Serpihan Pesawat Airbus A380 Berjatuhan di Batam

Thursday 4 November 2010





sumber: TOW
»»  READMORE...

Pengungsi Merapi Capai 69.000 Orang

Wednesday 3 November 2010
LAVA PIJAR, Guguran lava pijar keluar dari puncak Gunung Merapi pada pukul 20.00 WIB tadi malam, terlihat dari Dusun Hargobinangun, Sleman, DIY.

Aktivitas Gunung Merapi yang tidak pernah berhenti sejak erupsi pertama pada 26 Oktober lalu membuat ribuan warga di kawasan gunung teraktif di dunia tersebut meninggalkan kampung halamannya. Tercatat, hingga kemarin pengungsi korban Merapi melonjak dari 13.500 orang menjadi 69.000 orang. Mereka tersebar di barak pengungsian di Kabupaten Sleman, Yogyakarta; Kabupaten Magelang; Kabupaten Klaten; dan Kabupaten Boyolali,Jawa Tengah. 

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menjamin bahwa pemerintah bisa melayani pengungsi Merapi. Untuk diketahui, selain Merapi, saat ini pemerintah juga menanggung pengungsi korban gempa dan tsunami Mentawai, Sumatera Barat dan banjir bandang di Wasior, Papua Barat.“Pemerintah terus berupaya untuk penanganan para korban bencana mulai dari tahap tanggap darurat hingga masa pembangunan kembali,”katanya. 

Kondisi pengungsi Merapi mendapat perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).Kemarin Presiden mengunjungi pengungsi di tempat pengungsian Tanjung, Muntilan,Kabupaten Magelang. Kepada para pengungsi, Presiden meminta mereka bersabar karena tempat penampungan sementara tidak seperti keadaan di rumah. Tapi, dia menjanjikan pemerintah akan memberikan layanan berupa makanan, obat-obatan, dan bantuan lainnya agar diterima dengan baik. 

“Pemerintah pusat juga membantu pemerintah daerah menjalankan tugas-tugasnya,” katanya. Turut serta dalam kunjungan tersebut Ibu Negara Ani Yudhoyono dan rombongan antara lain Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Pendidikan Nasional M Nuh,Menpora Andi Mallarangeng, Kepala BNPB Syamsul Maarif, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, dan Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo. 

Sebelumnya saat memberi arahan kepada jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di Bandara Ahmad Yani,Semarang, Presiden meminta pemerintah daerah untuk tidak lengah dengan penanganan tanggap darurat sampai aktivitas Gunung Merapi benar-benar tidak lagi membahayakan warga.“Jangan lengah, jangan lalai, harus sampai tuntas, sampai selesai aktivitas Merapi, sampai saudara-saudara kita kembali ke tempat masing-masing,” ujarnya. 

Setelah tahap tanggap darurat selesai, lanjut Presiden, pemerintah provinsi pun harus melakukan tahap rehabilitasi seperti memperbaiki bangunan rusak dan membersihkan tempat yang tertutup abu vulkanik. “Biasanya ada berkah kesuburan tanah yang bisa dimanfaatkan oleh penduduk,”ujarnya. Dalam arahannya,Presiden juga mengimbau para kepala daerah untuk tetap berada di daerahnya masing-masing dan secara langsung turun ke lapangan guna memantau penanganan bencana.

“Jangan ketika saya datang ada di situ, tapi begitu saya kembali,gubernurnya kembali, bupatinya kembali, diserahkan hanya kepada camat. Bukan itu kepemimpinan yang baik,”ujar Presiden. Hingga kemarin, penanganan terhadap pengungsi Merapi berjalan dengan baik, termasuk suplai kebutuhan makanan. Seperti di wilayah Jawa Tengah, ketersediaan logistik dipastikan aman untuk lima hingga tujuh hari ke depan. 

Bahkan, persediaan beras sebanyak 460 ton sewaktu-waktu bisa ditambah dari Perum Bulog. Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Yogyakarta juga menyediakan cadangan 100 ton beras. Sebelumnya Bulog Yogyakarta sudah menyalurkan 100 ton beras untuk Pemkab Sleman selama masa tanggap bencana.Kepala Perum Bulog Divre Yogyakarta Murino Mudjono mengatakan, total beras yang disalurkan Bulog untuk tanggap bencana sebanyak 700 ton beras, masing-masing kabupaten/kota mendapatkan 100 ton beras. 

Kepala BPBD Jawa Tengah Priyantono Djarot Nugroho menuturkan, selain beras, kebutuhan logistik lainnya yang telah disalurkan kepada para pengungsi juga sudah banyak,seperti family kit(keperluan keluarga) dan keperluan mandi. Sejumlah lembaga juga telah mengucurkan bantuannya,seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Sosial, Kementerian BUMN, Kementerian Kesehatan, dan sejumlah lembaga pemerintah maupun swasta. 

“Untuk bantuan kesehatan,kita telah mendirikan 72 pos kesehatan yang berada di lokasi pengungsian di tiga daerah itu.Di Kabupaten Magelang sebanyak 55 pos kesehatan, Boyolali ada 12 pos kesehatan, dan lima pos kesehatan lagi di Klaten. Masing-masing pos terdiri atas empat dokter,perawat, bidan,dan mobil ambulans,’’ papar Priyantono. Bantuan non-logistik juga sudah banyak berdatangan, seperti layanan psikososial anak yang dilakukan Kementerian Sosial, layanan luka traumatik (trauma healing) yang digelar Universitas Diponegoro Semarang,hingga hiburan badut.

Namun, bukan berarti pengungsi tidak ada masalah. Sejumlah penyakit mulai mengancam mereka, di antaranya hipertensi. Hal ini seperti dialami 86 pengungsi letusan Gunung Merapi di barak pengungsian Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. “Setelah lebih dari satu minggu warga berada di barak pengungsian, mereka mulai mengeluhkan sejumlah serangan penyakit dan pada umumnya yang berusia di atas 40 tahun mulai terserang hipertensi,” kata kemarin. 

Selain hipertensi, pengungsi mengalami pegal-pegal (87 orang), infeksi saluran pernapasan akut (81 orang),sakit kepala (61 orang), (mual 39 orang),dan gatal-gatal (39 orang). “Serangan hipertensi ini memang banyak menyerang kalangan pengungsi. Mungkin dipicu karena mereka merasa jenuh,stres saat proses evakuasi, dan masalah pikiran terkait harta benda, ternak serta rumah yang ditinggal mengungsi, ”katanya. 

Pasangan suami istri yang mengungsi juga mengeluhkan tidak adanya bilik khusus untuk mereka. Menurut Surono, 45, warga Desa Sidorejo,Kecamatan Kemalang, mengaku harus pisah dengan istrinya di lokasi pengungsian. Sejak seminggu lalu, dirinya harus menahan hasrat untuk menggauli sang istri. “Bagi kami yang sudah menikah, ruangan khusus itu penting. Sebab, kami mempunyai kebutuhan lain,”ujar Surono. 

