Serpihan Pesawat Airbus A380 Berjatuhan di Batam

Thursday 4 November 2010





sumber: TOW
»»  READMORE...

Pengungsi Merapi Capai 69.000 Orang

Wednesday 3 November 2010
LAVA PIJAR, Guguran lava pijar keluar dari puncak Gunung Merapi pada pukul 20.00 WIB tadi malam, terlihat dari Dusun Hargobinangun, Sleman, DIY.

Aktivitas Gunung Merapi yang tidak pernah berhenti sejak erupsi pertama pada 26 Oktober lalu membuat ribuan warga di kawasan gunung teraktif di dunia tersebut meninggalkan kampung halamannya. Tercatat, hingga kemarin pengungsi korban Merapi melonjak dari 13.500 orang menjadi 69.000 orang. Mereka tersebar di barak pengungsian di Kabupaten Sleman, Yogyakarta; Kabupaten Magelang; Kabupaten Klaten; dan Kabupaten Boyolali,Jawa Tengah. 

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menjamin bahwa pemerintah bisa melayani pengungsi Merapi. Untuk diketahui, selain Merapi, saat ini pemerintah juga menanggung pengungsi korban gempa dan tsunami Mentawai, Sumatera Barat dan banjir bandang di Wasior, Papua Barat.“Pemerintah terus berupaya untuk penanganan para korban bencana mulai dari tahap tanggap darurat hingga masa pembangunan kembali,”katanya. 

Kondisi pengungsi Merapi mendapat perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).Kemarin Presiden mengunjungi pengungsi di tempat pengungsian Tanjung, Muntilan,Kabupaten Magelang. Kepada para pengungsi, Presiden meminta mereka bersabar karena tempat penampungan sementara tidak seperti keadaan di rumah. Tapi, dia menjanjikan pemerintah akan memberikan layanan berupa makanan, obat-obatan, dan bantuan lainnya agar diterima dengan baik. 

“Pemerintah pusat juga membantu pemerintah daerah menjalankan tugas-tugasnya,” katanya. Turut serta dalam kunjungan tersebut Ibu Negara Ani Yudhoyono dan rombongan antara lain Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Pendidikan Nasional M Nuh,Menpora Andi Mallarangeng, Kepala BNPB Syamsul Maarif, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, dan Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo. 

Sebelumnya saat memberi arahan kepada jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di Bandara Ahmad Yani,Semarang, Presiden meminta pemerintah daerah untuk tidak lengah dengan penanganan tanggap darurat sampai aktivitas Gunung Merapi benar-benar tidak lagi membahayakan warga.“Jangan lengah, jangan lalai, harus sampai tuntas, sampai selesai aktivitas Merapi, sampai saudara-saudara kita kembali ke tempat masing-masing,” ujarnya. 

Setelah tahap tanggap darurat selesai, lanjut Presiden, pemerintah provinsi pun harus melakukan tahap rehabilitasi seperti memperbaiki bangunan rusak dan membersihkan tempat yang tertutup abu vulkanik. “Biasanya ada berkah kesuburan tanah yang bisa dimanfaatkan oleh penduduk,”ujarnya. Dalam arahannya,Presiden juga mengimbau para kepala daerah untuk tetap berada di daerahnya masing-masing dan secara langsung turun ke lapangan guna memantau penanganan bencana.

“Jangan ketika saya datang ada di situ, tapi begitu saya kembali,gubernurnya kembali, bupatinya kembali, diserahkan hanya kepada camat. Bukan itu kepemimpinan yang baik,”ujar Presiden. Hingga kemarin, penanganan terhadap pengungsi Merapi berjalan dengan baik, termasuk suplai kebutuhan makanan. Seperti di wilayah Jawa Tengah, ketersediaan logistik dipastikan aman untuk lima hingga tujuh hari ke depan. 

Bahkan, persediaan beras sebanyak 460 ton sewaktu-waktu bisa ditambah dari Perum Bulog. Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Yogyakarta juga menyediakan cadangan 100 ton beras. Sebelumnya Bulog Yogyakarta sudah menyalurkan 100 ton beras untuk Pemkab Sleman selama masa tanggap bencana.Kepala Perum Bulog Divre Yogyakarta Murino Mudjono mengatakan, total beras yang disalurkan Bulog untuk tanggap bencana sebanyak 700 ton beras, masing-masing kabupaten/kota mendapatkan 100 ton beras. 

