sendiri alias harus berkoordinasi dengan instansi terkait. "Dari pengecekkan anggota di sana (Bandang Raya Solong, Red) memang jelang Ramadan masih buka terus. Untuk penertiban di lokalisasi ini, harus tim gabungan yang turun," ungkapnya.

sumber :sp
»»  READMORE...

Bulan Suci Ramadan Momentum Tingkatkan Ketakwaan

TARAWIH PERTAMA, Ribuan jamaah menunaikan salat tarawih hari pertama di Masjid Istiqlal, Jakarta, tadi malam. Hari ini umat Islam menjalani ibadah puasa Ramadan 1430 Hijriah.

JAKARTA (SI) – Ribuan umat Islam memadati Masjid Istiqlal Jakarta, tadi malam. Mereka khusyuk mengikuti salat tarawih berjamaah malam pertama bulan suci Ramadan 1430 Hijriah. Bertindak sebagai imam adalah Rofiuddin Mahfudz dan Ali Hanafiah. Adapun ceramah disampaikan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Prof Dr Nasaruddin Umar.

Nasaruddin, dalam ceramahnya, mengajak umat Islam menjadikan Ramadan sebagai momentum untuk mengubah diri sekaligus meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.“Mari kita jadikan Ramadan ini untuk menjaga tindakan dan meluruskan jalan pikiran,”ujarnya. Pengurus Masjid Istiqlal Sumedi mengatakan, Masjid Istiqlal menyelenggarakan dua kali salat tarawih.

Untuk putaran pertama, jamaah mengikuti tarawih delapan rakaat dengan empat kali salam. Kemudian disambung dengan salat witir. “Kita juga mengakomodasi jamaah yang ingin 23 rakaat,sehingga kita bagi menjadi dua gelombang,”paparnya.

Untuk tarawih hari pertama tadi malam, seharusnya Menteri Agama Maftuh Basyuni memberikan ceramah.Namun karena berhalangan hadir, ceramah disampaikan Nasaruddin Umar.Menteri Agama dijadwalkan hadir di Masjid Istiqlal pada saat buka puasa dan salat tarawih hari ini. Di Surabaya, Jawa Timur, sejumlah masjid dan musala tadi malam dipadati jamaah.

Sejumlah tempat ibadah bahkan harus menyiapkan tenda untuk menampung jamaah yang membeludak. Di Masjid Cheng Ho yang terletak di Jalan Gading,Surabaya, misalnya, ratusan jamaah tumplek mengikuti salat tarawih hingga berada di halaman masjid. Umat Islam, baik yang keturunan Tionghoa maupun penduduk asli pribumi berbaur menjadi satu untuk bermunajat, memanjatkan doa di malam pertama Ramadan.

”Ya, tadi saya mengikuti salat tarawih di Masjid Cheng Ho. Banyak sekali jamaahnya, sampai dipasang tenda untuk menampung,” ujar H Uji,salah seorang jamaah. Seperti tahun-tahun sebelumnya, di Masjid Cheng Ho salat tarawih digelar dua tahap,yakni 11 rakaat dan 23 rakaat.Jamaah yang menginginkan salat 11 rakaat bisa pulang terlebih dulu, sementara yang memilih salat 23 rakaat tinggal melanjutkan.

Pemandangan serupa terlihat di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS). Ribuan jamaah terlihat khusyuk mengikuti salat tarawih 23 rakaat. Untuk 10 rakaat pertama yang bertindak menjadi imam salat adalah H Abd Hamid Abdullah, dilanjutkan 10 rakaat berikutnya selaku imam H Mukafi Sahal.

”Di sini (MAS) memang sehari ada dua imam yang memimpin jamaah, yaitu salat isya dan tarawih 10 rakaat pertama, selanjutnya imam diganti untuk 10 rakaat kedua plus witir,” kata Kepala Humas Masjid Al-Akbar Surabaya Helmy Noor.

Seusai salat tarawih, jamaah juga mendapatkan siraman rohani dari Prof Dr H Ahmad Zahro MA dengan tema Marhaban ya Ramadan. Menurut Helmy, selama sebulan penuh, di MAS sudah dijadwalkan imam salat tarawih maupun penceramah. Tidak hanya di masjid-masjid besar. Di sejumlah masjid dan musala di perkampungan, para jamaah juga terlihat antusias mengikuti salat tarawih.

Di masjid Kelurahan Jemur,Wonosari,misalnya, ratusan jamaah yang merupakan warga sekitar tampak khusyuk mengikuti salat tarawih.Tak terkecuali warga pendatang, seperti mahasiswa yang tinggal di rumah kos di sekitar Jemur,Wonosari. Pemandangan serupa terlihat di musala yang ada di Jalan Mulyosari Selatan.

Bahkan untuk menampung jamaah, takmir musala harus menambah karpet dan tikar untuk dipasang di luar musala. Begitu juga di kawasan Jalan Lebak Timur, masjid di tengah perkampungan penduduk itu juga penuh sesak jamaah yang mengawali malam Ramadan tahun ini. Di Bandung, suasana salat tarawih pertama yang berlangsung di Masjid Raya Bandung Jawa Barat berlangsung khidmat.

Salat tarawih pertama di Masjid Raya dipimpin KH Deden Iskandar. Dalam ceramah Deden mengingatkan bahwa hakikat bulan suci Ramadan adalah berpuasa untuk menahan diri dari segala sesuatu yang membuat iman goyah dan membatalkan puasa. ”Kita harus menahan diri dari berbohong, menyakiti orang lain, sumpah palsu, mengumbar nafsu, berbuat maksiat, dan lain-lain,”imbau Deden.

Dia menuturkan, umat Muslim harus menempatkan dirinya dalam suasana beribadah.“Kewajiban zakat,infak,dan sedekah dan segala jenis amal sosial lain merupakan bentuk ajaran istimewa yang bisa mengantarkan kita pada kesimbangan hidup,”imbuhnya.

Umat muslim di Medan, Sumatera Utara, memadati masjid-masjid di malam pertama pelaksanaan salat tarawih pada awal Ramadan 1430 H tadi malam. Dalam pantauan Seputar Indonesia di Masjid Raya, Jalan SM Raja, dan Masjid Agung di Jalan Diponegoro, jamaah mulai memadati masjid dan bersiap menunaikan salat tarawih pertama sejak pukul 19.00 WIB.

Menurut Ahmad Chairil, salah seorang jamaah di Masjid Raya,jika dilihat dari jumlah jamaah, pelaksanaan salat tarawih tahun ini lebih ramai dibanding tahun sebelumnya. Apalagi, tadi malam tidak ada pemadaman listrik.“Alhamdulillah tahun ini cukup ramai dan untung pula PLN tak matikan listrik,”ujarnya seusai salat.

Dalam pelaksanaan salat di Masjid Raya, jamaah dipimpin oleh imam rawatib Masjid Raya Medan, Khairul Bahri SE. Masjid warisan Kerajaan Deli yang mampu menampung sekitar 3.000 orang itu penuh dengan jamaah lelaki maupun perempuan. Karena tak muat lagi,sebagian jamaah salat di pelataran masjid kebanggaan Kota Medan tersebut.

sumber : ks
»»  READMORE...

Pembunuh Bukan Mujahid

Friday 21 August 2009


Para korban bom Ritz Carlton dan J.W. Marriot

Ketika melayat jenazah dua pelaku teror, Air Setiawan dan Eko Joko Sarjono (Rabu, 12/8/2009), Abu Bakar Baasyir menyebut keduanya sebagai mujahid dan bukan teroris.

Sungguh, sebuah pernyataan yang mengganggu kemanusiaan kita. Baasyir memang dikenal sebagai pejuang formalisasi syariat Islam. Menurutnya, bentuk negara yang dikehendaki (dan diridai) Tuhan adalah negara yang sepenuhnya menegakkan syariat Islam secara formal konstitusional dan bukan (ideologi) ciptaan manusia. Karena itu, dalam banyak kesempatan, Baasyir menyebut pemerintahan Indonesia, termasuk SBY, adalah pemerintahan yang thagut (tiran; model yang dianut Fir'aun), yang zalim, kafir, dan munafik (seperti disebut oleh Surat Al-Baqarah).

Dalam konteks inilah seseorang mesti berjihad; memperjuangkan bentuk negara dengan model konstitusi Islam dan berperang melawan musuh-musuhnya. Semua pelaku teror yang siap meledakkan bom pasti atas nama jihad. Ideologi ini sudah sedemikian mantap menancap dalam pikiran dan keyakinan mereka, karena dalam Islam tak ada pahala yang lebih tinggi dan agung selain berjihad. Seorang mujahid akan menjadi "pengantin" surga, dan surganya pun tidak tanggung-tanggung- surga yang paling tinggi bersama para nabi dan kekasih (awliya) Tuhan.

Benarkah kaum teroris adalah mereka yang berjihad dengan kompensasi pahala tersebut? Kita perlu melihat konsep jihad itu secara utuh. Jika merujuk pada Alquran, kitab suci itu menggunakan dua istilah yang berbeda, tetapi maknanya sering disamakan: jihad dan qital. Jihad berarti perjuangan dalam arti yang umum, sementara qital berarti peperangan. Karena itu harus dipahami jika Alquran menggunakan ayat jihad artinya adalah perjuangan dalam makna yang umum; sementara bila menggunakan ayat qital, artinya sudah khusus peperangan.