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta warga bersabar tinggal di pengungsian. Dia menegaskan, situasi tanggap darurat bencana erupsi Gunung merapi masih akan terus diberlakukan hingga batas waktu yang belum ditentukan.Menurut Sultan, kondisi Gunung Merapi hingga saat ini masih sangat berbahaya sehingga masyarakat diwajibkan untuk tinggal di pengungsian. 

“Pokoknya kalau Pak Surono (Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) belum menyatakan aman, ya masih tetap tanggap darurat,”ujarnya di Kepatihan kemarin. Selama situasi ini, lanjutnya, pemerintah bisa menggunakan dana dalam APBD untuk penanganan pengungsian. Bukan hanya dana tak terduga yang biasanya digunakan untuk penanganan bencana, namun dana dalam pos lain untuk sementara juga bisa dialihkan pada pos tanggap darurat. Sebelumnya direncanakan situasi tanggap darurat akan dilaksanakan selama 14 hari terhitung sejak erupsi pertama Gunung Merapi,26 Oktober lalu. 

Lava Pijar 

Sementara itu, lava pijar sebagai awal terbentuknya kubah baru di puncak Gunung Merapi mulai terlihat. Mulai sekitar pukul 18.50 WIB tadi malam lava pijar muncul dengan disertai beberapa guguran ke arah Kali Gendol.Munculnya lava pijar tersebut terlihat sangat jelas dalam CCTV di Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta. 

Kepala BPPTK Yogyakarta Subandriyo mengatakan,munculnya lava pijar ini sebagai awal terbentuknya kubah baru Merapi. “Jika konstan dan hanya disertai guguran-guguran, maka lava pijar itu kemudian akan menjadi kubah baru,”ungkapnya tadi malam. Menurut dia,munculnya lava pijar juga membuat awan panas yang keluar tidak sebesar sebelumnya. Pasalnya, kandungan gas yang berada di perut Merapi energinya tidak besar sehingga berpotensi tidak terjadi letusan eksplosif.“

Namun, kubah baru yang terbentuk itu juga berpotensi menyumbat keluarnya gas atau awan panas karena terbentuknya di bagian barat puncak,”ungkapnya. Aktivitas Merapi seharian ke- marin didominasi guguran dan gempa multifase. Sejak pagi sampai siang juga terjadi delapan kali awan panas dengan jarak luncur 3,5 kilometer ke arah Kali Gendol. 

Guguran awan panas ini relatif lebih kecil dibanding sebelumnya. Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM R Sukhyar mengungkapkan, pada pagi hari awan panas kembali meluncur namun tidak disertai dentuman. Ini menandakan energi yang dilepaskan lebih kecil dibanding energi pada letusan sebelumnya. “Awan panas tersebut murni berasal dari magma yang runtuh,”katanya di Yogyakarta. Menurut dia, jika hal tersebut terus berlangsung maka kondisi Merapi semakin baik. 

Karena dengan begitu,Gunung Merapi melepaskan energinya dalam skala kecil sehingga tidak menimbulkan erupsi eksplosif.Menurut dia, guguran awan panas sebagian besar menuju Kali Gendol dengan jarak luncur sekitar 3,5 kilometer dengan ketinggian asap sekitar 700 meter. Sukhyar menambahkan, meski guguran awan panas relatif kecil dibanding sebelumnya, bukan berarti kondisi Merapi sudah aman. Dia menegaskan, status Merapi masih pada level awas (IV) sehingga radius 10 km dari puncak Merapi harus tetap steril dari aktivitas warga.


sumber:SI
»»  READMORE...

Pajang fotobugil di Facebook,istri laporkan suami ke polisi

Tuesday 2 November 2010
Merasa tidak senang foto-foto bugilnya muncul di facebook, seorang istri berinisial RAD (28) penduduk Jalan Lagan By Pass Kelurahan Alur Dua Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, mengadu ke Mapolsek Pangkalan Brandan. Kapolsek Pangkalan Brandan AKP H M Kosim Sihombing, yang ditemui, Senin (1/11), di Pangkalan Brandan membenarkan adanya laporan dari RAD ke polseknya.

Kapolsek AKP Kosim Sihombing mengatakan RAD mengadukan hal itu setelah melihat foto-foto bugil korban di situs facebook, yang dilakukan oleh RL (30), yang alamatnya di Jalan Iswahyudi Lor Subur Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Jmbi Selatan Kota Jambi. Pengaduan tersebut diterima, Sabtu (30/10) sekitar pukul 23.30 WIB, oleh korban sendiri yang datang ke Polsek Pangkalan Brandan.

RAD melaporkan bahwa foto-foto bugilnya beredar di facebook, setelah RAD menerima laporan dari temannya, bahwa beredar foto bugilnya. Merasa tidak percaya korban lalu melihatnya di internet, ternyata benar. Namun korban RAD juga menjelaskan bahwa sebelum beredarnya foto foto dirinya tersebut, tersangka RL pernah mengancamnya untuk meminta uang kepada korban.

Bila tidak diberikan, kata RAD, dalam pengaduannya, maka RL akan menyebarkan foto-foto tersebut di situs facebook. AKP Kosim juga menjelaskan bahwa sebenarnya RAD dan RL adalah pasangan suami istri, namun sudah beberapa bulan ini mereka berpisah. "Kita akan kumpulkan bukti-bukti lainnya, termasuk juga saksi-saksi. Selain itu juga kita perlu saksi ahli, untuk mengetahui kasus ini secara detailnya, katanya.


sumber:TOW
»»  READMORE...

Warga pesisir minta jatah blok Mahakam

Monday 1 November 2010
Rita Widyasari

Proyeksi Rp 2 triliun per tahun yang didapatkan Pemprov Kaltim dari Blok Mahakam, belum disetujui oleh Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar). Apalagi, dari jumlah itu, porsi Kukar belum jelas. Pemkab juga merasa perbedaan keuntungan daerah dengan PT Yudhistira Bumi Energi (YBE) terlalu jauh, karena PT YBE mendapatkan Rp 6 triliun yang sesuai dengan kerja sama 80:20 dengan Pemprov.

“Wah saya kurang tahu mengapa bisa muncul hitung-hitungan seperti itu. Dasar menghitungnya apa dan aturannya mana?,” kata Bupati Kukar Rita Widyasari.
Karenanya, bupati wanita ini menyebut belum menerima porsi hitung-hitungan yang telah dilakukan pemprov. “Itu kan kata mereka (hitung-hitungan pemprov, Red.). Kita lihat saja nanti (belum setuju, Red.),”  tegasnya.

Rita mengatakan, alasan dirinya tidak menerima hitung-hitungan pemprov itu saat ini, karena masih melakukan kajian terhadap Blok Mahakam. “Saya kan masih menugaskan staf mempelajari semua persoalan Blok Mahakam. Tunggu itu dulu,” tambahnya.