Kepala BPBD Jawa Tengah Priyantono Djarot Nugroho menuturkan, selain beras, kebutuhan logistik lainnya yang telah disalurkan kepada para pengungsi juga sudah banyak,seperti family kit(keperluan keluarga) dan keperluan mandi. Sejumlah lembaga juga telah mengucurkan bantuannya,seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Sosial, Kementerian BUMN, Kementerian Kesehatan, dan sejumlah lembaga pemerintah maupun swasta. 

“Untuk bantuan kesehatan,kita telah mendirikan 72 pos kesehatan yang berada di lokasi pengungsian di tiga daerah itu.Di Kabupaten Magelang sebanyak 55 pos kesehatan, Boyolali ada 12 pos kesehatan, dan lima pos kesehatan lagi di Klaten. Masing-masing pos terdiri atas empat dokter,perawat, bidan,dan mobil ambulans,’’ papar Priyantono. Bantuan non-logistik juga sudah banyak berdatangan, seperti layanan psikososial anak yang dilakukan Kementerian Sosial, layanan luka traumatik (trauma healing) yang digelar Universitas Diponegoro Semarang,hingga hiburan badut.

Namun, bukan berarti pengungsi tidak ada masalah. Sejumlah penyakit mulai mengancam mereka, di antaranya hipertensi. Hal ini seperti dialami 86 pengungsi letusan Gunung Merapi di barak pengungsian Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. “Setelah lebih dari satu minggu warga berada di barak pengungsian, mereka mulai mengeluhkan sejumlah serangan penyakit dan pada umumnya yang berusia di atas 40 tahun mulai terserang hipertensi,” kata kemarin. 

Selain hipertensi, pengungsi mengalami pegal-pegal (87 orang), infeksi saluran pernapasan akut (81 orang),sakit kepala (61 orang), (mual 39 orang),dan gatal-gatal (39 orang). “Serangan hipertensi ini memang banyak menyerang kalangan pengungsi. Mungkin dipicu karena mereka merasa jenuh,stres saat proses evakuasi, dan masalah pikiran terkait harta benda, ternak serta rumah yang ditinggal mengungsi, ”katanya. 

Pasangan suami istri yang mengungsi juga mengeluhkan tidak adanya bilik khusus untuk mereka. Menurut Surono, 45, warga Desa Sidorejo,Kecamatan Kemalang, mengaku harus pisah dengan istrinya di lokasi pengungsian. Sejak seminggu lalu, dirinya harus menahan hasrat untuk menggauli sang istri. “Bagi kami yang sudah menikah, ruangan khusus itu penting. Sebab, kami mempunyai kebutuhan lain,”ujar Surono. 

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta warga bersabar tinggal di pengungsian. Dia menegaskan, situasi tanggap darurat bencana erupsi Gunung merapi masih akan terus diberlakukan hingga batas waktu yang belum ditentukan.Menurut Sultan, kondisi Gunung Merapi hingga saat ini masih sangat berbahaya sehingga masyarakat diwajibkan untuk tinggal di pengungsian. 

“Pokoknya kalau Pak Surono (Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) belum menyatakan aman, ya masih tetap tanggap darurat,”ujarnya di Kepatihan kemarin. Selama situasi ini, lanjutnya, pemerintah bisa menggunakan dana dalam APBD untuk penanganan pengungsian. Bukan hanya dana tak terduga yang biasanya digunakan untuk penanganan bencana, namun dana dalam pos lain untuk sementara juga bisa dialihkan pada pos tanggap darurat. Sebelumnya direncanakan situasi tanggap darurat akan dilaksanakan selama 14 hari terhitung sejak erupsi pertama Gunung Merapi,26 Oktober lalu. 

Lava Pijar 

Sementara itu, lava pijar sebagai awal terbentuknya kubah baru di puncak Gunung Merapi mulai terlihat. Mulai sekitar pukul 18.50 WIB tadi malam lava pijar muncul dengan disertai beberapa guguran ke arah Kali Gendol.Munculnya lava pijar tersebut terlihat sangat jelas dalam CCTV di Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta. 