Perbedaan dua istilah Alquran itu berpulang pada dua sebab. Pertama, ayat jihad telah turun sejak periode Islam Mekkah, ketika tidak pernah terjadi satu pun peperangan, jihad dalam periode Islam Mekkah adalah jihad nonperang. Sangat mustahil bila jihad pada periode ini dimaknai sebagai peperangan. Jihad yang bukan qital ini bisa kita temukan dalam Surat Al-Furqan ayat 52, An-Nahl ayat 110, Luqman ayat 15, dan Al- Ankabut ayat 69. Adapun ayat-ayat qital hanya turun pada periode Madinah yang penuh dengan gemuruh peperangan.

Kedua, aktivitas perang dalam Alquran memang menggunakan ayat-ayat qital secara jelas, bukan dengan ayat jihad. Surat Al-Hajj ayat 39 menyebutkan telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi. Demikian juga surat Al-Baqarah ayat 190 yang berbunyi dan perangilah (qatiluu) orang-orang yang memerangimu. Nah, ketika ayat-ayat jihad kembali turun pada periode Madinah, tidak terelakkan muncul makna kontekstual waktu sebagai "perang".

Dari sinilah sumber masalah muncul: menyamakan atau menafsirkan ayat jihad dengan ayat qital. Kaum teroris atau mereka yang seideologi selalu mengunci kata jihad dalam konteks peperangan saja. Padahal, menurut Gamal al-Banna-adik bungsu pendiri Ikhwan al-Muslimin: Hasan al-Banna-dalam Al-Jihad, jihad dan qital harus dibedakan secara jelas dan tegas. Jihad tidak identik dengan qital, meskipun qital pada zaman Nabi merupakan salah satu bentuk dari jihad.

Baginya jihad adalah mabda' (prinsip) yang abadi dalam arti dan bentuk yang umum dan seluas-luasnya, sedangkan perang hanyalah medium (washilah), yang tidak prinsipal dan sangat situasional. (Mohamad Guntur Romli, Memaknai Kembali Jihad, 2006).***

Harus diakui, Alquran memang kitab suci yang terbuka untuk ditafsirkan sesuai dengan pengetahuan, pengalaman, kecenderungan dan selera sang penafsir. Namun, harus diyakini pula bahwa kebenaran mutlak/pasti makna ayat-ayat Alquran hanya Tuhan saja yang mengetahui.

Manusia tahu, tapi pengetahuan atau kebenaran pengetahuannya bersifat relatif: bisa salah bisa pula mendekati kebenaran. Kebenaran mutlak milik Tuhan belaka. Karena itu, ulama-ulama tafsir, terutama yang klasik, dengan rendah hati selalu mengakhiri uraian tafsirnya dengan mengatakan wallahu a'lam bish-shawab (Allah yang lebih tahu kebenarannya) atau Allahu a'lam bimuradihi (Allah yang lebih mengetahui maksudnya). Dengan demikian, kita tidak dapat menafsir firman-firman Tuhan dengan natur ketuhanan.

Yang dapat kita lakukan adalah menafsir Tuhan (agama) dengan natur kemanusiaan kita. Fitrah kemanusiaan kita cenderung mendorong kita untuk hidup: untuk membangun, bukan untuk mati; bukan untuk merusak, apalagi membunuh. Ada adagium yang berbunyi, "Senjata tidak membunuh orang, oranglah yang membunuh sesamanya." Pepatah ini mengandung arti, agama bukanlah masalah, tetapi oranglah yang menjadi masalah.

Sama dengan perkataan Ali bin Abi Thalib, "Alquran itu adalah teks yang diam, manusialah yang membunyikannya (dan memberi makna)." Atau pendapat seorang pakar komunikasi modern, "The words can not means but the people mean," kata-kata tidak bisa memberi makna, manusialah yang memberi makna atau menafsirkannya. Karena Tuhan tidak bisa ditanya maksud dari setiap kata-kata sabda-Nya, maka manusialah yang menafsir dan memberi makna.

Karena manusia adalah makhluk Tuhan yang paling mulia, agung dan bermartabat, maka interpretasi dan artikulasi atas setiap teks-teks Tuhan dalam kitab suci-Nya mesti dalam konteks menyelamatkan, menghargai dan mencintai manusia, bukan malah menyakiti atau membunuhnya. Mayoritas ulama Islam yang waras dan sehat tetap sepakat bahwa kita tidak sedang dalam keadaan perang fisik atau diperangi secara fisik oleh "orang-orang kafir".

Negeri kita adalah "negeri yang damai" (dar al-salam), bukan negeri Islam (dar al-Islam), tetapi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan hukum positif kita telah sesuai dengan "ruh" atau "substansi" syariat Islam. Karena itu tidak alasan syar'i untuk melakukan qital. Boleh saja kaum teroris mengklaim bahwa apa yang mereka lakukan adalah perintah dan atas nama Tuhan, tetapi natur keberagamaan kita yang humanis tidak dapat menerima hal itu.

Orang yang melakukan bunuh diri dan membunuh orang adalah pembunuh, bukan mujahid. MUI telah berfatwa bahwa perbuatan mereka terkutuk dan bukan jihad, kematian mereka pun bukan mati syahid. Dalam perspektif makna jihad yang humanis, Quraish Shihab menegaskan bahwa memberantas kebodohan, kemiskinan, korupsi, dan penyakit adalah jihad yang tak kurang pentingnya daripada mengangkat senjata. Dulu, ketika kemerdekaan belum diraih, jihad mengakibatkan terenggutnya jiwa, hilangnya harta benda, dan terurainya kesedihan dan air mata.

Kini, jihad harus membuahkan terpeliharanya jiwa, terwujudnya kemanusiaan yang adil dan beradab, melebarnya senyum dan terhapusnya air mata, serta berkembangnya harta benda (Shihab, Wawasan Alquran, 1996). Singkat kata, untuk dunia kita saat ini jihad berarti menghidupi dan membangun, bukan membunuh atau merusak.

Hal yang tak kalah penting, jihad juga berarti mengekang hawa nafsu, yang dalam pengertian spesifiknya adalah melakukan ibadah puasa seperti yang akan kita jalani sebentar lagi. Waallahu a'lam bishshawab

sumber : okezone
»»  READMORE...

Teroris Sangat Mungkin Menyalurkan Dana Kontan di Indonesia

Terorisme sangat mungkin melakukan pendistribusian dana dalam bentuk kontan secara aman di Indonesia. Tak hanya terorisme, para penyalur narkoba pun menemukan cara aman untuk mengatur transaksi mereka.

Hal tersebut disampaikan pengamat terorisme Andi Wijayanto saat dihubungi okezone, Jumat (21/8/2009).

Menurutnya tidak heran jika di Indonesia aktivitas kriminal melakukan pendistribusian uang secara aman.

"Transaksi narkoba dibarengi dengan maraknya kasus pencucian uang. Mereka seperti menemukan jalannya," ungkap Andi. Dia menambahkan, untuk kasus terorisme ini, sangat mungkin pelaku memasukkan menemukan cara dan metode penyelundupan dana kontan ke Indonesia, misalnya dengan berkedok pengiriman barang.

Menurutnya, uang itu bisa saja diselundupkan dari Pakistan, Thailand, Filipina, dan Malaysia.

Lebih lanjut Andi memaparkan, uang tersebut didapat dari donor individu yang berasal dari Timur Tengah. Hanya saya dia menegaskan, bisa jadi sang donatur tidak mengetahui untuk apa uang yang disumbangkan.

"Mereka (donatur) tahunya uang digunakan untuk menyumbang kegiatan sosial di suatu daerah," jelasnya.

Meski demikian, Andi menuturkan, sangat mungkin dana itu diberikan oleh individu yang memang bersimpati dengan gerakan Al Qaeda

sumber : oz
»»  READMORE...

Obama: Ali Mohmet al-Megrahi Seharusnya Tahanan Rumah

Barak obama yang berada di Ghana terlibat wawancara ekslusif dengan wartawan CNN

Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Kamis (20/8) waktu setempat, mengatakan, pembebasan pembom Lockerbie yang akan meninggal oleh pemerintah Skotlandia adalah "kesalahan". Menurut dia, pembom itu seharusnya ditempatkan dalam tahanan rumah waktu kembali ke Libia.

"Kami telah berhubungan dengan pemerintah Skotlandia, mengindkasikan bawa kami berkeberatan dengan itu, dan kami kira itu merupakan kesalahan," kata Obama kepada wartawan sebuah radio AS ketika memberikan tanggapan pertamanya terhadap putusan tersebut.

"Kami sekarang telah berhubungan dengan pemerintah Libia dan ingin meyakinkan bahwa jika pemindahan itu sudah terjadi, ia tidak disambut baik dengan beberapa cara, tapi sebaliknya, seharusnya menjadi tahanan rumah," tambahnya.

Abdelbaset Ali Mohmet al-Megrahi yang sakit dalam stadium akhir, satu-satunya orang yang pernah dihukum karena pemboman Lockerbie 1988 yang menewaskan 270 orang, pulang ke Libia dari Skotlandia Kamis setelah dibebaskan dengan alasan perasaan belas kasihan.

