Edan, Anggodo Dapat Penghargaan karena Dianggap Berjasa!

Thursday 10 December 2009

Cukong yang bernama Anggodo

Lembaga swadaya masyarakat (LSM) Cikini Center memperingati Hari Antikorupsi Sedunia dengan memberikan penghargaan kepada Anggodo Widjojo karena dianggap berjasa menggelorakan semangat antikorupsi segenap elemen bangsa.

Kepada wartawan di Jakarta, Rabu (9/12/09), Direktur Eksekutif Cikini Center Sonny Pudjisasono mengatakan, berkat Anggodo, peringatan Hari Antikorupsi Sedunia yang biasanya sepi menjadi gegap gempita tahun ini.

"Hampir semua elemen rakyat, termasuk lembaga penegak hukum, hingga istana, mendadak mau ikut menyanyikan lagu lama berantas mafia kasus, berantas korupsi, tegakkan keadilan untuk rakyat," katanya.

Menurut Sonny, berkat Anggodo pula, kini terkuak puncak gunung es kebobrokan hukum di Indonesia yang selama ini berusaha ditutupi. Artinya, kasus Anggodo memiliki multiple effect (efek ganda) yang luar biasa.

Dengan terkuaknya ketidakberesan hukum itu, pihak berwenang kini tak dapat mengelak lagi, mau tak mau harus melakukan pembenahan, dan itu berarti terbuka peluang bagi masyarakat untuk meraih keadilan.

"Sejatinya anugerah dari langit ini datang untuk menyelamatkan rakyat dan ini tak lepas dari sosok Anggodo. Kita patut berterima kasih kepadanya," kata Sonny.

Meski memberi penghargaan kepada Anggodo, bukan berarti pihaknya bermaksud memberikan pembelaan terhadap kasus yang menimpa adik kandung tersangka kasus korupsi Anggoro Widjojo itu.

"Justru kami ingin menyindir aparat hukum, karena sampai hari ini status hukum Anggodo masih mengambang. Ini tantangan bagi aparat untuk menindaklanjuti kasus Anggodo," katanya.

Terkait pemberian penghargaan yang diberi nama Cikini Center Award itu, Sonny mengatakan, pihaknya akan menghubungi Anggodo atau kuasa hukumnya untuk menerima penghargaan itu.

sumber : k
»»  READMORE...