Kepala BPPTK Yogyakarta Subandriyo mengatakan,munculnya lava pijar ini sebagai awal terbentuknya kubah baru Merapi. “Jika konstan dan hanya disertai guguran-guguran, maka lava pijar itu kemudian akan menjadi kubah baru,”ungkapnya tadi malam. Menurut dia,munculnya lava pijar juga membuat awan panas yang keluar tidak sebesar sebelumnya. Pasalnya, kandungan gas yang berada di perut Merapi energinya tidak besar sehingga berpotensi tidak terjadi letusan eksplosif.“

Namun, kubah baru yang terbentuk itu juga berpotensi menyumbat keluarnya gas atau awan panas karena terbentuknya di bagian barat puncak,”ungkapnya. Aktivitas Merapi seharian ke- marin didominasi guguran dan gempa multifase. Sejak pagi sampai siang juga terjadi delapan kali awan panas dengan jarak luncur 3,5 kilometer ke arah Kali Gendol. 

Guguran awan panas ini relatif lebih kecil dibanding sebelumnya. Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM R Sukhyar mengungkapkan, pada pagi hari awan panas kembali meluncur namun tidak disertai dentuman. Ini menandakan energi yang dilepaskan lebih kecil dibanding energi pada letusan sebelumnya. “Awan panas tersebut murni berasal dari magma yang runtuh,”katanya di Yogyakarta. Menurut dia, jika hal tersebut terus berlangsung maka kondisi Merapi semakin baik. 

Karena dengan begitu,Gunung Merapi melepaskan energinya dalam skala kecil sehingga tidak menimbulkan erupsi eksplosif.Menurut dia, guguran awan panas sebagian besar menuju Kali Gendol dengan jarak luncur sekitar 3,5 kilometer dengan ketinggian asap sekitar 700 meter. Sukhyar menambahkan, meski guguran awan panas relatif kecil dibanding sebelumnya, bukan berarti kondisi Merapi sudah aman. Dia menegaskan, status Merapi masih pada level awas (IV) sehingga radius 10 km dari puncak Merapi harus tetap steril dari aktivitas warga.


sumber:SI
»»  READMORE...

Pajang fotobugil di Facebook,istri laporkan suami ke polisi

Tuesday 2 November 2010
Merasa tidak senang foto-foto bugilnya muncul di facebook, seorang istri berinisial RAD (28) penduduk Jalan Lagan By Pass Kelurahan Alur Dua Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, mengadu ke Mapolsek Pangkalan Brandan. Kapolsek Pangkalan Brandan AKP H M Kosim Sihombing, yang ditemui, Senin (1/11), di Pangkalan Brandan membenarkan adanya laporan dari RAD ke polseknya.

Kapolsek AKP Kosim Sihombing mengatakan RAD mengadukan hal itu setelah melihat foto-foto bugil korban di situs facebook, yang dilakukan oleh RL (30), yang alamatnya di Jalan Iswahyudi Lor Subur Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Jmbi Selatan Kota Jambi. Pengaduan tersebut diterima, Sabtu (30/10) sekitar pukul 23.30 WIB, oleh korban sendiri yang datang ke Polsek Pangkalan Brandan.

RAD melaporkan bahwa foto-foto bugilnya beredar di facebook, setelah RAD menerima laporan dari temannya, bahwa beredar foto bugilnya. Merasa tidak percaya korban lalu melihatnya di internet, ternyata benar. Namun korban RAD juga menjelaskan bahwa sebelum beredarnya foto foto dirinya tersebut, tersangka RL pernah mengancamnya untuk meminta uang kepada korban.

Bila tidak diberikan, kata RAD, dalam pengaduannya, maka RL akan menyebarkan foto-foto tersebut di situs facebook. AKP Kosim juga menjelaskan bahwa sebenarnya RAD dan RL adalah pasangan suami istri, namun sudah beberapa bulan ini mereka berpisah. "Kita akan kumpulkan bukti-bukti lainnya, termasuk juga saksi-saksi. Selain itu juga kita perlu saksi ahli, untuk mengetahui kasus ini secara detailnya, katanya.


sumber:TOW
»»  READMORE...

Warga pesisir minta jatah blok Mahakam

Monday 1 November 2010
Rita Widyasari

Proyeksi Rp 2 triliun per tahun yang didapatkan Pemprov Kaltim dari Blok Mahakam, belum disetujui oleh Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar). Apalagi, dari jumlah itu, porsi Kukar belum jelas. Pemkab juga merasa perbedaan keuntungan daerah dengan PT Yudhistira Bumi Energi (YBE) terlalu jauh, karena PT YBE mendapatkan Rp 6 triliun yang sesuai dengan kerja sama 80:20 dengan Pemprov.