Laporan dari Libia mengatakan, ia disambut seperti pahlawan oleh ratusan orang yang bergembira di bandara Tripoli

sumber : kmps
»»  READMORE...

Megrahi, Pembom Pesawat AS Disambut Bak Pahlawan

Pria Libya yang dipenjara di Skotlandia karena meledakkan pesawat AS di atas kota Lockerbie pada 1998 tiba di rumahnya di Libya setelah dinyatakan bebas. Ia bahkan disambut bak pahlawan oleh pemerintah dan rakyat Libya.

Pemerintah Skotlandia membebaskan Abdelbaset Ali Al Megrahi yang kini berusia 57 tahun dan menderita kanker prostat karena alasan kemanusiaan. Sesuai catatan medis, Megrahi diperkirakan hanya mampu bertahan tiga bulan akibat penyakitnya.

Presiden AS Barack Obama mengatakan pembebasan itu adalah kesalahan, dan sejumlah keluarga korban warga AS berekasi marah. Sebagian besar 270 korban tewas dalam pengemboman itu warga Amerika. Obama menyebut seharusnya Megrahi tidak disambut sebagai pahlawan dan ditempatkan sebagai tahanan rumah.

Namun, faktanya ratusan orang mengibarkan bendera Libya dan Skotlandia saat pesawat yang membawa Megrahi mendarat di bandara Tripoli, Kamis (20/8) waktu setempat. Selama beberapa menit ia kemudian melepas kangen dengan ibunya yang renta.

"Orang ini tidak bersalah, terima kasih Tuhan dia pulang. Ini hari membahagiakan bagi seluruh rakyat Libya," kata seorang pria di Tripoli.

Pesawat yang membawa Megrahi pulang adalah milik pemimpin Libya Kolonel Moammar Khadafi. Saat tiba, ia didampingi putra Khadafi, Seif Al-Islam Khadafi. Seif menggambarkan pembebasan Megrahi sebagai langkah berani dari pemerintah Inggris dan Skotlandia. Media-media setempat melaporkan Megrahi kemungkinan akan bertemu Khadafi, Jumat.

sumber : kmps
»»  READMORE...

Awang Dharma Bhakti,Mantan Kepala Dinas Kimpraswil Kaltim Dituntut 30 Bulan

Mantan Kepala Dinas Pekerjaan Permukiman dan Prasarana Wilayah Kalimantan Timur Awang Dharma Bhakti yang diduga terlibat kasus korupsi proyek jalan Talisayan-Tanjung Redeb senilai Rp 33 miliar, dituntut tim jaksa penuntut umum (JPU) dengan hukuman 2 tahun 6 bulan penjara.

Tim JPU Kejati Kaltim menyatakan, Awang secara bersama-sama turut serta melakukan tindak pidana korupsi. Hal tersebut terungkap dalam sidang pembacaan tuntutan terdakwa Awang Dharma Bhakti yang dibacakan jaksa Abdullah Noer Deny SH didampingi Eko Nugroho SH di PN Samarinda, Kamis (20/8).

Dalam berkas tuntutan setebal 130 halaman itu Awang dinyatakan terbukti secara bersama dan turut serta melakukan tindak pidana sebagaimana diungkapkan dalam dakwaan subsidair. Karena itu JPU mendesak majelis hakim untuk menjatuhkan hukuman yang setimpal dengan perbuatan terdakwa.

Dalam berkas tuntutan yang dibacakan ketua tim JPU Abdullah Noer Deny juga disertakan hal-hal yang memberatkan dalam tuntutan jaksa. "Perbuatan terdakwa mengakibatkan kerugian negara. Sedangkan hal-hal yang meringankan antara lain terdakwa bersikap sopan, mempunyai tanggungan keluarga, dan belum pernah dihukum," ucap Deny dalam berkas tuntutan yang dibacakannya.

Hasil audit investigasi BPKP Kaltim menyebut adanya kekurangan volume pekerjaan untuk empat item, yakni galian tanah biasa, pekerjaan land clearing, penyiapan badan jalan, dan pembangunan jembatan darurat, sehingga menimbulkan kerugian negara sebesar Rp 1.860.240.294.

Majelis hakim yang dipimpin Tumpal Napitupulu SH didampingi hakim anggota Polin Tampubolon SH dan Hendri Tarigan SH akan melanjutkan sidang pembelaan tanggal 31 Agustus mendatang.

Hanya keluarkan SPK.

Penasihat Hukum terdakwa, Arjunawan SH, menilai, tuntutan tim JPU tidak terbukti dan terkesan keliru menuntut kliennya. Kata dia, kliennya tidak terbukti melakukan perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian negara.

"Tuntutan JPU tidak benar, itu keliru tuntutannya. Unsur perbuatan melawan hukumnya saja tidak terbukti, sehingga tidak terbukti adanya penyalahgunaan jabatannya. Kalau unsur perbuatan melawan hukumnya itu tidak terbukti, apa yang mau dituntut. Seharusnya tuntutannya itu tidak terbukti melawan hukum," kata Arjunawan, sesusai sidang.

Ia mengungkapkan, keterlibatan Awang dalam kasus ini tidak terbukti. Pasalnya, hanya dengan mengeluarkan surat-surat keputusan dianggap dapat menimbulkan kerugian negara. "Kebijakan klien saya itu tidak ada hubungannya dengan kerugian negara. Pak Awang hanya mengeluarkan surat perintah kerja (SPK), di mana kaitannya dengan kerugian negara," ungkapnya.

Awang, lanjut Arjunawan, dianggap tidak menerima surat pertanggungjawab (SPJ) proyek tersebut. Malah pimpinan proyek (pimpro Ersani) menyerahkan SPJ itu langsung kepada Gubernur Kaltim saat itu. "SPJ proyek itu pertanggungjawabannya tidak ke kepala dinas PU, tapi langsung ke Gubernur," katanya.

sumber : kmps
»»  READMORE...

Saefuddin Pernah Dakwah Soal Jihad Bunuh Diri

Sahabat Saefuddin Jaelani, Citra Raharja, menceritakan banyak hal mengenai masa lalu serta perjalanan tersangka teroris yang diduga merekrut dua eksekutor pengeboman dua hotel di Mega Kuningan, Jakarta Selatan.

Citra mengenal Syaefudin kerap menyampaikan dakwah kepada jamaahnya.

Isi ceramah Syaefudin, kata Citra, pernah berisi tentang konsep jihad yang menceritakan konsep bunuh diri dan mati syahid. "Saya pernah juga diajarin aliran itu, tapi saya gak mau. Saya juga tak terlalu ngerti tentang konsepnya, cuma pernah sampaikan konsep jihad pada saat ceramah," ungkapnya di Jalan Giring-Giring 2, RT 009/ 013, Mekarjaya, Sukmajaya, Depok.

Terkait rencana pengeboman, Citra mengaku tak pernah mendengar rencana yang akan dilakukan oleh Saefuddin. "Dia sih gak pernah cerita soal bom, dia juga gak pernah nyinggung soal Amerika, kadang ceramah pakai tema yang sedang ada momennya seperti maulid, atau puasa," terangnya.

Citra juga sering diajak berkeliling Indonesia seperti Yogyakarta dan Bandung, bahkan Saefuddin sering menginap di rumahnya.

Saefuddin Jaelani pernah tinggal di Depok selama 17 tahun bersama orangtuanya, kemudian pindah pada 1996 ke daerah Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Saefuddin merupakan saudara kandung buronan yang diduga terlibat pengeboman Hotel JW Marriot dan Rittz Carlton, yaitu Muhammad Syahrir. Dia juga ipar dari Ibrohim, penata bunga Hotel Ritz Carlton yang tewas dalam penggerebekan Densus 88 di Temanggung, Jawa Tengah, 8 Agustus lalu.

sumber : oz
»»  READMORE...

Teroris Bisa Dicuci Otak Lewat Karya Tulis

Pembinaan terhadap pelaku terorisme bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan membuat karya tulis.

Menurut pemerhati teroris Mardigu WP, cara ini terbukti efektif di China ketika pemerintahnya mendoktrin soal komunisme.

"Kalau mereka dipenjara 3 tahun, mereka akan disuruh membuat karya tulis sampai tulisannya bagus dan sesuai keinginan pemerintah," kata Mardigu saat berbincang lewat telepon, Kamis (20/8/2009).

Ia menambahkan, para terpidana tersebut tidak akan dibebaskan sebelum dinyatakan 'lulus'. Teknik doktrin seperti ini diharapkan efektif dalam menangani pola pikir para teroris.

"Kalau sudah disuruh membuat tulisan berulang-ulang, mereka dipaksa memikirkan sebuah keindahan yang baru," jelasnya.

Jika diterapkan di Indonesia, ia menilai harus diimbangi dengan fasilitas penunjang yang memadai. Terutama soal pemisahan penjara bagi pelaku terorisme dengan kriminal lainnya.

"Idealnya dibagi 3, penjara narkoba, penjara kriminal biasa dan teroris," kata ahli hipnoterapis yang pernah dilibatkan dalam penanganan teroris ini.

sumber : dn
»»  READMORE...

Sumber Dana Teroris Diselidiki

Markas Besar Polri mengakui Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror telah menangkap Iwan Herdiansyah, 27, dan Ali Muhammad di Kuningan, Jawa Barat, dengan dugaan keterlibatan mendanai jaringan teroris.