Demonstrasi 09 Desember 2009 Aman dan Damai


Elemen masyarakat menggelar aksi damai di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, untuk memperingati Hari Antikorupsi Sedunia, Rabu (9/12). Mereka meminta pemerintah untuk aktif memberantas korupsi.
\
Unjuk rasa yang berlangsung serentak di sejumlah kota di Indonesia untuk memperingati Hari Antikorupsi Sedunia, Rabu (9/12), berlangsung relatif damai. Besarnya perhatian masyarakat terhadap peringatan tersebut menunjukkan bahwa korupsi telah menjadi sumber kegelisahan rakyat.
Itu menggambarkan bahwa siapa pun yang melawan upaya pemberantasan korupsi akan berhadapan dengan rakyat.
Di Jakarta, pesan yang disampaikan dalam unjuk rasa yang diikuti lebih dari 10.000 orang dan berpusat di Bundaran Hotel Indonesia dan Monumen Nasional itu menuntut agar upaya pemberantasan korupsi dimulai dari Istana Negara. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diminta tetap memegang komitmennya dalam memerangi korupsi.
”Pemberantasan korupsi harus dimulai dari Istana. Untuk itu Presiden dan semua pejabat publik harus melakukan klarifikasi tentang harta kekayaan secara benar dan transparan,” kata Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Izzul Muslimin saat membacakan Piagam Indonesia Bersih.
Gerakan Indonesia Bersih juga menyerukan Indonesia harus bersih dari korupsi. Pidato antikorupsi dari Presiden tidak cukup untuk ”membersihkan” praktik itu karena yang diperlukan adalah tindakan nyata.
Para pemuka agama yang hadir dalam aksi itu turut mendoakan agar Presiden tetap kukuh memegang komitmen untuk memberantas korupsi. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengingatkan pentingnya penuntasan skandal Bank Century. Desakan serupa juga datang dari gerakan aktivis 77/78 yang turut berunjuk rasa.
Sejumlah tokoh agama, seperti Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia Pendeta AA Yewangoe, Wayan Suwita dari Parisade Hindu Dharma Indonesia, Martinus D Situmorang dari Konferensi Waligereja Indonesia, dan KH Maman Imanulhaq dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, hadir dan berdoa dalam aksi damai tersebut.
Unjuk rasa juga diikuti sejumlah aktivis dan tokoh muda, seperti Ray Rangkuti, Yudi Latif, Adhie Massardi, Eep Saefulloh Fatah, Effendi Gazali, dan Boni Hargens.
Para mahasiswa membawa nama sejumlah organisasi, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa Se-Indonesia, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, Kesatuan Aksi Mahasiswa Trisakti, Gerakan Mahasiswa Peduli Indonesia, Gerakan Mahasiswa Pemuda Indonesia, dan Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi. Mereka menuntut pemerintah menegakkan hukum dan menuntaskan kasus Bank Century oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Juga hadir Aliansi Rakyat untuk SBY yang terdiri dari para ibu rumah tangga yang membawa poster ”Stop Fitnah”.
Serentak di daerah
Di Malang, Jawa Timur, 100-an pengunjuk rasa dari Aliansi Rakyat Anti Korupsi Malang melempari kantor Kejaksaan Negeri Malang dengan telur sebagai simbol ketidakpuasan atas kinerja kejaksaan dalam menangani kasus korupsi. Telur dilemparkan pada gambar tikus yang dipasang menutupi lambang kejaksaan.
Di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia datang ke Gedung DPRD dengan membawa buah mangga dan pisang. Ini simbol bahwa pencuri buah diadili, sementara para koruptor yang mencuri miliaran rupiah bebas berkeliaran.
Di Mataram, Nusa Tenggara Barat, pengunjuk rasa memotong ayam putih di depan kantor DPRD Nusa Tenggara Barat sebagai simbol bahwa koruptor pantas dijatuhi hukuman mati.
Di Bandung, Jawa Barat, demonstrasi yang dihadiri ribuan orang terpusat di Gedung Sate. Dalam orasinya, pengunjuk rasa
meminta pemerintahan Yudhoyono lebih tegas menangani beragam kasus dan dugaan korupsi yang terjadi selama lima tahun terakhir pemerintahannya.
Hal serupa dituntut sejumlah elemen mahasiswa yang berunjuk rasa di Cirebon, Semarang, Solo, Magelang, Surabaya, Jember, Gresik, Lamongan, Palembang, Jayapura, Manado, Denpasar, Palu, Balikpapan, Samarinda, Pontianak, Banjarmasin, dan Ambon.
Di Medan, Sumatera Utara, demonstrasi berlangsung dalam kelompok kecil-kecil yang mengusung isu korupsi yang berbeda.
Di Yogyakarta, mahasiswa yang berunjuk rasa di depan kantor DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta menuntut pemberantasan mafia hukum.
Sementara di Makassar, peringatan berbuntut sejumlah insiden, di antaranya bentrokan di depan kantor Gubernur Sulawesi Selatan.
Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri mengatakan, selain di Makassar, demonstrasi di sejumlah daerah di Indonesia berlangsung aman dan damai. Kepala Polri menegaskan akan tetap mendukung upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
Langkah konkret
Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia Teten Masduki mengatakan, dukungan Presiden Yudhoyono dalam pemberantasan korupsi tidak cukup dilakukan dengan mengeluarkan 138 surat izin bagi kejaksaan dan kepolisian untuk memeriksa pejabat negara. Presiden juga harus melihat, dari jumlah itu, berapa yang dihukum atau dibebaskan.

sumber : k
»»  READMORE...

Pendukung Gerakan 09 Desember Meluas

Tuesday 8 December 2009
Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia yang jatuh tanggal 9 Desember besok di Tanah Air akan diwarnai aksi demonstrasi besar-besaran. Puluhan tokoh ormas,LSM,dan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Indonesia Bersih( GIB) akan berbaur dengan puluhan ribu massa di Monumen Nasional (Monas) Jakarta untuk memberikan dukungan moril terhadap pemberantasan korupsi di Tanah Air.

Dukungan terhadap aksi yang rencananya juga akan serentak digelar di berbagai wilayah di Tanah Air ini, tepat pukul 12.00 WIB, terus mengalir.Kemarin, sejumlah anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) menyatakan komitmennya untuk mendukung aksi tersebut. Selain akan ikut turun ke jalan, rencananya bersamaan dengan aksi tersebut mereka juga akan mendeklarasikan Kaukus Antikorupsi DPD. “Bukan mengeramatkan, tapi tanggal 9 Desember bermakna luar biasa bagi orang-orang yang antikorupsi,” kata anggota DPD asal Bali I Wayan Sudirta yang juga ketua formatur kaukus.

Sejumlah anggota DPD yang sudah bergabung dengan kaukus dan siap turun ke jalan adalah Dani Anwar (DKI Jakarta),Juniwati T Masjchum Sofwan (Jambi), Tellie Gozelie (Bangka Belitung), Sarah Lery Mboeik (Nusa Tenggara Timur), Percha Leanpuri (Sumatera Selatan),Rahmat Shah (Sumatera Utara), Aryanthi Baramuli Putri (Sulawesi Utara),dan Luther Kombong (Kalimantan Timur). Sebelumnya,sejumlah pimpinan masyarakat, aktivis LSM, dan organisasi kemahasiswaan telah bergabung dalam GIB menyatakan kesiapannya untuk bergabung dengan aksi.Di antara mereka adalah Hasyim Muzadi, Din Syamsuddin, Pdt Andreas Yewangoe,Kardinal Darma Atmaja, Syafii Maarif, dan Ustad Hilmi Aminuddin.