“Wah saya kurang tahu mengapa bisa muncul hitung-hitungan seperti itu. Dasar menghitungnya apa dan aturannya mana?,” kata Bupati Kukar Rita Widyasari.
Karenanya, bupati wanita ini menyebut belum menerima porsi hitung-hitungan yang telah dilakukan pemprov. “Itu kan kata mereka (hitung-hitungan pemprov, Red.). Kita lihat saja nanti (belum setuju, Red.),”  tegasnya.

Rita mengatakan, alasan dirinya tidak menerima hitung-hitungan pemprov itu saat ini, karena masih melakukan kajian terhadap Blok Mahakam. “Saya kan masih menugaskan staf mempelajari semua persoalan Blok Mahakam. Tunggu itu dulu,” tambahnya.

Seperti diketahui, perjuangan untuk mendapatkan saham pengelolaan Blok Mahakam sejak awal didominasi oleh Pemprov Kaltim. Menurut Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, pemprov dipastikan akan bergandengan tangan dengan PT YBE untuk mengelola Blok Mahakam. Hingga pemprov melalui Perusda PT Migas Mandiri Pratama (MMP) menggandeng PT YBE, Kukar sebagai pemilik wilayah tak dilibatkan. Gubernur baru mengajak Kukar ketika menghadap Dirut Pertamina Karen Agustiawan, dua pekan lalu di Jakarta. Itu pun wakil Kukar tak ikut pertemuan karena terlambat datang lantaran adanya perubahan jadwal.

Hitung-hitungan Kaltim dapat bagian Rp 2 triliun, sedangkan YBE Rp 6 triliun per tahun dilontarkan oleh Direktur PT MMP Sofyan Helmi. Angka itu diperoleh dari proyeksi 15 persen saham di Blok Mahakam yang bisa diambil alih daerah, dan dibeli pemprov dengan dana dari PT YBE. Alhasil, PT YBE akan mendapatkan 80 persen keuntungan, sementara pemprov hanya kebagian 20 persen.

Menurut Sofyan Helmi, perhitungan pemprov menerima bentuk kerja sama itu, juga didukung kajian konsultan perminyakan PT Exploration Think Tank Indonesia (ETTI).

Tak hanya Bupati Rita, sejumlah anggota DPRD Kaltim pun mempertanyakan hitung-hitungan yang dilontarkan Sofyan Helmi. Sejumlah wakil rakyat itu minta agar pemprov membeber kerja sama dengan YBE agar semuanya jelas dan tak terjadi kecurigaan.

PESISIR BICARA

Sementara itu, tokoh kawasan pesisir Kukar juga tergiur dengan saham Blok Mahakam yang saat ini dikejar oleh Pemprov Kaltim. Sabtu (30/10), tokoh-tokoh wilayah pesisir telah membicarakan hal tersebut. Hasilnya, mereka menyebut warga pesisir Kukar berhak mendapatkan porsi di Blok Mahakam sesuai otonomi daerah. Jadi bukan Pemprov atau Kukar, tapi masyarakat di kecamatan-kecamatan pesisir Kukar.

“Warga di kecamatan-kecamatan pesisir Kukar adalah daerah tempat asal sumber daya alam itu. Kami minta ada pemerataan pembangunan dan anggaran sesuai kenyataan ini,” kata M Husni, perwakilan tokoh masyarakat pesisir, kemarin.

Karena itu, Husni menyebut, warga pesisir ingin pemerintah pusat memberikan kebijakan pada daerah untuk mengelola sendiri sumber daya alam itu.

“Seharusnya warga pesisir yang mendapat perhatian lebih karena SDA ini. Karena itu, kami ingin pembentukan Kutai Pesisir bisa segera dilakukan,” ujarnya

sumber:KP
»»  READMORE...

Marzuki: Tsunami Itu Konsekuensi Warga yang Hidup di Pulau

Ketua DPR RI Marzuki Ali
Bencana gempa dan tsunami di Mentawai, Sumatera Barat, sudah merenggut ratusan korban jiwa. Bagi Ketua DPR Marzuki Alie, musibah tersebut adalah risiko penduduk yang hidup di wilayah pantai.

"Mentawai kan jauh. Itu konsekuensi kita tinggal di pulaulah," kata Marzuki di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (27/10/2010).

Menurut politisi Partai Demokrat ini, seharusnya warga yang takut ombak jangan tinggal di daerah pantai. Alasannya, jika ada bencana seperti tsunami, maka proses evakuasinya menjadi sulit.

"Siapa pun yang takut kena ombak jangan tinggal di pinggir pantai. Sekarang kalau tinggal di Mentawai ada peringatan dini dua jam sebelumnya, sempat nggak meninggalkan pulau?" tanya Marzuki.