Ali Muhammad bahkan diduga sebagai warga negara asing. ”Ali dan Iwan dalam pemeriksaan tim, sejauh mana keterlibatannya, kaitannya dengan negara lain soal pendanaan,” kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna saat konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, kemarin.

Dia memaparkan, sebenarnya Iwan dan Ali belum akan ditangkap oleh tim Densus 88.Anggota Densus 88 berada dalam posisi menguntit keduanya agar bisa diketahui secara jelas masalah pendanaan jaringan teroris. Namun, dengan alasan media sudah mengekspos, tim terpaksa melakukan penangkapan agar yang bersangkutan tidak kabur. ”Karena teman-teman sudah kadung mengekspos, kita bawa,”ujar Nanan. Menurut dia,tim di lapangan sedang mengintai gerak-gerik serta kepadasiapasajakeduanya melakukan komunikasi.

Sebelum ditangkap, keduanya sempat menutup semua hubungan komunikasi. Nanan mengatakan,Ada yang mencurigakan dari pernyataan Iwan, yaitu dia menyatakan hendak membuka warung internet (warnet), sementara lingkungan sekitar adalah persawahan. ”Yang bersangkutan mengatakan mau buka warnet di tengah sawah. Kita selidiki sejauh mana keterlibatannya dalam masalah pendanaan,”katanya.

Sementara Ali, kata Nanan, juga ditangkap karena diduga terlibat dalam jaringan teroris. Namun dalam hal apa keterlibatannya, Nanan belum bisa menjelaskan. Saat ini Polri sedang menyelidiki Ali yang diduga warga negara asing itu.Ali Muhammad diduga ditangkap bersama penerjemahnya, Solihat, warga negara Indonesia. Solihat diketahui mantan tenaga kerja yang pernah bekerja di Arab Saudi.”Kami sedang menyelidiki identitasnya, apakah asli atau palsu. Karena berdasarkan pemeriksaan yang bersangkutan, identitasnya warga negara Arab Saudi,”bebernya.

Untuk melacak apakah ada dana terorisme yang masuk melalui transfer,polisi sudah berkoordinasi dengan Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK).”Bagaimana kalau uangnya dibawa (cash), itu tak bisa dilacak PPATK,”katanya. Sebagaimana diberitakan,Iwan ditangkap anggota Densus 88/Antiteror pada Sabtu,15 Agustus,sekitar pukul 07.00 WIB. Iwan ditangkap saat hendak membuka tokonya di Pasar Cibingbin, Kuningan, Jawa Barat.

Sementara Ali diciduk bersama penerjemahnya Solihat di Nagrek, Jawa Barat,Selasa,18 Agustus. Saat ini keduanya masih menjalani pemeriksaan apakah benar punya peran dalam mendanai teroris.

Pelaku Teror Diburu

Kemarin Markas Besar Polri juga mengumumkan empat orang yang masuk daftar pencarian orang (DPO) kasus terorisme. Mereka antara lain Syaifudin Zuhri bin Jaelani alias Udin alias Soleh perekrut bom bunuh diri di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton; Bagus Budi Pranoto alias Urwah yang pernah divonis 3 tahun 6 bulan pada 2004 karena menyembunyikan Dr Azahari dan Noordin M Top.

Ada pula Muhammad Syahrir alias Aing yang juga kakak kandung Syaifudin Zuhri dan Ario Sudarso alias Suparjo Dwi Anggoro alias Aji alias Dayat alias Mistam Husamudin. ”Keempatnya terlibat dalam pengeboman di JW Marriott dan Ritz Carlton,”kata Nanan. Nanan lalu memaparkan keterlibatan masing-masing dalam peledakan bom pada 17 Juli lalu. Syaefuddin Juhri bin Jaelani, perekrut orang yang akan dijadikan pelaku bom bunuh diri—dalam peledakan dua hotel di Mega Kuningan Syaifudin merekrut Dani Dwi Permana dan Nana Ikhwan Maulana.

”Dia dianggap terlibat merekrut suicide bomber di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton pada 17 Juli lalu. Syaifudin punya ciri-ciri khusus, ada kantong mata berwarna hitam,”katanya. Bagus Budi Pranoto alias Urwah yang lahir di Kudus 2 November 1978 juga terlibat dalam peledakan tersebut. Namun sebagai apa, Nanan tidak menjelaskan. Dia hanya menunjukkan ciriciri Bagus,yaitu tinggi badan lebih dari 165 cm, kepala oval warna, mata hitam,bentuk alis tebal,bentuk bibir tebal.

”Ciri-ciri khusus memiliki tahi lalat di bawah bibir sebelah kiri. Lalu memiliki noktah pada pelipis sebelah kiri. Dia pernah divonis 3 tahun 6 bulan atas kasus terorisme, yaitu menyembunyikan Dr Azahari dan Noordin M Top,”ungkapnya. Terhadap Muhammad Syahrir alias Aing, Nanan juga hanya menyebutkan ciri-ciri,yaitu tinggi badan lebih dari 165 cm, bentuk kepala bulat,warna mata hitam,bentuk alis tipis dan bentuk bibir tipis. Dia tidak memiliki ciri-ciri khusus, hanya disebutkan nomor paspornya yang masih berlaku: A.167383.

”Dia diduga terlibat dalam peledakan di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton,”tambahnya. Adapun Ario Sudarso berciriciri khusus memakai kacamata. Peranannya sama, yaitu diduga terlibat kasus pengeboman di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton. Dengan diumumkannya empat pelaku teroris itu Polri berharap masyarakat untuk ikut membantu memberikan informasi jika melihat orang dengan ciri-ciri itu. Dengan begitu, masyarakat tidak terpaku kepada keberadaan Noordin M Top saja, karena jaringan lainnya termasuk empat orang yang menjadi DPO itu tetap menjadi ancaman.

”Masyarakat diminta membantu menemukan yang bersangkutan,”pintanya. Sementara itu, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Pol Susno Duadji mengatakan bahwa polisi belum menentukan secara jelas peranan keempat buron kasus tersebut. Namun, mereka memiliki peran masing-masing dalam peledakan di dua hotel di Mega Kuningan. ”Karena mereka belum diperiksa. Terlibatnya macam-macam,ada yang kurir,ada yang lain”ungkapnya.

Perburuan di Bogor

Sementara itu,Kepolisian Wilayah Bogor terus menggencarkan perburuan terhadap Saefudin Jaelani dan Muhammad Syahrir, buron aksi teror di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton. Informasi yang berhasil Seputar Indonesia himpun menyebutkan, keduanya diperkirakan masih ada di wilayah Bogor dan sekitarnya.

Salah satu buronan teroris, Muhammad Syahrir,diketahui bertugas sebagai orang yang menyiapkan rumah bagi pelaku teroris lain untuk tempat tinggal. Seperti rumah di Blok CC Nomor 6,Kompleks Telaga Kahuripan,Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Rumah yang ditempati Saefudin selama tiga tahun itu belakangan diketahui milik Muhammad Syahrir.Namun, warga setempat baru mengetahui bahwa antara Saefudin dan Muhammad Syahrir adalah kakak beradik setelah polisi mengumumkan pelaku bom bunuh diri di JW Marriott adalah Dani Dwi Permana.

Setelah meninggalkan rumahnya di kluster Candraloka Blok CC Nomor 6, Perumahan Telaga Kahuripan, Muhammad Syahrir tidak diketahui lagi. Kuat dugaan Syahrir pula yang menyiapkan rumah kontrakan di Jati Asih, Bekasi, yang kemudian digunakan untuk tempat persembunyian para teroris.Karena perannya sebagai pencari lokasi,Syahrir juga dicurigai sebagai orang yang mencari lokasi penyimpanan bahan baku bom di Kampung Bojong, Kelurahan Cimahpar,Bogor utara.

”Rumah di Candraloka memang rumah pribadi Muhamad Syahrir, kakak Saefudin. Informasi yang kami terima, Muhamad Syahrir pindah ke Bekasi dengan istrinya yang disebut-sebut bernama Nur,” ujar Kapolsek Kemang AKP Agus Widodo. Kapolresta Bogor AKBP Sufyan Syarif menjelaskan, untuk mempersempit ruang gerak pelaku terorisme di Kota Bogor, Polresta Bogor sudah menerjunkan anggotanya untuk melakukan penyelidikan di lokasi yang dianggap rawan teror.

Wakil Kepala Polresta Bogor Komisaris Polisi Arif Rachman mengatakan, wilayah Bogor sering dimanfaatkan pelaku teror sebagai tempat persembunyian. Seperti yang dilakukan Rois, pelaku bom Kedutaan Besar Australia pada 2004 lalu. Rois, yang termasuk tangan kanan gembong teroris Dr Azahari, ditangkap di Warnet Amanah di Dramaga, Kabupaten Bogor.

”Untuk menghindar dari kejaran petugas, dia mengontrak rumah yang berjarak hanya sekitar 50 meter dari Polsek Leuwiliang. Dia berpikir,semakin dekat dengan kantor polisi, gerak-geriknya tidak akan terpantau,”ujarnya. Sementara itu, sejak diumumkannya Saeifudin Jaelani sebagai buron kasus teroris, istri dan keluarganya di Cirebon memilih menutup diri. Pantauan Seputar Indonesia di kediaman istri Syaefudin Zuhri, Kholifah Sari, 28, di RT07/03 Kelurahan Perbutulan,Kecamatan Sumber,Kabupaten Cirebon, kemarin, seluruh keluarga Kholifah lebih memilih menutup diri.Tidak ada satu pun keluarga yang keluar dari dalam rumah.