Seperti diketahui, perjuangan untuk mendapatkan saham pengelolaan Blok Mahakam sejak awal didominasi oleh Pemprov Kaltim. Menurut Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, pemprov dipastikan akan bergandengan tangan dengan PT YBE untuk mengelola Blok Mahakam. Hingga pemprov melalui Perusda PT Migas Mandiri Pratama (MMP) menggandeng PT YBE, Kukar sebagai pemilik wilayah tak dilibatkan. Gubernur baru mengajak Kukar ketika menghadap Dirut Pertamina Karen Agustiawan, dua pekan lalu di Jakarta. Itu pun wakil Kukar tak ikut pertemuan karena terlambat datang lantaran adanya perubahan jadwal.

Hitung-hitungan Kaltim dapat bagian Rp 2 triliun, sedangkan YBE Rp 6 triliun per tahun dilontarkan oleh Direktur PT MMP Sofyan Helmi. Angka itu diperoleh dari proyeksi 15 persen saham di Blok Mahakam yang bisa diambil alih daerah, dan dibeli pemprov dengan dana dari PT YBE. Alhasil, PT YBE akan mendapatkan 80 persen keuntungan, sementara pemprov hanya kebagian 20 persen.

Menurut Sofyan Helmi, perhitungan pemprov menerima bentuk kerja sama itu, juga didukung kajian konsultan perminyakan PT Exploration Think Tank Indonesia (ETTI).

Tak hanya Bupati Rita, sejumlah anggota DPRD Kaltim pun mempertanyakan hitung-hitungan yang dilontarkan Sofyan Helmi. Sejumlah wakil rakyat itu minta agar pemprov membeber kerja sama dengan YBE agar semuanya jelas dan tak terjadi kecurigaan.

PESISIR BICARA

Sementara itu, tokoh kawasan pesisir Kukar juga tergiur dengan saham Blok Mahakam yang saat ini dikejar oleh Pemprov Kaltim. Sabtu (30/10), tokoh-tokoh wilayah pesisir telah membicarakan hal tersebut. Hasilnya, mereka menyebut warga pesisir Kukar berhak mendapatkan porsi di Blok Mahakam sesuai otonomi daerah. Jadi bukan Pemprov atau Kukar, tapi masyarakat di kecamatan-kecamatan pesisir Kukar.

“Warga di kecamatan-kecamatan pesisir Kukar adalah daerah tempat asal sumber daya alam itu. Kami minta ada pemerataan pembangunan dan anggaran sesuai kenyataan ini,” kata M Husni, perwakilan tokoh masyarakat pesisir, kemarin.

Karena itu, Husni menyebut, warga pesisir ingin pemerintah pusat memberikan kebijakan pada daerah untuk mengelola sendiri sumber daya alam itu.

“Seharusnya warga pesisir yang mendapat perhatian lebih karena SDA ini. Karena itu, kami ingin pembentukan Kutai Pesisir bisa segera dilakukan,” ujarnya

sumber:KP
»»  READMORE...

Marzuki: Tsunami Itu Konsekuensi Warga yang Hidup di Pulau

Ketua DPR RI Marzuki Ali
Bencana gempa dan tsunami di Mentawai, Sumatera Barat, sudah merenggut ratusan korban jiwa. Bagi Ketua DPR Marzuki Alie, musibah tersebut adalah risiko penduduk yang hidup di wilayah pantai.

"Mentawai kan jauh. Itu konsekuensi kita tinggal di pulaulah," kata Marzuki di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (27/10/2010).

Menurut politisi Partai Demokrat ini, seharusnya warga yang takut ombak jangan tinggal di daerah pantai. Alasannya, jika ada bencana seperti tsunami, maka proses evakuasinya menjadi sulit.

"Siapa pun yang takut kena ombak jangan tinggal di pinggir pantai. Sekarang kalau tinggal di Mentawai ada peringatan dini dua jam sebelumnya, sempat nggak meninggalkan pulau?" tanya Marzuki.

Bahkan dia menyarankan agar warga Mentawai dipindahkan saja. Hal ini bertujuan agar bencana serupa tidak lagi terjadi di Mentawai.

"Kalau tahu berisiko pindah sajalah," imbuhnya. "Kalau rentan dengan tsunami dicarikanlah tempat. Banyak kok di daratan," sambungnya.

Terakhir, Marzuki mengimbau agar bantuan terhadap korban Mentawai terus diberikan. Selain itu, kerusakan alat BMKG soal peringatan tsunami juga perlu diperbaiki.

"Kalau rusak diperbaiki. Kalau hilang dibeli lagi," tutupnya.

Bencana Mentawai telah merenggut 113 jiwa dan ratusan lain masih hilang. Cuaca buruk dan medan yang sulit membuat proses evakuasi korban. Sedikitnya ada 6 ribu penduduk yang tinggal di wilayah kepulauan tersebut.



sumber:DN
»»  READMORE...

96 korban Tsunami Mentawai belum ditemukan

pasca tsunami Mentawai

Sebanyak 96 orang korban gempa dan tsunami yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, belum ditemukan Tim Search And Rescue (SAR).

"Data yang dihimpun, sebanyak 96 orang korban tsunami yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Mentawai, belum ditemukan Tim SAR," kata Kepala Bidang Penanggulangan Bencana BPBD Sumbar, Ade Edwar, di Padang, Senin.

Gempa berkekuatan 7,2 Skala Richter disusul gelombang tsunami yang terjadi di Kabupaten Kepuluan Mentawai pada Senin (25/10), menyebabkan sekitar 449 orang meninggal dunia.

Korban yang mengalami luka-luka ketika terjadi gempa dan Tsunami yakni 270 orang mengalami luka berat, 142 orang kondisi luka ringan. Warga yang berada pada tempat pengungsian sebanyak 14.983 jiwa

Rumah warga yang rusak akibat gempa dan tsunami sebanyak 517 unit kondisi rusak berat, 204 unit rumah rusak ringan, rumah dinas 4 unit, 2 unit rusak berat Resort, 1 unit kapal pesiar terbakar, 1 unit kapal pesiar rusak ringan.

Sementara fasilitas umum yang rusak, ketika terjadi gempa dan tsunami yakni jembatan 7 unit, jalan P2D rusak sepanjang 8 km.

Ade Edwar mengatakan, saat ini ada tiga orang korban tsunami terjadi di Kabupaten Kepuluan Mentawai yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat M Jamil Padang.

"Korban menjalani perawatan yakni, Nelli (19) warga Malakopak, Pardamaian (26) warga Dusun Eruk Parabout, Desa Malakopak, Melda Yanti (12) warga Muntee, Kabupaten Mentawai," katanya.

Satu orang bayi lahir pascagempa dan tsunami di Kabupaten Mentawai, yang belum diberi nama oleh kedua orang tuanya meninggal dunia di Rumah Sakit Umum M Jamil Padang.

Dia menambahkan, pasien bernama Nelli (19) setelah melahirkan di Desa Malakokap, Kabupaten Kepuluan Mentawai, harus menjalani perawatan di Rumah Sakit M Jamil, Padang. Sementara dua orang lagi, yakni Melda Yanti (12) mengalami luka pada bagian pinggang sebelah kiri.