Bahkan dia menyarankan agar warga Mentawai dipindahkan saja. Hal ini bertujuan agar bencana serupa tidak lagi terjadi di Mentawai.

"Kalau tahu berisiko pindah sajalah," imbuhnya. "Kalau rentan dengan tsunami dicarikanlah tempat. Banyak kok di daratan," sambungnya.

Terakhir, Marzuki mengimbau agar bantuan terhadap korban Mentawai terus diberikan. Selain itu, kerusakan alat BMKG soal peringatan tsunami juga perlu diperbaiki.

"Kalau rusak diperbaiki. Kalau hilang dibeli lagi," tutupnya.

Bencana Mentawai telah merenggut 113 jiwa dan ratusan lain masih hilang. Cuaca buruk dan medan yang sulit membuat proses evakuasi korban. Sedikitnya ada 6 ribu penduduk yang tinggal di wilayah kepulauan tersebut.



sumber:DN
»»  READMORE...

96 korban Tsunami Mentawai belum ditemukan

pasca tsunami Mentawai

Sebanyak 96 orang korban gempa dan tsunami yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, belum ditemukan Tim Search And Rescue (SAR).

"Data yang dihimpun, sebanyak 96 orang korban tsunami yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Mentawai, belum ditemukan Tim SAR," kata Kepala Bidang Penanggulangan Bencana BPBD Sumbar, Ade Edwar, di Padang, Senin.

Gempa berkekuatan 7,2 Skala Richter disusul gelombang tsunami yang terjadi di Kabupaten Kepuluan Mentawai pada Senin (25/10), menyebabkan sekitar 449 orang meninggal dunia.

Korban yang mengalami luka-luka ketika terjadi gempa dan Tsunami yakni 270 orang mengalami luka berat, 142 orang kondisi luka ringan. Warga yang berada pada tempat pengungsian sebanyak 14.983 jiwa

Rumah warga yang rusak akibat gempa dan tsunami sebanyak 517 unit kondisi rusak berat, 204 unit rumah rusak ringan, rumah dinas 4 unit, 2 unit rusak berat Resort, 1 unit kapal pesiar terbakar, 1 unit kapal pesiar rusak ringan.

Sementara fasilitas umum yang rusak, ketika terjadi gempa dan tsunami yakni jembatan 7 unit, jalan P2D rusak sepanjang 8 km.

Ade Edwar mengatakan, saat ini ada tiga orang korban tsunami terjadi di Kabupaten Kepuluan Mentawai yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat M Jamil Padang.

"Korban menjalani perawatan yakni, Nelli (19) warga Malakopak, Pardamaian (26) warga Dusun Eruk Parabout, Desa Malakopak, Melda Yanti (12) warga Muntee, Kabupaten Mentawai," katanya.

Satu orang bayi lahir pascagempa dan tsunami di Kabupaten Mentawai, yang belum diberi nama oleh kedua orang tuanya meninggal dunia di Rumah Sakit Umum M Jamil Padang.

Dia menambahkan, pasien bernama Nelli (19) setelah melahirkan di Desa Malakokap, Kabupaten Kepuluan Mentawai, harus menjalani perawatan di Rumah Sakit M Jamil, Padang. Sementara dua orang lagi, yakni Melda Yanti (12) mengalami luka pada bagian pinggang sebelah kiri.

"Sedangkan pasien bernama Pardamaian (26), warga dusun Eruk Parabout, desa Malakopak mengalami trauma tumpul (perlukaan pada abdomen tanpa penetrasi ke dalam rongga peritoneum,red) diakibatkan oleh pukulan, benturan, ledakan, deselarasi (perlambatan),"kata Ade Edwar.

Saat ini Pardamian berada di ruang RR rumah saki M.jamil Padang. Pihak Rumah Sakit M.Jamil Padang, belum melakukan operasi pada Perdamian, melihat dulu kondisi pasien.

Tim SAR serta dibantu para relawan masih terus melakukan pencarian terhadap korban meninggal dunia maupun warga hilang, serta menyalurkan bantuan yang telah diterima dari sejumlah pihak baik pemerintah, swasta, maupun LSM.

sumber:TO

»»  READMORE...