”Tadi malam saya ke sana. Mereka masih ada di dalam rumah.Namun, pada saat saya datang juga Kholifah tidak mau keluar kamar. Katanya Kholifah masih dalam keadaan shockdan kondisi fisiknya masih lemah,” ujar ketua RW setempat,Kosim.

sumber : ks
»»  READMORE...

Majelis Dzikir Nurussalam Datangi Abu Baasyir

Pengurus Majelis Dzikir Nurussalam, Kamis (20/8) siang tadi, mendatangi Abu Bakar Baasyir di Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, untuk mengklarifikasi ucapan Abu Bakar Baasyir dalam ceramahnya di Jakarta akhir pekan lalu.

Saat itu, Baasyir mengatakan, jika Presiden SBY tidak sanggup membubarkan dan menutup kantor dagang Israel di Jakarta, Majelis Dzikir-nya dibubarkan saja karena tidak ada gunanya.

Pertemuan pengurus Majelis Dzikir Nurussalam (MDN) yang dipimpin ketuanya, Haris Taher, dengan Abu Bakar Baasyir berlangsung tertutup. Pengurus MDN mewakilkan keterangan kepada pihak Al Mukmin dan Baasyir.

"Kedatangan Majelis Dzikir ke sini untuk mengklarifikasi bahwa majelis ini bukan punya Yudhoyono. Yudhoyono hanya salah satu yang aktif mengikuti. Mereka juga mengatakan, setelah meneliti ke berbagai tempat, kantor dagang itu disebutnya tidak ada," kata Baasyir didampingi Direktur Pondok Pesantren Al Mukmin Wahyuddin.

Dalam pesan pendeknya kepada Kompas, Haris Taher mengatakan, pihaknya telah mengecek ke Kadin, Departemen Perindustrian, Departemen Perdagangan, serta Departemen Luar Negeri, dan mendapatkan keterangan bahwa tidak ada kantor dagang Israel di Jakarta.

Isu tentang kantor dagang Israel di Jakarta disebarkan sebuah situs di Tel Aviv, informasinya fiktif. Pemerintah RI malah sedang merancang pembangunan rumah sakit di Jalur Gaza. "Sikap pemerintah SBY tetap mengecam keras Israel dan mendukung Palestina merdeka," kata Haris.

Seusai pertemuan, Baasyir meminta agar pemerintah mencabut Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 23/MPP/01/2001 yang melegalkan hubungan dagang Indonesia dengan Israel. Surat keputusan ini tentang pencabutan SK Menteri Perdagangan Nomor 102/SK/VIII/1967 tentang Pelaksanaan Peraturan-peraturan di bidang Kebijakan Ekspor dan Pemasaran Barang-barang Produk Indonesia.


sumber : kmps

»»  READMORE...

Ormas Gerebek Rumah Abu Jibril karena Tahlilan

Ratusan orang dari Barisan Muda Betawi berencana menggerebek rumah Abu Jibril di Pamulang, Tangerang, Banten, Kamis (20/8/2009) malam. Mereka menganggap Abu Jibril memecah umat lantaran tidak membolehkan tahlilan.

"Abu Jibril itu memecah umat. Dia mengatakan bahwa tahlilan itu tidak boleh," kata Aay Samudra, Ketua Umum Barisan Muda Betawi saat dikonfirmasi okezone, Kamis (20/8/2009) malam.

Menurut Aay, Abu Jibril merupakan penganut Islam yang keras sehingga dia tidak membolehkan tahlilan dan pembacaan doa kunud saat Salat Subuh. Abu jibril sendiri merupakan mantan aktivis Majelis Mujahidin Indonesia.

Perbedaan pendapat inilah, lanjut Aay, yang menimbulkan perpecahan di masyarakat. "Kalo ada orang yang mau tahlilan biar saja tidak usah dilarang," terangnya.

Saat ini massa masih berkumpul di rumah Habib Abdul Rahman Assegaf di daerah Pamulang, untuk konsolidasi, apakah penggerebekan jadi dilakukan atau tidak.

"Polisi sudah menjaga. Sepertinya rencana penggerebekan sudah bocor," imbuhnya
sumber : oz
»»  READMORE...

Kenapa Indonesia Digandrungi Teroris

Dibanding Malaysia, Indonesia adalah negara yang lebih diminati oleh teroris dalam menjalankan aksi terornya. Kenapa Indonesia seperti surga bagi para teroris?

Ketua Desk Koordinasi Pemberantasan Teror Menko Polhukam Arsyad Mbai menilai, kurang tegasnya hukum di Indonesia merupakan salah satu faktor yang membuat Indonesia digandrungi oleh para teroris.

"Makanya jangan marah sama Malaysia, karena hukum kita yang masih bisa diobok-obok, karenanya Noordin M Top menilai tidak ada negara seindah Indonesia (untuk dijadikan sasaran teror)," katanya dalam diskusi ilmiah pada peluncuran buku Deradikalisasi Terorisme di Gedung F FISIP Universitas Indonesia, Depok, Kamis (20/8).

Turut hadir sebagai pembicara Guru Besar Fakultas Psikologi Prof Sarlito Wirawan Sarwono PhD dan Analist pada International Crisis Group Sydney Jones.

Salah satu contoh cara agar terorisme tidak berkembang biak dan para pelaku teror berpikir dua kali untuk melakukan aksinya di Indonesia, menurutnya, adalah dengan cara mempertegas hukuman bagi teroris. Misalnya, memperpanjang masa penahanan bagi mereka yang terlibat. "Kalau sekarang kan masa penahanannya masih sama dengan maling ayam," katanya.

Sementara itu, Sidney Jones menilai, Indonesia saat ini memerlukan kebijakan kecil untuk membatasi hak para tahanan teroris. Misalnya, di bidang publikasi media, para tahanan terorisme hendaknya tidak diizinkan memberikan pernyataan kepada media, karena akan dapat menimbulkan simpati yang berujung menciptakan para teroris baru. "Saya kira tidak ada hak apa pun bagi para narapidana untuk bisa akses ke wartawan karenanya perlu ada mini policy (kebijakan kecil)," ujarnya.

sumber : tk
»»  READMORE...

Antasari Diperiksa Tim KPK Empat Jam

Thursday 20 August 2009
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) n o n a k t i f A n t a s a r i Azhar diperiksa tim pengawasan internal KPK selama empat jam di Rumah Ta h a n a n N a r k o b a Polda Metro Jaya, Jakarta, kemarin.

Tim pemeriksa yang berjumlah lima orang datang ke rumah tahanan pukul 10.30 WIB dan keluar sekitar pukul 14.30. Mereka datang ke rumah tahanan itu dengan menaiki dua mobil. Sesampai di depan Rumah Tahanan Narkoba, mereka enggan memberikan keterangan kepada wartawan mencegat di sana. Salah satu tim pemeriksa, Cesna Anwar, kemarin hanya mengatakan bahwa pemeriksaan itu bersifat internal dan hasilnya akan dilaporkan ke pimpinan KPK.

Kepala Biro Hukum KPK Chaidir Ramli mengatakan, Antasari diperiksa terkait pelanggaran kode etik.Tapi dia belum bisa menjelaskan lebih jauh lantaran harus dilaporkan ke pimpinan terlebih dulu."Pak Antasari sangat kooperatif.Pemeriksaan masih terus berlanjut," katanya. Kuasa hukum Antasari, Ari Yusuf Amir,mengatakan,pemeriksaan KPK terhadap Antasari berkaitan dengan testimoni. Pemeriksaan bersifat internal dan tidak berkaitan dengan masalah kode etik pimpinan KPK.

Menurut dia, kedatangan lima penyidik KPK hanya untuk mengecek kebenaran testimoni. "Bapak sangat kooperatif. Beliau masih sangat bangga dengan KPK. Artinya, keperluan penyidikan ini karena dianggap masih ada yang lebih prinsip bahwa lembaga ini terancam," ucapnya. Pengacara Antasari yang lain,M Assegaf,mengatakan,tim kuasa hukum memilih keluar dari ruang tahanan karena pemeriksaan ini masalah internal KPK."Kami tidak mendampingi Pak Antasari karena ini masalah internal," ungkapnya.

Di tempat terpisah, Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan Bibit Samad Rianto menuturkan, pimpinan KPK belum bisa menyampaikan hasil pemeriksaan yang dilakukan tim pengawasan internal KPK terhadap Antasari Azhar. Hal tersebut karena pemeriksaan Antasari baru pertama kali dilakukan. ”Saya belum menerima laporan hasil pemeriksaan.

Kalaupun ada, belum bisa disampaikan karena belum tuntas,” ujar Bibit saat berbincang- bincang dengan wartawan di Gedung KPK, Jakarta, kemarin. Terkait materi pertanyaan untuk Antasari, Bibit mengaku itu merupakan teknis penyidikan. Dia hanya memastikan bahwa semua dugaan pelanggaran yang dilakukan Antasari akan ditelusuri oleh tim pengawasan internal KPK.