"Sedangkan pasien bernama Pardamaian (26), warga dusun Eruk Parabout, desa Malakopak mengalami trauma tumpul (perlukaan pada abdomen tanpa penetrasi ke dalam rongga peritoneum,red) diakibatkan oleh pukulan, benturan, ledakan, deselarasi (perlambatan),"kata Ade Edwar.

Saat ini Pardamian berada di ruang RR rumah saki M.jamil Padang. Pihak Rumah Sakit M.Jamil Padang, belum melakukan operasi pada Perdamian, melihat dulu kondisi pasien.

Tim SAR serta dibantu para relawan masih terus melakukan pencarian terhadap korban meninggal dunia maupun warga hilang, serta menyalurkan bantuan yang telah diterima dari sejumlah pihak baik pemerintah, swasta, maupun LSM.

sumber:TO

»»  READMORE...

Demi Mentawai, Dua Jam Terapung di Laut

Sunday 31 October 2010
Petugas PLN membantu para korban gempa 7,2 SR dan tsunami di pengungsian di Desa Saumanganyak


Gelombang besar disertai angin kencang di sekitar Perairan Pantai Mentawai, Sabtu tidak menyurutkan niat para petugas PLN membantu para korban gempa 7,2 SR dan tsunami di pengungsian di Desa Saumanganyak, Mentawai, Sumbar.
"Kami mesti tetap berangkat untuk membawa genset, walaupun cuaca buruk. Warga Mentawai di tempat-tempat pengungsian sangat membutuhkan listrik. Tujuan kami hanya satu membantu warga yang dilanda musibah," kata Jhon, satu dari karyawan PLN.
BMKG saat itu memang meramalkan akan terjadi gelombang besar disertai angin kencang di Kabupaten Mentawai.
Gelombang laut setinggi empat meter dan hujan lebat itu diperkirakan akan berlangsung selama empat hari mendatang.
Namun, demi menolong korban gempa dan tsunami Mentawai, mereka tetap berangkat, hingga akhirnya satu dari dua kapal yang membawa genset itu dihantam ombak.
John mengakui saat berangkat dari Pelabuhan Sikakap, sekitar pukul 13.30 WIB, cuaca mulai buruk.
"Kami tahu cuaca memang memburuk, tapi kami tidak menyangka jika gelombang sedemikian besar," katanya.
Ketika berada di tengah laut, tiba-tiba datang gelombang besar disertai angin kencang. Kapal yang berisi lima penumpang itu dihantam gelombang yang mencapai tiga meter, dan terbalik.
Kapal lainnya yang sama-sama berangkat dari Pelabuhan Sikakap, selamat dari hantaman gelombang besar.
"Semua barang milik PLN dan barang lain di atas kapal tenggelam. Beruntung semua penumpang selamat," kata Jhon.
Setelah dua jam terapung-apung di perairan Pantai Mentawai, Tim SAR yang mendengar ada kapal terbalik, segera memberikan pertolongan.
"Kami sangat berterima kasih karena nyawa kami dapat tertolong setelah Tim SAR mengevakuasi penumpang kapal," katanya.
Ketika itu, ada dua kapal yang berangkat dari Pelabuhan Sikakap untuk membawa genset ke tempat pengungsian. Kapal Long Boat, yang berisi 15 penumpang, selamat dari hantaman gelombang besar.
Kapal Long Boat dapat bersandar kembali sekitar pukul 19.00 WIB, setelah gelombang besar surut.
Kapal Long Boat bersandar di Desa Saumanganyak membawa genset PLN serta peralatan lain

sumber:TK
»»  READMORE...

Korban Tewas Mentawai Sudah 413 Jiwa

Sejumlah bangunan di Kampung Bosuwa Desa Betumonga Pulau Sipora, Mentawai, hancur


Jumlah korban meninggal akibat bencana gempa bumi dan tsunami di Kepulauan Mentawai hingga hari ini Sabtu (30/10/2010) sudah mencapai 413 jiwa.
Data resmi yang dirilis situs Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pukul 10.00 WIB, jumlah total korban tersebut berasal dari 7 desa di 4 kecamatan dengan rincian 41 orang di Kecamatan Sipora Selatan, 154 orang di Kecamatan Pagai Selatan, 209 di Kecamatan Pagai Utara dan 9 orang di Kecamatan Sikakap. 
Korban meninggal yang paling banyak berada di Dusun Sabeugunggung dan Munte, Desa Belumonga, Kecamatan Pagai Utara, masing-masing sebanyak 98 orang.
Sementara itu korban hilang dilaporkan sebanyak 303, dengan korban terbanyak berada di Dusun Sabeugunggung 160 orang. Korban luka berat sama dengan data sebelumnya yaitu 270 orang dan luka ringan bertambah 20 orang menjadi 162 orang.
Berdasarkan laporan BPBD Sumatera Barat, pengungsi yang sudah terdata bertambah menjadi 12.935 jiwa, dengan sebaran 7.784 jiwa di Kec. Pagai Selatan, 3.656 jiwa di Kec. Pagai Utara dan 1.495 jiwa di Kec. Sikakap.
Dua dusun yang paling parah mengalami bencana adalah dusun Munte dan dusun Sabeugunggung, yang terletak di Desa Batumonga, Kecamatan Pagai Utara, dengan jumlah rumah rusak berat masing-masing sebanyak 74 dan 64 unit. Total rumah rusak berat di 4 kecamatan adalah 497 unit, sedangkan rumah rusak ringan sebanyak 204 unit.

sumber : TK
»»  READMORE...

Tsunami Hingga Setinggi Pohon Kelapa di Pagai Utara,Mentawai

Saturday 30 October 2010

Dusun Muntei Baru-Baru, Desa Batumonga merupakan kampung terparah diterjang tsunami. Ini kemungkinan karena sumber tsunami berada di depan Pulau Pagai Utara tersebut.

Brenti, 40 tahun, dan seorang tetangga lelakinya dengan susah payah berjalan melewati hutan sejauh 30 km lebih 2 jam dari dusunnya menuju Sikakap, ibukota Kecamatan Sikakap di Pulau Pagai Utara pada Selasa (26/10/2010) siang.

Ia meninggalkan dusunnya, Muntei Baru-Baru, Desa Batumonga, juga di Pulau Pagai Utara karena hancur diterjang tsunami pada Senin (25/10/2010) malam. Puluhan mayat masih bergelatakan di antara puing-puing kampung yang rusak. Belum ada yang mengurus. Lebih seratus warga hilang dibawa ombak.

"Hanya sekitar 40 orang yang selamat, seluruh rumah 73 unit dan sebuah SD, semalam kami yang hidup termasuk yang luka dan bayi tidur di tengah hujan di perbukitan di belakang kampung," ujarnya Brenti seperti dikutip Supri, jurnalis Tabloid Puailiggoubat yang bertugas di Sikakap.

Brenti kehilangan istri dan dua anaknya. Mereka terseret ombak tsunami dan belum ditemukan. Tsunaminya datang dua gelombang. Gelombang pertama setidaknya setinggi 5 meter mengenai separuh kampung. Gelombang kedua jauh lebih tinggi, melewati pucuk kelapa yang tinggi. Mungkin lebih 8 meter. 