Demi Mentawai, Dua Jam Terapung di Laut

Sunday 31 October 2010
Petugas PLN membantu para korban gempa 7,2 SR dan tsunami di pengungsian di Desa Saumanganyak


Gelombang besar disertai angin kencang di sekitar Perairan Pantai Mentawai, Sabtu tidak menyurutkan niat para petugas PLN membantu para korban gempa 7,2 SR dan tsunami di pengungsian di Desa Saumanganyak, Mentawai, Sumbar.
"Kami mesti tetap berangkat untuk membawa genset, walaupun cuaca buruk. Warga Mentawai di tempat-tempat pengungsian sangat membutuhkan listrik. Tujuan kami hanya satu membantu warga yang dilanda musibah," kata Jhon, satu dari karyawan PLN.
BMKG saat itu memang meramalkan akan terjadi gelombang besar disertai angin kencang di Kabupaten Mentawai.
Gelombang laut setinggi empat meter dan hujan lebat itu diperkirakan akan berlangsung selama empat hari mendatang.
Namun, demi menolong korban gempa dan tsunami Mentawai, mereka tetap berangkat, hingga akhirnya satu dari dua kapal yang membawa genset itu dihantam ombak.
John mengakui saat berangkat dari Pelabuhan Sikakap, sekitar pukul 13.30 WIB, cuaca mulai buruk.
"Kami tahu cuaca memang memburuk, tapi kami tidak menyangka jika gelombang sedemikian besar," katanya.
Ketika berada di tengah laut, tiba-tiba datang gelombang besar disertai angin kencang. Kapal yang berisi lima penumpang itu dihantam gelombang yang mencapai tiga meter, dan terbalik.
Kapal lainnya yang sama-sama berangkat dari Pelabuhan Sikakap, selamat dari hantaman gelombang besar.
"Semua barang milik PLN dan barang lain di atas kapal tenggelam. Beruntung semua penumpang selamat," kata Jhon.
Setelah dua jam terapung-apung di perairan Pantai Mentawai, Tim SAR yang mendengar ada kapal terbalik, segera memberikan pertolongan.
"Kami sangat berterima kasih karena nyawa kami dapat tertolong setelah Tim SAR mengevakuasi penumpang kapal," katanya.
Ketika itu, ada dua kapal yang berangkat dari Pelabuhan Sikakap untuk membawa genset ke tempat pengungsian. Kapal Long Boat, yang berisi 15 penumpang, selamat dari hantaman gelombang besar.
Kapal Long Boat dapat bersandar kembali sekitar pukul 19.00 WIB, setelah gelombang besar surut.
Kapal Long Boat bersandar di Desa Saumanganyak membawa genset PLN serta peralatan lain

sumber:TK
»»  READMORE...

Korban Tewas Mentawai Sudah 413 Jiwa

Sejumlah bangunan di Kampung Bosuwa Desa Betumonga Pulau Sipora, Mentawai, hancur


Jumlah korban meninggal akibat bencana gempa bumi dan tsunami di Kepulauan Mentawai hingga hari ini Sabtu (30/10/2010) sudah mencapai 413 jiwa.
Data resmi yang dirilis situs Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pukul 10.00 WIB, jumlah total korban tersebut berasal dari 7 desa di 4 kecamatan dengan rincian 41 orang di Kecamatan Sipora Selatan, 154 orang di Kecamatan Pagai Selatan, 209 di Kecamatan Pagai Utara dan 9 orang di Kecamatan Sikakap. 
Korban meninggal yang paling banyak berada di Dusun Sabeugunggung dan Munte, Desa Belumonga, Kecamatan Pagai Utara, masing-masing sebanyak 98 orang.
Sementara itu korban hilang dilaporkan sebanyak 303, dengan korban terbanyak berada di Dusun Sabeugunggung 160 orang. Korban luka berat sama dengan data sebelumnya yaitu 270 orang dan luka ringan bertambah 20 orang menjadi 162 orang.
Berdasarkan laporan BPBD Sumatera Barat, pengungsi yang sudah terdata bertambah menjadi 12.935 jiwa, dengan sebaran 7.784 jiwa di Kec. Pagai Selatan, 3.656 jiwa di Kec. Pagai Utara dan 1.495 jiwa di Kec. Sikakap.
Dua dusun yang paling parah mengalami bencana adalah dusun Munte dan dusun Sabeugunggung, yang terletak di Desa Batumonga, Kecamatan Pagai Utara, dengan jumlah rumah rusak berat masing-masing sebanyak 74 dan 64 unit. Total rumah rusak berat di 4 kecamatan adalah 497 unit, sedangkan rumah rusak ringan sebanyak 204 unit.

sumber : TK
»»  READMORE...
 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News