Termasuk di antaranya tindakan Antasari yang memberi uang kepada Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan M Jasin sebesar 10.000 dolar Singapura. Oleh Jasin,uang tersebut langsung dikembalikan ke Direktorat Gratifikasi KPK. Pemeriksaan juga terutama dilakukan karena Antasari diduga melanggar Pasal 36 UU No 30/2002 tentang KPK mengenai larangan menemui tersangka atau pihak yang beperkara dugaan korupsi. ”Tindakan yang dilakukan Pak Jasin sudah benar (mengembalikan uang).

Tentang Pak Antasari, itu harus dilihat niat dia saat memberikan,” ujarnya. Kode Etik Pemimpin KPK memberikan sanksi administratif kepada pemimpin KPK yang melanggar etika sampai pada pemecatan. Sanksi tersebut akan diputuskan oleh Komite Etik yang terdiri atas pemimpin KPK,penasihat KPK, dan satu atau dua orang luar yang independen.

sumber : ks
»»  READMORE...

Bos Tak Ditindak, Noordin Sulit Dibekuk

Noordin M Top masih bebas berkeliaran. Penyergapan demi penyergapan yang dilakukan Densus 88 terhadap gembong teroris itu selalu kandas. Teranyar, aksi penyergapan yang dilakukan di sebuah rumah di wilayah Temanggung, Jawa Tengah, yang disebut-sebut tempat persembunyian Noordin juga nihil.

Hasil forensik dan tes DNA polisi terhadap mayat yang tewas dalam sebuah penyergapan selama 17 jam di Temanggung, ternyata bukan Noordin, tapi Ibrohim, si floris Hotel Ritz-Carlton.

Sosok teroris asal Malaysia ini memang dikenal sangat lihai. Noordin dikenal sangat cerdik dan pandai dalam mengelabui petugas yang mengejarnya. Sekalipun jaringan yang dia miliki sudah mulai dipangkas.

Dalam buku "Terorisme Undercover" yang ditulis pengamat intelijen Wawan Purwanto disebutkan, pasca bom kuningan, tahun 2003, kekuatan Noordin semakin melemah. Ia mulai kekurangan pasukan tempur. Sekalipun pasokan dana dan senjata terus mengalir.

Kondisi itu membuat Noordin mulai berpaling ke kelompok di luar Jamaah Islamiyah (JI). Mereka adalah sempalan Darul Islam dan Yayasan Kompak, yang pada 1999 sempat menggerakkan massa Islam dalam kerusuhan Ambon.

Namun Darul Islam dan Kompak, ternyata tidak sepakat dengan keinginan Noordin. Toh sekalipun kedua pentolan kelompok itu menolak, sejumlah anggota kelompok tersebut banyak yang tertarik dengan ajakan Noordin. Mereka kemudian menjadi pengikut Noordin. Apalagi dua pimpinan Darul Islam dan Kompak, telah ditangkap Densus 88, pertengahan 2005.

Dengan dukungan sempalan kelompok Darul Islam dan Kompak, Noordin memulai kembali aksinya. Pada 1 Oktober 2005, anak buah Noordin melakukan bom bunuh diri di Kuta dan Jimbaran, Bali. Yang jadi sasaran Kafe Nyoman, Kafe Menega, dan restoran R.AJA’s. Aksi teror yang ditebar Noordin setidaknya menewaskan 23 orang dan 196 lainnya luka-luka.

Teror bom Bali II menandakan kekuatan jaringan yang dibangun Noordin kembali pulih. Ia juga melakukan reorganisasi terhadap sel-sel jaringannya, sehingga lebih terorganisir dan didesain untuk melakukan operasi militer.

Tapi lagi-lagi kekuatan Noordin tidak berlangsung lama. Setahun kemudian jaringan yang baru dibangun Noordin terendus Densus 88. Dua orang pengikutnya, yang bertugas sebagai kurir dan perekrutan anggota baru tewas ditembak Densus 88 di Dusun Binangun, Wringinanom, Kertek Wonosobo, 29 April 2009.

Berikutnya, jaringannya di Plumpang, Jakarta Utara, Palembang, dan Cilacap juga diobrak-abrik. Itu sebabnya sepanjang tahun 2006 hingga awal 2009, Noordin lebih fokus merekrut anggota-anggota baru. Di samping mempersiapkan rencana teror berikutnya.

"Reorganisasi yang dilakukan Noordin cukup merepotkan petugas. Sehingga ia sulit ditangkap sekalipun jejak-jejak Noordin terus ditelusuri," ujar Wawan.

Kemampuan Noordin dalam mempengaruhi orang diakui bekas koleganya, Nasir Abbas. Menurutnya di buku "Terorisme Undercover", Noordin merupakan seorang motivator ulung. Sehingga orang-orang yang direkrutnya rela melakukan bunuh diri.

Kehebatan Noordin dalam memotivasi itu pula yang membuatnya selalu lolos dalam aksi penyergapan Densus 88. Mereka selalu dikelilingi orang-orang yang siap mati untuk melindunginya. Hal ini terbukti dalam penyergapan yang dilakukan Densus 88 di Temanggung. Orang yang sebelumnya disangka Noordin ternyata Ibrohim.

Selain punya pengikut yang loyal, Noordin juga punya pelindung yang diduga sangat kuat dan tidak tersentuh. "Dia punya user yang tidak tersentuh. Kalau mau menghentikan aksi teror Noordin harus ditindak dulu usernya," tulis Wawan.

Namun siapa user yang adalah bos Noordin tentu saja masih gelap. Beberapa analisis intelijen Indonesia memperkirakan user Noordin berasal dari intelijen luar negeri, misalnya Amerika Serikat.

sumber : dn
»»  READMORE...

Royalti Tak Pasti, Rumah dan Mobil Ditarik Lagi

Satu unit rumah di Kampung artis, Cipayung, Depok, Jawa Barat dan mobil Suzuki APV warna biru tahun 2006 bernopol B 8155 GX, batal menjadi milik Mbah Surip. Setelah seniman nyentrik itu meninggal dunia, Manajemen Kampung Artis mengambil kembali rumah dan mobil tersebut. Alasannya, kontrak Mbah Surip belum rampung.

Tentu saja, lepasnya rumah dan mobil dari genggaman Mbah Surip itu mengejutkan. Sebab sebelumnya dikabarkan, rumah dan mobil itu adalah bonus atas moncernya album 'Tak Gendong' yang dirilis pria gimbal itu.

Namun hal itu dibantah staf manajemen Kampung Artis, Petrus Idi Darmono. Menurutnya, rumah dan mobil itu memang akan menjadi milik Mbah Surip jika kontrak selama tiga tahun selesai.

"Rumah itu bukan bonus tapi sebagai itikad baik kami kepada Mbah Surip. Dalam perjanjian antara kami dan Mbah Surip tertulis kalau rumah dan mobil itu jadi milik Mbah Surip kalau selesai kontrak," jelas Petrus saat ditemui detikcom.

Dijelaskan Petrus, kesepakatan kerjasama dengan Mbah Surip dimulai sejak Juni 2009 hingga 2012. Selama rentan waktu itu, setiap kegiatan keartisan Mbah Surip ditangani Manajemen Kampung Artis. Dan setelah tiga tahun, maka rumah berikut mobil itu akan resmi menjadi milik Mbah Surip.

Namun takdir berkata lain. Sebelum kontrak berakhir, Mbah Surip telah menghadap Sang Pencipta. Praktis, mobil yang rencananya untuk pria yang gemar berpenampilan ala rasta itu kembali ditarik Kampung Artis.

"Ya sekarang sudah kami tarik. Karena memang perjanjiannya seperti itu," ujar Petrus.

Lantas bagaimana dengan pemasukan Mbah Surip dari royalti album 'Tak Gendong' serta ring back tone (RBT) yang kabarnya hasilnya mencapai miliaran rupiah? Hingga berita ini diturunkan, Manajeman PT Falcon, sebagai perusahaan label yang menangani album Mbah Surip belum bisa dihubungi.

Alhasil, tidak ada gambaran secara yang pasti berapa keping CD 'Tak Gendong' yang telah laku di pasaran. Sedangkan untuk royalti dari RBT, beberapa operator seluler mengaku raihan yang didapat tidak seheboh yang digembar-gemborkan.

Public Relations Manager XL, Febriati Nadira mengatakan, total pelanggan RBT lagu Mbah Surip lewat XL hingga saat ini mencapai 70 ribu orang. Peningkatan jumlah orang yang mendownload lagu Tak Gendong terjadi sejak Juni 2009. Sementara lagu Tak Gendong mulai di jual XL sejak Juni 2008.

Soal pembagian royalti, Nadira menjelaskan, dari pemasukan Rp 2 ribu yang diterima akan dibagi dua, yakni untuk operator 50% dan pihak label 50%. Nah bagian Mbah Surip itu masuk dalam bagian yang diterima pihak label, yakni Falcon.

"Untuk mengetahui berapa royalti Mbah Surip dan RBT tanya ke Falcon. Karena Falcon yang akan membaginya kepada Mbah Surip," jelas Nadira.