Gelombang kedua menghancurkan seisi bangunan kampung hingga ombak menghantam ke darat sejauh 800 meter dari pantai. Kedua gelombang sempat bertemu di tengah kampong, seperti tepukan tangan. Karena masing-masing menghantam dari kiri dan kanan.

Warga yang selamat, katanya, karena lari saat gelombang pertama. Ada juga yang sudah lari setelah gempa. Sedangkan warga yang tewas dan hilang karena dihantam kedua gelombang. Ada yang terseret ombak, ada yang tertimpa pohon dan runtuhan rumah.

Gempa 7,2 SR tidak begitu keras dirasa warga. Namun goyangannya lama, mereka memperkirakan 9 menit. Warga Muntei Baru-Baru sempat kembali masuk rumah karena sedang hujan. Sebagian besar merasa gempa tidak akan menimbulkan tsunami.

Tapi mereka terkejut setelah mendengar dentuman seperti pecahan ombak yang sangat keras sekitar 15 menit setelah gempa. Tiba-tiba tsunami menyapu desa mereka.

Dusun Muntei Baru-Baru hanya tinggal nama. Tak ada lagi bangunan. Rabu (27/10/2010) sore baru 80 korban tewas ditemukan dan 102 masih hilang. Hanya 40 orang yang selamat. 

Tim evakuasi sudah menguburkan jenazah para korban Rabu sore. Juga membawa sejumlah bantuan.


sumber:PK
»»  READMORE...

Bayi Tsunami



Bayi korban Tsunami,dua hari dalam selokan ditemukan selamat
Seorang bayi berusia tiga bulan di Pulau Pagai, Mentawai, ditemukan selamat dari sapuan tsunami. Selama dua hari bayi tersebut berada di dalam selokan, sementara ibu bayi ditemukan tewas tenggelam dan ayahnya masih hilang.

»»  READMORE...

Video Berita terkini



Korban gempa dan tsunami Mentawai belum mendapatkan penanganan yang memadai. Ditengah permukiman porak-poranda dan harta benda yang sirna, para korban selamat histeris melihat anggota keluarga mereka yang tewas.

»»  READMORE...

KORBAN TSUNAMI MENTAWAI CAPAI 1083 ORANG

Friday 29 October 2010
MENUNGGU: Berteduh menggunakan bekas material bangunan, para korban tsunami ini menunggu bantuan pangan.

Jumlah korban akibat tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai sampai siang kemarin, sesuai data yang berhasil dihimpun Pemkab Mentawai mencapai 1.083 orang. Rinciannya, 347 orang tewas, 332 orang hilang, 264 orang luka berat, dan luka ringan 140 orang. Rumah yang rusak berat 436 unit, dan yang rusak ringan 190 unit.

Diperkirakan jumlah itu akan terus bertambah seiring sejumlah tim dari TNI, Polri, dan beberapa lembaga lainnya mulai ke Kecamatan Sikakap untuk mencari korban hilang dan tewas. Sebelum masuknya tim tersebut, jenazah warga korban ditempatkan di pinggir jalan.

Danrem 032 Wirabraja Kolonel Inf Mulyono mengatakan, saat ini jumlah personel TNI yang berada di Mentawai telah mencapai 300 orang. Mereka disebar ke semua tempat yang dihantam Tsunami.

“Anggota TNI yang masuk telah mulai melakukan evakuasi, dan membantu warga mencari sanak keluarga mereka yang belum ditemukan. Beberapa jenazah yang ditemukan kemarin, kebanyakan di pinggir pantai dan tersangkut dalam hutan,” ujar Mulyono.

Kapolda Sumbar Brigjen Andayono mengatakan, anggotanya juga telah masuk ke Mentawai. “Nantinya mereka akan bergabung dengan anggota TNI untuk membantu warga dan mencari korban yang dinyatakan hilang,” ujarnya.

RIBUAN DI BUKIT

Sementara itu sekitar 24.341 warga Kabupaten Kepulaun Mentawai, yang mengungsi masih menunggu bantuan. Kebanyakan dari warga yang rumahnya hancur masih tinggal di perbukitan.

Selama tinggal di perbukitan, mereka terpaksa makan buah dan ubi-ubian. Setelah bantuan, mereka baru mendapatkan mie instan, dan biskuit, serta makanan lainnya. Itu pun tidak seimbang dengan kebutuhan mereka. Warga yang mengungsi, sangat mengharapkan adanya air bersih yang belum bisa masuk ke kawasan mereka, karena tingginya gelombang dan angin kencang.

Pantauan Padang Ekspres (Grup Jawa Pos) di Dusun Puraurougat, Kecamatan Pagai Selatan sekitar pukul 09.00 WIB kemarin (28/10) puluhan warga yang selamat berbondong-bondong turun dari perbukitan. Mereka seakan tidak percaya desa mereka luluh lantak. Di desa yang diterjang ombak setinggi delapan meter tersebut, tidak menyisakan satu pun rumah warga. Ombak yang disertai dengan batu karang itu menghancurkan ratusan rumah warga.

“Yang kami dengar hanya deruman, lima belas menit setelah gempa berlalu. Kami tidak menyangka bahwa itu Tsunami. Saat mendengar deruman semakin kuat, warga ada yang menyelamatkan diri naik pohon kelapa, dan sebagai lari ke perbukitan,” ujar Rusmi (34), yang kemarin berada di bekas puing-puing rumahnya.

Ditambahkan Rusmi, gelombang datang sekitar pukul 21.00 WIB di saat sebagian warga mulai istirahat tidur. Umumnya warga yang sedang tidur itulah yang menjadi korban.

“Di dusun kami sekitar 30 orang warga tewas. Dari 30 orang yang tewas itu, sekitar 20 orang telah ditemukan tersangkut. Semua yang ditemukan telah kami kubur, di kuburan masal,” jelas Rusmi.

Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kemarin mendatangi dusun yang mengalami kerusakan paling parah itu. Dia mendesak pemerintah Provinsi Sumut dan Kabupaten Mentawai, segera membangun perumahan warga yang masih tinggal di pengungsian.

SBY yang mengaku baru pulang dari Vietnam karena bencana di Mentawai memerintahkan untuk segera mengirimkan obat-obatan dan memberikan perawatan maksimal bagi para korban.

”Saya perintahkan untuk melakukan kegiatan siang dan malam, karena saat ini masyarakat sangat membutuhkan bantuan. Jangan sampai masyarakat menjadi terabikan karena alasan-alasan,” ujar SBY di hadapan warga Dusun Purourougat.

sumber : KP
»»  READMORE...

Mbah Marijan ditemukan tewas dalam posisi sujud dan tertimbun abu merapi

Jenazah Mbah Maridjan dalam kondisi sujud.

Mulai kemarin (27/10), Gunung Merapi yang disebut-sebut sebagai gunung berapi paling aktif di dunia itu tak lagi dijaga juru kunci yang sangat legendaris, Mbah Maridjan. Lelaki berumur 83 tahun yang bergelar Mas Panewu Surakso Hargo tersebut ditemukan meninggal di kamar pribadi kediamannya di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, akibat terkena awan panas Merapi.

