KORBAN TOPAN MORAKOT TAIWAN,500 ORANG TEWAS DAN RIBUAN TERISOLASI

Monday 17 August 2009
Petugas search and rescue (SAR) membawa dua anak yang menjadi korban longsor akibat topan Morakot di Kaohsiung, Taiwan, menuju helikopter tim penyelamat.

CHISHAN (SI) – Korban tewas topan Morakot di Taiwan diperkirakan mencapai sekitar 500 orang.Ribuan orang lainnya dilaporkan masih terisolasi. Hingga kemarin, proses pencarian korban secara besar-besaran terus dilakukan. Lambatnya penanganan terhadap korban topan Morakot di Taiwan membuat Presiden Ma Ying-jeou meminta maaf.

Ying-jeou juga bisa memahami kemarahan warga Taiwan kepada pemerintah atas kelambanan tersebut. “Kita seharusnya bisa melakukan penanganan bencana ini dengan lebih baik dan cepat, tapi kami tidak bisa memenuhi hal itu. Kami meminta maaf untuk itu,” ujar Ying-jeou saat meninjau Nantou, salah satu wilayah yang sangat parah terkena bencana.

Ying-jeou mengatakan buruknya cuaca membuat regu penyelamat kesulitan mencapai lokasi bencana. Topan Morakot menghantam Taiwan pekan lalu. Dari data resmi pemerintah, bencana ini sudah menewaskan 121 nyawa meski angka kematian bahkan diprediksi bisa mencapai lebih dari 500 orang.

Sementara 15.000 warga dilaporkan mengungsi. Tepat tujuh hari setelah Morakot menghantam Taiwan, para kerabat yang ditinggal keluarganya mendatangi pura-pura untuk menghormati kerabat yang meninggal. Mereka percaya roh-roh keluarganya akan pulang ke rumah setelah tujuh hari.

“Gadis kecilku, apakah kau mendengar ibu? Ibu sangat merindukanmu,” kata salah seorang wanita sambil menangis keras di Desa Hsiaolin yang sudah rata dengan tanah. Kerabat juga menaruh sandal, anggur beras asam, serta uang kertas yang sudah dibakar sebagai usaha mereka untuk menenangkan arwah yang meninggal.

Guna membantu evakuasi, Pemerintah Taiwan menerjunkan 50.000 tentara.Mereka harus berjuang keras melewati jalanan dan jembatan yang hancur serta terputus karena banjir untuk mencapai lokasi dan menyelamatkan warga.Kepolisian meminta kepada semua warga yang kehilangan kerabat untuk bersedia dites DNA guna mengidentifikasi korban tewas.

Presiden Ying-jeou melaporkan kerusakan akibat topan Morakot sangat masif.Kerugian materi diperkirakan mencapai USS 3,4 miliar (Rp34 triliun). Kabinet berjanji akan mengeluarkan anggaran khusus guna membantu perbaikan. Besarnya kerusakan serta duka mendalam akibat topan Morakot mengundang simpati banyak pihak.

Aktor terkenal Hong Kong seperti Andy Lau dan Jet Li membantu penggalangan dana bagi korban topan. Mereka bertugas menjawab telepon dalam malam penggalangan dana,Jumat (14/8). Acara amal ini bisa mengumpulkan bantuan sebesar USD350 juta (Rp3,5 miliar).

Komunitas internasional juga tidak ketinggalan mengulurkan dana. Total sudah ada bantuan sebesar USD2 juta (Rp20 miliar) dari dunia internasional serta USD50.000 (Rp500 juta) dari Paus Benediktus XVI. Puluhan helikopter melanjutkan proses penyelamatan korban yang terjebak di pegunungan dan jurang.

Helikopter itu mengirimkan bantuan makanan dan air bersih serta mengangkut korban selamat. Pemerintah di wilayah Taitung memperkirakan ada 3.700 orang yang masih terjebak banjir di sana. Adapun pusat operasi penyelamatan di Chiayi menjelaskan ada 9.000 orang yang masih terperangkap banjir di sana.

Misi penyelamatan masih dipusatkan di daerah Kaohsiung, wilayah yang terparah diterjang banjir. Di sana, pasukan diterjunkan untuk mengevakuasi 2.000 orang lebih. CNN melaporkan, lebih dari 1.300 orang masih terjebak di desadesa terpencil kawasan pegunungan selatan Taiwan. Sebanyak 75 helikopter telah digilir untuk melakukan misi penyelamatan di Kaohsiung, Pingtung,Taitung, dan Chiayi.

Proses penyelamatan masih terkesan lambat karena tim penyelamat terkendala dengan kondisi alam yang masih tidak bersahabat. Hingga kemarin,kabut tebal,hujan lebat, dan medan yang tertutup lumpur dan air menyulitkan tim penyelamat mengangkut bahan bantuan serta korban selamat.

Banjir lumpur pun meratakan banyak daerah di selatan Taiwan, termasuk desa kecil Shiao Lin. Pemerintah yakin ada 200 orang yang masih terjebak banjir lumpur di daerah tersebut. “Seluruh keluarga saya, termasuk kakak saya, meninggal. Hanya satu saudara laki-laki saya yang masih hidup.Lebih dari 10 kerabat kami juga meninggal,hanya tinggal satu orang,” kata penduduk Shiao Ling,LuoYong Ling.

Strategi Penyelamatan

Tim penyelamat masih menentukan strategi penyelamatan. Mereka masih menyelidiki apakah lumpur yang meratakan desa itu sudah cukup stabil untuk dilintasi ekskavator. Alat berat itu penting untuk pencarian jenazah korban yangtertimbunlumpurdiShiaoLin. Chen Chiu Lian, 76, tinggal di Shiao Lin bersama cucunya yang masih berusia belasan tahun,Wang Hsin Hong.

Dia menggambarkan situasi saat topan menerjang desa mereka. “Saya baru saja selesai makan. Cucu saya sedang tidur. Hujan lebat mengguyur desa kami. Air bah kemudian masuk ke rumah kami.Hari berikutnya,hujan terus mengguyur deras,”katanya. “Rumah kami jadi seperti perahu.Air bah seperti samudera.

sumber : sindo

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News