Hal yang sama dikatakan Division Head Content Management PT Indosat Tbk Dhoya Sugarda. Menurutnya, untuk royalti RBT Mbah Surip, Indosat bekerja sama dengan Falcon. Jadi untuk urusan royalti tergantung kesepakatan Falcon dengan Mbah Surip.

Namun diakui Sugarda, lagu Mbah Surip memang lumayan laris dalam tiga bulan terakhir. Bahkan saat pria asal Mojokerto itu diketahui meninggal, orang yang men-download lagu 'Tak Gendong' mencapai 10 ribu orang dalam sehari.

Adapun total pen-download lagu 'Tak Gendong' lewat operator Indosat, sejak Februari 2009 hingga tanggal 6 Agustus ini, jumlahnya mencapai 210 ribu orang. "Itu jumlah total dari Februari 2009 sampai tadi pagi," terang Sugarda.

Dengan pembagian sistem bagi hasil, maka hasil yang diperolah Indosat dan Falcon masing-masing Rp 105 juta. Dan lagi-lagi jatah untuk Mbah Surip juga tidak diketahui berapa nilainya. Karena semuanya tergantung kesepakatan antara Falcon dengan Mbah Surip. Dan sayangnya, pihak Falcon hingga kini terus bungkam.

Beberapa kawan dekat Mbah Surip juga mengaku tidak mengetahui persis berapa penghasilan Mbah Surip setelah album 'Tak Gendong' meledak. Sebab Mbah Surip memang tidak pernah cerita apa-apa tentang penghasilan yang dia dapat.

"Mbah Surip itu orangnya lugu dan tulus. Dia tidak mau memusingkan berapa bayaran dalam setiap manggung. Bagi dia yang penting semua orang bisa senang," begitu kata Anto Baret, sahabat Mbah Surip.

sumber : dn
»»  READMORE...

Noordin & Azahari Hanya Orang Bayaran

Selama ini Noordin M Top disebut-sebut sebagai gembong teroris di Indonesia. Namun ada fakta yang memberi bukti, Noordin dan Dr Azahari hanyalah pelaku lapangan yang dibayar. Siapa bos di belakang mereka?

Pengamat intelijen Wawan Purwanto membuat kesaksian yang mengejutkan dalam bukunya yang berjudul "Terorisme Undercover". Dalam buku setebal 404 halaman yang dilaunching 8 Agustus 2009 itu, Wawan membeberkan Noordin dan Dr Azahari hanya orang suruhan.

"Seminggu setelah peristiwa bom di Kedubes Australia, 9 September 2004, Noordin M Top dan Dr Azahari terlihat memasuki sebuah Kedubes di Jakarta. Keduanya lantas diberi uang ribuan dollar AS dari pihak Kedubes tersebut," tulis Wawan dalam bukunya.

Informasi tersebut didapatkan Wawan dari salah satu pendamping Noordin dan Azahari yang saat itu ikut ke Kedubes tersebut. Namun, saat dikonfirmasi kedubes mana yang dimasuki Noordin dan Azahari, Wawan tidak mau membocorkannya.

Hanya Wawan menegaskan, hal tersebut membuktikan adanya keterlibatan asing dalam terorisme di Indonesia. Menurut Wawan, kelompok teroris di Indonesia telah berafiliasi dengan beberapa kelompok teroris yang ada di sejumlah negara, terutama di wilayah Timur Tengah.

"Teror yang terjadi di Indonesia merupakan bagian dari teror global. Mereka bisa terus beraksi karena ada pasokan teknologi maupun dana dari luar negeri," tegas pendiri Lembaga Pengembangan Kemandirian Nasional (LKPN) tersebut.

Tindakan Azahari dan Noordin memperoleh uang juga membuktikan aksi yang dilakukan kedua gembong teroris sebenarnya ada pemesannya alias ada usernya. Siapa dia? Sampai saat ini hal itu masih menjadi misteri.

Dr Azahari telah tewas saat disergap petugas di Batu Malang, Jawa Timur, 9 November 2005. Sementara Noordin yang sempat diduga tewas di Temanggung, Jawa Tengah, masih buron.

Wawan mengingatkan meskipun polisi berhasil menggulung kelompok teroris yang membom Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, teror bom belum akan berakhir. Teror itu tidak akan pernah berakhir jika pemerintah tidak berhasil mengungkap siapa user para teroris ini dan tidak membabat akar terorisme.

Wawan mengurai, jejak terorisme sulit dilepaskan dari keberadaan kelompok ideologis di Indonesia. Kelompok ideologis seperti Darul Islam (DI) telah ada sejak kemerdekaan RI diproklamirkan. "Saat itu mereka berulang kali merongrong keamanan negara dengan tujuan supaya negara Islam terbentuk dan syariat Islam dijalankan di NKRI," jelas Wawan.

Gerakan idelologis ini dapat dipatahkan saat pemerintahan Soekarno maupun Soeharto. Semasa Soeharto, organisasi DI maupun pecahannya terus dipantau ketat gerakannya. Sejumlah tokoh yang terlibat terus diawasi. Pembatasan ruang gerak ini membuat anggota-anggota DI dan jaringannya tidak berdaya. Mereka kemudian memilih hijrah ke negara tetangga, seperti Malaysia, Filipina, Afganistan, serta Pakistan.

Kelompok Islam radikal asal Indonesia itu kemudian mendapat pelatihan-pelatihan militer di Filipina, Afganistan maupun Pakistan. Selain berlatih ala militer mereka juga banyak yang terlibat peperangan di Afganistan maupun di Mindanao.

Nah, ketika reformasi terjadi di Indonesia, banyak dari kelompok radikal asal Indonesia yang pulang ke tanah air. Para mantan pejuang Mujahidin ini kemudian berkumpul kembali dan membentuk sebuah organisasi yang mereka beri nama Jamaah Islamiah (JI).

Tokoh-tokoh penting organisasi tersebut antara lain, Hambali, Umar Al Faruq, Azahari, Noordin M Top, Encep Nurjaman, Ali Imron, Imam Samudra, dan Muchlas.

Berbekal pengetahuan dan pengalaman yang didapat di Afganistan dan Minadanao, mereka kemudian berusaha memaksakan ideologi mereka di Indonesia. Masing-masing anggota yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia maupun Malaysia, kemudian membentuk jaringan dengan merekrut anggota-anggota baru.

Pola-pola gerakan mereka pasca pulang dari Afganistan dan Mindanao sudah berubah dibanding gerakan DI/TII. Mereka tidak bergerak secara terang-terangan, misalnya dengan melakukan pertempuran secara terbuka dengan aparat.

"Gerakan mereka sejak tahun 2000 beralih ke aksi bawah tanah dan teror bom. Pola seperti ini mereka dapat saat mereka berada di Timur Tengah," ujar wawan.

Ditambahkan Wawan, aksi-aksi teror itu selain untuk menunjukan eksistensi mereka, juga untuk menggalang para pengikut dari kalangan umat Islam yang berpikiran radikal dan kalangan awam. Itu sebabnya mereka menjadikan orang di luar Islam maupun kepentingan-kepentingan barat sebagai sasaran.

Namun, menurut pengamatan Wawan, aksi yang dilakukan para teroris saat ini sudah bergeser sasarannya. Mereka tidak hanya membidik orang asing atau kepentingan negara barat di Indonesia. Sekarang mereka sudah mengincar properti milik pemerintah, termasuk presiden RI.

"Informasi itu saya dapat sejak 3 tahun lalu. Jadi pernyataan Polri yang menyebutkan rumah SBY akan jadi sasaran itu bisa jadi benar. Karena para teroris menganggap pemerintah sudah menjadi antek AS,"pungkas Wawan

sumber : dn
»»  READMORE...

Syaifudin, Syahrir, dan Ibrohim Ternyata Satu Keluarga

Dua dari empat buron polisi yang diduga terkait jaringan teroris ternyata kakak beradik. Mereka adalah Muhammad Syahrir (Aing) dan Syaifudin bin Djaelani atau Syaifudin Zuhri alias Udin alias Sole.

Satu lagi anggota keluarga besar Djaelani Irsjad juga diduga terlibat jaringan teroris, bahkan tewas dalam penggerebekan di Temanggung. Dia adalah Ibrohim, suami Sucihani yang merupakan anak keenam dari delapan anak Djaelani.

Informasi yang dihimpun Kompas.com dari warga di Jalan Giring-giring II RT 09 RW 10 Sukmajaya, Depok II Tengah, Jawa Barat, Kamis (20/8), menyebutkan, Djaelani Irsjad tinggal di Perumnas Depok sejak 1979, ketika perumahan yang dibangun pemerintah itu masih sepi.

Di mata bekas tetangganya, keluarga Djaelani Irsyad dikenal sebagai keluarga yang taat beragama. Setidaknya itu penuturan Sutarmanto (59), Ketua RT 09, saat ditemui di rumahnya yang hanya beberapa langkah dari rumah bekas keluarga Djaelani di Depok, Rabu (19/8). "Djaelani itu di sini sesepuh. Di masjid pun sesekali menjadi imam," ujar Sutarmanto.