Jasad Mbah Maridjan itu ditemukan kemarin (27/10) pukul 06.30 WIB oleh para relawan dari tim SAR dan PMI. Saat ditemukan, tubuhnya tertimbun abu Merapi. Setelah diangkat, posisinya dalam keadaan bersujud. Diperkirakan, Mbah Maridjan terkena wedhus gembel atau semburan awan panas, Selasa (26/10) pukul 17.45 WIB.

Evakuasi jenazah Mbah Maridjan agak sulit dilakukan. Sebab, medan yang harus dilalui tertutup pohon-pohon tumbang dan abu vulkanik setebal 30 sentimeter yang saat itu masih panas. Oleh para relawan, jasad Mbah Maridjan langsung dibawa ke RSUP dr Sardjito Jogja untuk diidentifikasi lebih lanjut.

Lafal tahlil selalu didengungkan para evakuator saat mengangkat jenazah Mbah Maridjan, mulai dikeluarkan dari kamarnya hingga menuju ambulans.

Keyakinan bahwa jasad yang sedang bersujud itu adalah Mbah Maridjan disampaikan Asih, anaknya. "Inna lillaahi wa inna ilaihi raajiun," tutur Asih kepada Radar Jogja (Jawa Pos Group) setelah menerima kabar penemuan bapaknya oleh relawan dan tim SAR.

Berita meninggalnya Mbah Maridjan tersebut membuat istri, anak, menantu, serta cucu-cucunya syok. Di kediaman Agus Wiyarto, salah seorang kerabat dekat Mbah Maridjan, di Jalan Kaliurang, Jogja, mereka memanjatkan doa untuk sang juru kunci. "Subhanallah. Mbah Maridjan mudah-mudahan khusnul khatimah," ujar Agus yang selalu mendampingi Asih.
 
Ucapan belasungkawa terus mengalir dari kerabat, sanak saudara, dan teman melalui handphone yang dibawa Asih. Setelah dirapatkan, keluarga memutuskan melaksanakan salat jenazah pukul 16.00 WIB. Waktu itu dipilih karena menunggu kedatangan Widodo, anak Mbah Maridjan yang selama ini tinggal di Jakarta.

Pukul 16.05 WIB, Widodo dan istrinya tiba di rumah Agus. Isak tangis mengiringi kedatangan Widodo. Pria berkacamata tersebut menangis sejadi-jadinya di depan ibunya. Sementara itu, istrinya berpelukan dengan Murni, menantu Mbah Maridjan. Pemandangan sore itu pun penuh haru.

Setelah itu, keluarga dibawa dengan tiga mobil menuju RS Sardjito. Setiba di rumah sakit, mereka langsung menuju tempat jasad Mbah Maridjan disemayamkan. Semula, keluarga akan menyalati jenazah Mbah Maridjan di masjid rumah sakit itu. Namun, rencana tersebut berubah setelah pihak rumah sakit belum mengizinkan Mbah Maridjan dibawa keluar. Keluarga pun menunggu. Kepada Radar Jogja, Asih menyampaikan permintaan maaf kepada siapa pun yang pernah bertemu dan berhubungan dengan Mbah Maridjan.

"Saya mewakili keluarga menyampaikan permohonan maaf bila ada salah yang dilakukan bapak," ungkap Asih dengan suara parau.

Dia mengungkapkan, bapaknya akan dimakamkan di Pangukrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman. Lokasi itu berjarak sekitar dua kilometer di bawah Kinahrejo. Pemakaman dilaksanakan pukul 10.00 WIB hari ini (28/10).

Masyarakat yang ingin ikut menyalati jenazah Mbah Maridjan diberi kesempatan hingga pukul 09.00 WIB pagi ini. Sebab, sejak kemarin hingga pukul 09.00 WIB hari ini, jasad Mbah Maridjan berada di rumah sakit. Setelah pukul 09.00 WIB, jenazah almarhum dibawa ke Pangukrejo untuk dimakamkan.

RAJA KEHILANGAN

Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang juga Gubernur DI Jogja Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan turut merasa kehilangan atas meninggalnya Mbah Maridjan. "Ya jelas kehilangan. Mbah Maridjan itu orang yang mengerti tanggung jawab," ungkap Sri Sultan.

Dia mengisyaratkan segera mencari pengganti Mbah Maridjan sebagai juru kunci Merapi. Namun, tidak dalam waktu dekat ini. "Belum akan diganti dulu, wong kondisinya masih seperti ini," katanya.

Gubernur Jogja tersebut berharap tak ada lagi korban bencana Merapi, baik yang terkena awan panas maupun lava. Karena itu, Sri Sultan memohon dengan sangat kepada masyarakat di lereng Merapi untuk memahami situasi."Kalau disuruh turun, ya turun," tegasnya.
 
Sultan mengingatkan, bencana tsunami atau gempa tidak bisa diprediksi. Namun, gunung meletus bisa diprediksi sebelumnya sehingga seharusnya tidak ada korban. "Jadi, kalau ada yang meninggal, itu karena lenane orang," ucapnya.

Mbah Maridjan adalah salah seorang di antara 26 orang korban meninggal yang diumumkan resmi oleh Pemkab Sleman kemarin. Selain juru kunci Merapi itu, seorang wartawan Vivanews.com bernama Yuniawan Wahyu Nugroho turut menjadi korban amuk Merapi. Pria asal Cibinong tersebut tewas terkena awan panas saat berada di rumah Mbah Maridjan.

Selain itu, seorang anggota PMI Bantul yang ikut membantu evakuasi, Tutur Priyono, pun tak luput dari maut. Oka Hamid, salah seorang anggota PMI, mengatakan bahwa Tutur sempat menjalin kontak melalui telepon seluler sekitar pukul 18.30 WIB, Selasa (26/10). Kontak tiba-tiba putus di tengah percakapan. "Saat itu Tutur bilang mau menjemput Mbah Maridjan. Lalu, dia teriak api-api dan senyap. Kami mencoba menghubungi ponsel Tutur, namun sudah tak bisa tersambung," ungkapnya kemarin.

Kerabat Keraton Jogja GBPH Yudhaningrat menambahkan karena gugur kala menjalankan kewajiban sebagai abdi dalem, pria yang terkenal dengan iklan roso-roso itu kini dipertimbangkan oleh keraton untuk diberi kenaikan pangkat luar biasa. Kenaikan pangkat tersebut bisa diberikan setingkat atau beberapa tingkat lebih tinggi. "Semua bergantung kebijakan Ngarso Dalem (Sultan Hamengku Buwono X, Red). Itu sepenuhnya hak prerogatif beliau," ungkap salah seorang adik Sultan Hamengku Buwono (HB) X tersebut.

Menurut Yudhaningrat, pangkat yang disandang Mbah Maridjan, mas penewu, masuk kategori kliwon atau semacam perwira pertama di lingkungan TNI dan Polri. Bila diberi kenaikan setingkat, pangkatnya berganti menjadi mas wedono.

