Dikubur Massal korban Merapi

Friday 29 October 2010
Aparat TNI bersama warga mengangkat peti jenazah korban letusan Gunung Merapi yang akan dimakamkan secara massal di Desa Umbulharjo, Kabupaten Sleman, kemarin. 

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas.Kemarin,gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan DI Yogyakarta itu dua kali memuntahkan materi yang biasa disebut wedhus gembelitu. 

Awan panas pertama muncul pada pukul 16.13 WIB selama 3 menit dan kedua pada 19.54 WIB selama 2-3 menit.Keduanya mengarah ke s e l a t a n dengan jarak luncur sekitar 2,5 km. Kemu n c u l a n awan panas yang kedua ini kemudian dit a n d a i dengan munculnya titik api diam yang menjadi tanda menurunnya aktivitas Merapi. Namun,Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM Surono meminta masyarakat tetap bersabar di pengungsian. Dia menandaskan bahwa pihaknya belum mencabut status Merapi meski mengalami penurunan intensitas kegempabumian. 

“Penurunan hanya intensitas kegempabumian, tapi bukan menurun aktivitasnya, masih awas,”katanya. Saat memberikan keterangan pers di Kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta tadi malam, Surono menegaskan bahwa rekomendasi PVMBG belum diubah, yakni daerah yang masuk kawasan rawan bencana (KRB) III harus bebas dari aktivitas penduduk. Wakil Presiden Boediono juga meminta masyarakat tetap waspada karena pengetahuan dan teknologi memiliki keterbatasan dalam mendeteksi gejala alam. 

Mantan Gubernur Bank Indonesia ini juga meminta masyarakat mematuhi berbagai imbauan pemerintah karena memiliki maksud yang baik. Setelah kondisinya nanti berangsur menurun, warga baru bisa kembali pada kehidupan normal. Permintaan ini disampaikan Wapres saat meninjau lokasi pengungsian letusan Gunung Merapi di Desa Keputran,Kecamatan Kemalang, Klaten,Jawa Tengah,kemarin. Dalam kunjungannya, Boediono didampingi istri dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II, di antaranya Menteri Pendidikan Nasional M Nuh,Menteri Agama Suryadharma Ali,Menpora Andi Mallarangeng,serta Menteri Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan Anak Linda Gumelar. Seruan agar warga tetap di pengungsian pun disampaikan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo. 

Bibit meminta warganya tetap waspada karena sebagian warga telah memutuskan meninggalkan lokasi pengungsian dan kembali ke rumah mereka yang berada di ring kawasan rawan bencana. Untuk diketahui, jumlah pengungsi di tiga kabupaten di Jawa Tengah sebanyak 37.754 jiwa dengan jumlah pengungsi sebagian besar berada di Kabupaten Magelang. Pengungsi dari Kabupaten Magelang berasal dari 28 desa berjumlah 28.809 orang, 3.970 pengungsi dari tiga desa di Boyolali,dan 4.975 pengungsi dari empat desa di Klaten. Mantan Pangkostrad itu memastikan tidak banyak kerugian material dialami para warga akibat erupsi Merapi di Jawa Tengah. 

Menurutnya, keberhasilan antisipasi jatuhnya korban dalam bencana Merapi tidak lepas dari upaya pembuatan protap oleh pemerintah provinsi pascapenetapan status waspada gunung tersebut pada pertengahan September lalu. Surono berharap munculnya titik api diam itu sebagai tanda-tanda proses pembentukan kubah lava, lalu aktivitas Merapi menurun seperti menjadi tradisi gunung teraktif di dunia tersebut.Hanya, lanjutnya, bukan berarti bahaya menurun.“Sekarang sistemnya sudah terbuka, arahnya sudah semakin kelihatan ke mana kalau terjadi (letusan),”jelasnya. Artinya, lanjutnya, jika keluar sumbat lava maka akan terbentuk kubah sehingga lama-lama aktivitas berhenti.

“Bisa kemungkinan setelah ini (titik api diam) muncul lelehan lava, tetapi mudah-mudahan hanya pembentukan kubah baru. Selama ini pembentukan kubah selalu didahului adanya titik api diam,”paparnya. Kepala BPPTK Yogyakarta Subandriyo menambahkan bahwa kebiasaan Gunung Merapi setelah erupsi adalah membentuk kubah baru. Dia menyebutkan, letusan Merapi pada 1994, 1997, 1998 sampai 2006 selalu memunculkan kubah baru. “Namun yang jelas, sampai saat ini bahaya masih terjadi. Status tetap level IV atau awas,”ungkapnya. Dia juga memprediksi posisi kubah lava baru akan mengganggu kubah tapal kuda dengan volume delapan juta meter kubik. 

“Apabila itu sampai terjadi, sisi barat daya Gunung Merapi atau ke arah wilayah Kabupaten Magelang (Jawa Tengah) harus waspada karena longsoran material vulkanik dari kubah tapal kuda berpotensi menimbulkan bencana di sepanjang aliran Kali Krasak,Kali Putih,Kali Sat,dan Kali Senowo,”katanya. 

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News