Djaelani punya delapan anak. Secara berurutan, kedelapan anaknya itu adalah Dermo Prihatno (DP), Anugerah (An), Muhammad Syahrir (Aing), Sabil Kurniawan (Abing), Syaifudin Zuhri (Udin), Sucihani (istri Ibrohim, korban tewas dalam penggerebekan di Temanggung yang juga disebut-sebut sebagai calon pelaku bom bunuh diri dalam aksi pengeboman berikutnya), Subhi (Cu'i), dan Eri. Putranya yang ketiga, Mohamad Syahrir alias (Aing), dan kelima, Syaifudin Zuhri alias Udin alias Sole, menjadi DPO.

"Dibilang fanatik sebetulnya juga tidak. Biasa saja. Cuma sesekali terlihat ada pengajian di rumahnya. Biasanya pintu rumah ditutup rapat-rapat, gorden juga ditutup, jadi kami tidak tahu persis kegiatan di dalamnya, apakah seperti pengajian pada umumnya atau bukan, kami tidak tahu," ujar pensiunan polisi ini.

Djaelani berdomisili di Depok sejak tahun 1979. Saat itu, Perumahan Nasional (Perumnas) Depok rata-rata baru ditempati. Menurut Sutarman, delapan putra-putri Djaelani ketika itu masih kecil dan remaja. Djaelani sendiri waktu itu menjadi ketua RT pertama di wilayah tersebut.

"Perangainya sangat halus karena memang ia sendiri seorang guru. Meskipun jarang keluar rumah, orangnya suka menegur orang lain. Anak-anaknya juga ramah. Mereka bergaul sebagaimana anak-anak lain sebayanya di sini," ujarnya.

Pindah ke Kuningan

Tahun 1996, Djaelani menjual rumahnya yang terletak di Jalan Giring-giring No 104 itu. Dia lalu memboyong anak-anaknya pindah ke Kuningan, Jawa Barat. Di Kuningan jugalah, Ibrohim yang bekerja sebagai florist di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton meninggalkan Sucihani dan anak-anaknya. Ibrohim sendiri selama di Jakarta pernah tinggal di Cililitan, Mampang, dan Karet Kuningan.

Rumah bercat kuning yang pernah dimiliki Djaelani itu sekarang ditinggali sebuah keluarga. Sutarmanto mengatakan, keluarga empunya tersebut adalah pemilik ketiga sejak Djaelani menjualnya.

"Tidak ada, di sini sudah tidak ada lagi keluarga ataupun sanak saudaranya," ucap Sutarmanto.

Terakhir, kata Sutarmanto, hanya Sucihani dan suaminya, Ibrohim, yang sempat kembali ke kawasan tersebut sekitar tahun 2003. Namun, keberadaan pasangan yang dikaruniai dua anak ini pun hanya bertahan selama enam bulan.

"Tidak tahu persis di mana. Bahkan, mereka pindah ke sini pun kami tidak tahu. Tahu-tahu, lho kok sudah mengontrak di sebelah," ujar Sutarmanto seraya menunjuk dinding rumah sebelahnya yang bernomor 179.

Belum jelas perannya

Hingga Kamis petang ini, polisi belum juga menyebutkan peran masing-masing orang yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) itu. Dari empat orang, yang sudah agak jelas perannya adalah Syaifudin yang sejak awal disebut sebagai perekrut calon pelaku bom bunuh diri.

Syaifudin pernah mengontrak rumah di Telaga Kahuripan Bogor dan dikenal dekat Dani Dwi Permana, pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott. Diduga kuat, Syaifudin jugalah yang merekrut Nana Ikhwan Maulana, pelaku bom bunuh diri di Hotel Ritz-Carlton.

Sementara itu, Syahrir, Bagus Budi Pranoto alias Urwah yang asal Kudus, dan Ario Sudarso yang disebut beralamat di Kendal dan Tegal, sampai saat ini belum diketahui persis perannya dalam peledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton. Hanya disebutkan bahwa Bagus pernah dihukum karena terlibat peledakan bom di Kedutaan Besar Australia yang habis masa hukumannya pada tahun 1997.

Syahrir alias Aing diketahui pernah tinggal di Kompleks Garuda, Teluknaga, Tangerang, Banten, tetapi ternyata ia dan keluarganya sudah pindah sejak tahun 2004.

sumber : kmps

»»  READMORE...

Aing, Udin, dan Doktrinasi Pengajian Khusus

Di mata seorang warga yang mengaku pernah kenal dekat dengan anak-anak Djaelani Irsyad, hanya sikap dan perilaku Mohammad Syahrir alias Aing dan Syaifudin Zuhri alias Udin yang terbilang mengalami perubahan drastis sejak mengikuti "pengajian khusus". Bahkan, keduanya terkesan menarik diri.

Hal tersebut seperti dituturkan oleh Ai (37) kepada Kompas.com, Rabu (19/8) malam lalu di kediamannya di Jalan Giring-giring II RT 09 RW 10, Sukmajaya, Depok II Tengah, Jawa Barat. Ai adalah bekas tetangga kedua buronan tersangka teroris yang terlibat pengebomam Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton itu.

"Dengan Aing mulai jarang teguran, dengan Udin juga begitu. Hanya saja, Aing bisa dibilang paling ekstrim perubahannya. Terus terang, waktu itu saya paling tidak mau berbincang frontal dengannya kalau soal agama. Dia sangat keras, pakai celana pendek pun suka ditegur," katanya.

Ai menuturkan, "perubahan" sikap dan perilaku tersebut kian hari kian terlihat jelas. Bahkan, meski tidak secara langsung mengajaknya untuk ikut ke "pengajian khusus", Ai sadar, kadang Aing suka melakukan indoktrinasi.

"Secara langsung memang tidak. Hanya saja, begitu berbincang soal agama, biasanya dia pelan-pelan menyusupi doktrin-doktrin soal tauhid. Mulai dari situ saya enggan lagi mendebatnya," ujar Ai.

Memang, Ai mengakui, ada beberapa warga yang sempat terlibat dengan Aing dan Udin ke "pengajian khusus" tersebut. Namun, lanjut dia, tidak semua yang ikut itu terlibat terlalu dalam. Ai menyebutkan, dua tetangganya yang tinggal berbeda gang atau jalan di wilayah itu ada yang ikut menjadi anggota pengajian dan sampai sekarang tidak tahu rimbanya.

sumber :kmps

»»  READMORE...

Perburuan Teroris Jangan Stigmatisasi Islam

Upaya perburuan dan pemberantasan terorisme dan para pelaku teroris di Indonesia dikhawatirkan mengarah pada upaya mendiskreditkan dan menstigmatisasi agama dan umat Islam. Padahal pada kenyataannya dalam Islam, aksi terorisme dan peledakan atau bom bunuh diri tidak dibenarkan. Hal itu disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Hafidz Abdurrahman, Kamis (20/8), saat membuka diskusi Halqah Islam dan Peradaban bertema "Mencari Dalang Terorisme di Indonesia".

Menurut Hafidz, upaya stigmatisasi itu tampak ketika aparat keamanan mencoba mengidentikkan sejumlah kebiasaan dan penampilan tertentu macam busana jilbab, sorban, atau baju gamis, kebiasaan memelihara jenggot, serta tampilan lain sebagai kebiasaan dan perilaku para teroris. "Ketika isu terorisme malah dipakai menyerang Islam, jilbab, jenggot, atau pesantren, maka hal itu menjadikan upaya memerangi terorisme melenceng jauh dari konteksnya. Tuduhan-tuduhan macam itu tidak ada kaitannya sama sekali," ujar Hafidz.

Turut hadir sebagai pembicara dalam antara lain mantan Direktur Badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN) AC Manullang, juru bicara HTI M Ismail Yusanto, mantan tahanan politik dan anggota Jemaah Imran Umar Abduh, dan Presidium Mer-C Joserizal Jurnalis.

Dalam diskusi, AC Manullang menggambarkan aksi terorisme di dunia ini terjadi akibat pertempuran antara ideologi neoliberalisme dan neokapitalisme Barat dengan peradaban Islam. Ideologi Islam menurutnya menjadi target baru setelah komunisme runtuh. Indonesia termasuk menjadi salah satu sasaran dalam perbenturan peradaban ini, apalagi mengingat populasi pemeluk agama Islam di negara ini termasuk yang terbesar di dunia.

Lebih lanjut terkait keterlibatan militer dalam penanganan masalah terorisme, Manullang menyatakan bahwa hal itu boleh-boleh saja, apalagi mengingat militer memang punya kemampuan intelijen dan penanggulangan teror seperti dimiliki pasukan khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus). Akan tetapi, dia mengingatkan, keterlibatan TNI sebagai penjuru utama penanganan terorisme bisa menjadi persoalan, apalagi mengingat masih adanya sisa-sisa trauma masa lalu di masyarakat, ketika pada masa lalu militer sangatlah dominan dan berkuasa.

"Masyarakat kita masih sulit memahami perlunya militer ikut karena masih ada yang namanya fobia militer, apalagi waktu saya masih militer aktif, kejam kan? Dengan begitu, nanti yang jadi bos-nya jangan dari kalangan militer. Cukup kerja sama saja dengan BIN," ujar Manullang.

Manullang menambahkan, penanganan terorisme dan pengejaran terhadap pelaku teroris memerlukan kesatuan komando, terutama terkait kerja intelijen. Dia mengkritik banyak informasi intelijen selama ini bocor ke publik padahal yang seperti itu sangatlah tabu terjadi.

sumber : kmps

»»  READMORE...
 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News