Berdasar rekam jejak, Mbah Maridjan mengawali karier sebagai abdi dalem dari pangkat terendah. Dia mendapatkan tugas menjaga Merapi dari mendiang HB IX. Sedangkan SK pengangkatannya dikeluarkan pada masa kepemimpinan HB X. Sesudah erupsi Merapi pada 2006, Mbah Maridjan mendapatkan kenaikan pangkat dari HB X. Pangkatnya semula mas ngabehi, lalu naik satu tingkat menjadi mas penewu hingga meninggal sebagai salah seorang korban erupsi Merapi pada 26 Oktober 2010. Selamat jalan, Mbah Maridjan.  

sumber:KP
»»  READMORE...

Bantuan Mentawai Terkendala Transportasi


Distribusi bantuan bagi korban tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar),terkendala masalah transportasi. 
Akibatnya, bantuan belum tersalurkan secara merata ke beberapa wilayah di Kabupaten Kepulauan Mentawai. “Bantuan berupa beras, makanan, obat-obatan, tenda serta kantong mayat kini menumpuk di Posko Penanggulangan Bencana Mentawai di Kecamatan Sikakap. Bantuan belum bisa disalurkan secara merata karena minimnya speedboat,”ujar Masrial,relawan di Posko Sikakap. Dia menuturkan,Posko Satkorlak Penanggulangan Bencana Gempa dan Tsunami Mentawai di Kecamatan Sikakap memerlukan lebih banyak speedboat untuk menyalurkan bantuan dan mengirimkan petugas evakuasi ke lokasi bencana. 


Menurutnya, di Sikakap hanya ada dua unit speedboat dan kendaraan tersebut sudah dioperasionalkan bolak-balik mengambil bantuan dari kapal besar di tengah laut dan mendistribusikannya ke masingmasing lokasi bencana. “Lokasi bencana yang seluruhnya dikelilingi laut menambah kesulitan petugas untuk mendistribusikan bantuan itu,”katanya. Data posko mencatat jumlah korban bencana gempa dan tsunami Mentawai terus bertambah. Hingga kemarin pukul 17.00 WIB, korban tewas sudah mencapai 347 orang.Adapun 332 orang masih dinyatakan hilang. Rumah masyarakat yang rusak berat tercatat 436 unit, sarana pendidikan sekolah dasar 4 unit, serta sekolah menengah atas (SMA) 1 unit.Adapun fasilitas umum berupa rumah dinas sebanyak 6 unit,rumah ibadah 6 unit,jembatan 5 unit,resor 2 lokasi, dan kapal pesiar 1 unit.

Pencarian korban terus dilanjutkan tim gabungan dengan menelusuri perairan di kawasan desadesa yang terkena dampak tsunami. Korban luka-luka dari sejumlah desa sudah dievakuasi ke pengungsian di Sikakap untuk mendapatkan pertolongan pengobatan. Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta mengatakan, prajurit TNI AD akan diterjunkan bersama bantuan logistik untuk daerahdaerah yang masih terisolasi akibat tsunami di Mentawai. “Untuk pendistribusian bantuan perbekalan seperti bahan makanan, tenda, dan obat-obatan akan menggunakan pesawat Hercules karena banyak wilayah yang terisolasi akibat tsunami di Mentawai.

Penerjun free fall dari Kostrad akan mendampingi bantuan perbekalan yang diterjunkan,” kata George Toisutta seusai membuka seminar “Pembangunan Moral dan Karakter Bangsa” kemarin di Jakarta. George juga menambahkan, TNI AD mengerahkan dua batalion dari satuan kesehatan dan bantuan perbekalan untuk membantu korban gempa bumi dan tsunami tersebut. Satu batalion dari wilayah timur berangkat kemarin,sedangkan dari wilayah barat disiagakan untuk berangkat.

Presiden ke Mentawai

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono siang kemarin meninjau lokasi bencana gempa bumi dan tsunami di Pagai Selatan, Mentawai. Presiden SBY didampingi para menteri terkait berangkat ke Mentawai dari Bandara Minangkabau, Padang dengan menggunakan dua helikopter milik TNI AU dan satu helikopter TNI AD. Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan, di Mentawai, Presiden langsung mendatangi para korban yang berada di pengungsian.“Atas nama pemerintah dan negara, Presiden menyampaikan belasungkawa dan rasa prihatin yang dalam atas musibah gempa bumi dan tsunami di kepulauan Mentawai,” ujar Julian kepada SINDO tadi malam.

Pagi hari sebelum melihat bertolak ke Mentawai, Presiden terlebih dahulu melakukan rapat tertutup sekaligus mendengarkan pemaparan dari Gubernur Sumbar Irwan Prayitno tentang kondisi terakhir di Mentawai. Saat meninjau lokasi, Presiden sempat berdialog dengan warga dan terharu saat mendengar keluhan warga yang kehilangan keluarganya. “Pemerintah akan berupaya sekuat tenaga membatu penyelamatan dan pengobatan para korban serta terus mencari mereka yang masih belum ditemukan,” ujar Julian mengutip pernyataan Presiden SBY. Kepada Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Presiden menginstruksikan agar TNI AU,AD dan AL bisa memaksimalkan dukungan dengan membantu membawa logistik ke Mentawai.

Presiden kemarin juga memberikan bantuan 4 ton makanan dan bahan pokok, yang diangkut melalui container delivery system, melalui Lanud TNI AU Padang. Selain itu juga dikirimkan 14 ton bahan pokok makanan yang diangkut dengan pesawat Hercules dari Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta. Presiden juga berharap agar pemerintah daerah segera membangun kembali fasilitas kesehatan, sekolah,dan fasilitas umum lain, setelah selesainya tanggap darurat. “Pemerintah pusat tentu akan membantu rehabilitasi dan rekonstruksi di Mentawai,”ujar Julian. 

sumber: SI



»»  READMORE...

Dikubur Massal korban Merapi

Aparat TNI bersama warga mengangkat peti jenazah korban letusan Gunung Merapi yang akan dimakamkan secara massal di Desa Umbulharjo, Kabupaten Sleman, kemarin. 

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas.Kemarin,gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan DI Yogyakarta itu dua kali memuntahkan materi yang biasa disebut wedhus gembelitu. 

Awan panas pertama muncul pada pukul 16.13 WIB selama 3 menit dan kedua pada 19.54 WIB selama 2-3 menit.Keduanya mengarah ke s e l a t a n dengan jarak luncur sekitar 2,5 km. Kemu n c u l a n awan panas yang kedua ini kemudian dit a n d a i dengan munculnya titik api diam yang menjadi tanda menurunnya aktivitas Merapi. Namun,Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM Surono meminta masyarakat tetap bersabar di pengungsian. Dia menandaskan bahwa pihaknya belum mencabut status Merapi meski mengalami penurunan intensitas kegempabumian. 

“Penurunan hanya intensitas kegempabumian, tapi bukan menurun aktivitasnya, masih awas,”katanya. Saat memberikan keterangan pers di Kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta tadi malam, Surono menegaskan bahwa rekomendasi PVMBG belum diubah, yakni daerah yang masuk kawasan rawan bencana (KRB) III harus bebas dari aktivitas penduduk. Wakil Presiden Boediono juga meminta masyarakat tetap waspada karena pengetahuan dan teknologi memiliki keterbatasan dalam mendeteksi gejala alam. 

Mantan Gubernur Bank Indonesia ini juga meminta masyarakat mematuhi berbagai imbauan pemerintah karena memiliki maksud yang baik. Setelah kondisinya nanti berangsur menurun, warga baru bisa kembali pada kehidupan normal. Permintaan ini disampaikan Wapres saat meninjau lokasi pengungsian letusan Gunung Merapi di Desa Keputran,Kecamatan Kemalang, Klaten,Jawa Tengah,kemarin. Dalam kunjungannya, Boediono didampingi istri dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II, di antaranya Menteri Pendidikan Nasional M Nuh,Menteri Agama Suryadharma Ali,Menpora Andi Mallarangeng,serta Menteri Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan Anak Linda Gumelar. Seruan agar warga tetap di pengungsian pun disampaikan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo. 

Bibit meminta warganya tetap waspada karena sebagian warga telah memutuskan meninggalkan lokasi pengungsian dan kembali ke rumah mereka yang berada di ring kawasan rawan bencana. Untuk diketahui, jumlah pengungsi di tiga kabupaten di Jawa Tengah sebanyak 37.754 jiwa dengan jumlah pengungsi sebagian besar berada di Kabupaten Magelang. Pengungsi dari Kabupaten Magelang berasal dari 28 desa berjumlah 28.809 orang, 3.970 pengungsi dari tiga desa di Boyolali,dan 4.975 pengungsi dari empat desa di Klaten. Mantan Pangkostrad itu memastikan tidak banyak kerugian material dialami para warga akibat erupsi Merapi di Jawa Tengah. 

Menurutnya, keberhasilan antisipasi jatuhnya korban dalam bencana Merapi tidak lepas dari upaya pembuatan protap oleh pemerintah provinsi pascapenetapan status waspada gunung tersebut pada pertengahan September lalu. Surono berharap munculnya titik api diam itu sebagai tanda-tanda proses pembentukan kubah lava, lalu aktivitas Merapi menurun seperti menjadi tradisi gunung teraktif di dunia tersebut.Hanya, lanjutnya, bukan berarti bahaya menurun.“Sekarang sistemnya sudah terbuka, arahnya sudah semakin kelihatan ke mana kalau terjadi (letusan),”jelasnya. Artinya, lanjutnya, jika keluar sumbat lava maka akan terbentuk kubah sehingga lama-lama aktivitas berhenti.

“Bisa kemungkinan setelah ini (titik api diam) muncul lelehan lava, tetapi mudah-mudahan hanya pembentukan kubah baru. Selama ini pembentukan kubah selalu didahului adanya titik api diam,”paparnya. Kepala BPPTK Yogyakarta Subandriyo menambahkan bahwa kebiasaan Gunung Merapi setelah erupsi adalah membentuk kubah baru. Dia menyebutkan, letusan Merapi pada 1994, 1997, 1998 sampai 2006 selalu memunculkan kubah baru. “Namun yang jelas, sampai saat ini bahaya masih terjadi. Status tetap level IV atau awas,”ungkapnya. Dia juga memprediksi posisi kubah lava baru akan mengganggu kubah tapal kuda dengan volume delapan juta meter kubik. 

“Apabila itu sampai terjadi, sisi barat daya Gunung Merapi atau ke arah wilayah Kabupaten Magelang (Jawa Tengah) harus waspada karena longsoran material vulkanik dari kubah tapal kuda berpotensi menimbulkan bencana di sepanjang aliran Kali Krasak,Kali Putih,Kali Sat,dan Kali Senowo,”katanya. 
»»  READMORE...

Jenazah Mbah Maridjan Ikut Dimakamkan Secara Massal

Thursday 28 October 2010

Juru Kunci (kuncen) Gunung Merapi Mbah Maridjan bersama para korban tewas bencana Gunung Merapi akan dimakamkan secara bersamaan pada pukul 09.00 WIB.
 
Alasan penguburan para jenazah lebih pagi dikarenakan jasad para korban sudah mengeluarkan bau tidak sedap.
 
"Para jenazah sudah mulai mengeluarkan bau tak sedap sehingga pukul 09.00 WIB harus sudah dikubur, paling lama pukul 10.00 WIB,” ujar salah satu Tim Tagana yang enggan disebutkan namanya kepada okezone, Kamis (28/10/2010).
 
Sementara itu, sebelum dikubur secara masal, para jenazah juga akan disalatkan terlebih dahulu di Mesjid RS Sardjito. "Dijadwalkan pukul 08.00 WIB nanti akan disholatkan di masjid RS Sardjito, 21 jenazah yang salah satunya diduga Mbah Marijan itu akan dimakamkan secara besamaan,” tambahnya.
 
Untuk lokasi pemakaman sendiri rencananya berada diperbatasan antara Desa Umbul Harjo dengan Kacamatan Cangkringan. "Mungkin ditengah-tengah akan dibuat dibuat tempat pemakaman masa,” tandasnya.
 
Menurutnya, RS Sardjito sendiri sedang kesulitan untuk membawa para jenazah ke lokasi, karena jumlah mobil yang ada sangat terbatas. "Sekarang pihak RS Sardjito membutuhkan 21 mobil ambulans untuk membawa para jenazah," pungkasnya.


sumber: OZ
»»  READMORE...

Korban Tewas Letusan Merapi Menjadi 25 Orang

Wednesday 27 October 2010

Jenazah korban awan panas Gunung Merapi saat dievakuasi ke rumah sakit di Sleman, Yogyakarta.

Jumlah korban letusan Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Selasa (26/10/2010) petang hingga saat ini bertambah dari 19 orang menjadi 25 orang.


Menurut Humas Rumah Sakit (RS) Dr Sardjito Yogyakarta Heru Trisno Nugroho, Rabu, korban meninggal dan luka bakar kini berada di rumah sakit ini.

Menurut dia, korban meninggal akibat letusan Gunung Merapi yang berada di RS Dr Sardjito Yogyakarta mencapai 25 orang dan luka bakar 15 orang, termasuk satu jenazah yang diduga Mbah Maridjan. 

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Sleman Mafirindati mengatakan semua korban tewas ditemukan saat tim evakuasi melakukan penyisiran di desa terdekat gunung teraktif di Indonesia itu.

Menurut dia, semua korban tewas itu ditemukan di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman oleh tim evakuasi. "Semua korban tewas saat ini sudah berada di Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta untuk diidentifikasi," katanya.

Ia mengatakan, penyisiran untuk mencari korban akibat letusan Gunung Merapi saat ini masih terus dilakukan tim evakuasi. "Tim masih akan terus melakukan penyisiran hingga semua korban tewas ditemukan," katanya

Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (26/10) sekitar pukul 17.00 WIB, menyemburkan asap awan panas atau oleh warga setempat dikenal dengan sebutan wedus gembel.

sumber: TK
»»  READMORE...
 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News