“Aksi akan berlangsung damai dan tertib. Karena yang datang adalah orang yang peduli terhadap korupsi, maka akan jauh dari kekerasan dan memfitnah,” ujar Juru Bicara GIB Adhie Massardi. Tokoh GIB Rizal Ramli juga yakin demo tak akan rusuh mengingat aksi itu untuk antikorupsi dan yang terlibat adalah para tokoh yang mempunyai rekam jejak baik dan pemimpin lintas agama. “Yang datang tokoh-tokoh agama, tidak mungkin bikin rusuh,” tegas Rizal di Rumah Perubahan,Jakarta, kemarin. Menko Perekonomian semasa Presiden Abdurrahman Wahid itu menyayangkan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menanggapi rencana aksi secara berlebihan.

Rizal mengkhawatirkan pernyataan tersebut justru akan memancing keadaan menjadi lebih buruk. Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden SBY saat menghadiri Rapimnas Partai Demokrat Minggu lalu (6/12) mensinyalir ada pihak-pihak yang ingin menjatuhkan dirinya sebagai presiden. Sebelumnya (4/12), Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat ini telah mengisyaratkan adanya pihakpihak tertentu yang memanfaatkan peringatan hari antikorupsi untuk kepentingan politik.

Dalam aksi besok, GIB akan membacakan Piagam Indonesia Bersih. Menurut Adhie, piagam berisikan tekad yang akan terus diwujudkan oleh gerakan.Tekad itu di antaranya, Indonesia harus bebas sepenuhnya dari korupsi dan hal itu jangan hanya terdapat dalam retorika atau pidato belaka. Selain itu, berbagai lembaga negara di Tanah Air, baik itu eksekutif, legislatif maupun yudikatif, harus bersih dari segala macam korupsi. Piagam itu mendesak kasus skandal Bank Century yang terindikasikan terdapat kasus korupsi di dalamnya agar segera dituntaskan dan berbagai pihak yang terlibat bisa diproses sesuai dengan koridor hukum yang berlaku.

“Kami juga mendesak agar berbagai bentuk rekayasa seperti yang menimpa pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah tidak terulang di masa mendatang,” tandas mantan Juru Bicara Presiden Abdurrahman Wahid itu.

Waspadai Pembonceng

Menko Polhukam Djoko Suyanto mengatakan bahwa pernyataan Presiden SBY bukan bermaksud menunjukkan ada atau tidaknya pihak yang memiliki motif politik dalam aksi tersebut.Namun, Presiden hanya ingin meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan. “Pernyataan tersebut lebih mengarah pada bagaimana mengelola dan membangkitkan kewaspadaan kita masing-masing.

Bagaimana kita menyelenggarakan kegiatan dengan baik sesuai dengan substansi,”ujar Djoko seusai rapat jajaran kementerian politik, hukum, dan keamanan (polhukam) di Jakarta kemarin. Rapat yang digelar di Kantor Menko Polhukam mulai pukul 09.00-12.00 WIB itu diikuti sejumlah menteri,di antaranya Menkominfo Tifatul Sembiring, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menlu Marty Natalegawa,Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar, Kepala BIN Sutanto,Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri,Jaksa Agung Hendarman Supandji, dan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso.

Djoko Suyanto yang juga mantan Panglima TNI itu menandaskan, aksi dengan jumlah massa besar dan elemen beragam berpotensi disusupi pihak-pihak yang memiliki kepentingan-kepentingan tertentu.“ Biasanya dalam penge-rahan kelompok besar ada yang membonceng, surfing atau berselancar di situ.Ini yang tidak dikehendaki. Jadi yang disampaikan Presiden adalah warning untuk itu, jangan sampai kemurnian dan insiatif pemberantasan korupsi menjadi lain tujuannya,”katanya. Presiden, lanjut Djoko, pada prinsipnya setuju dengan upaya gerakan antikorupsi.Apalagi,upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi agenda utama pemerintahan Presiden SBY.

“Presiden hanya ingin ada sinergi antara pemerintah dan nonpemerintah,” ujarnya. Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri menyatakan pihaknya akan mengawal semua rangkaian kegiatan agar tidak timbul kejadian yang tidak diinginkan.“Aparat keamanan akan memberikan ruang yang sebesar-besarnya dan akan mengawal semua rangkaian kegiatan.Jadi tidak ada pihak yang sengaja akan memanfaatkan situasi damai itu ke situasi yang tidak menguntungkan,”katanya. Sedangkan Kepala BIN Sutanto meminta masyarakat tetap waspada agar jangan sampai diganggu pihak yang memiliki kepentingan tertentu.

“Dari kelompok masyarakat yang melaksanakan kegiatan itu harus menjaga sebaik-baiknya. Jadi dari titik mana pun harus diwaspadai,”katanya. Pihak mana yang harus diwaspadai, Sutanto enggan menyebutkan. Yang pasti dia pembonceng aksi pasti orang-orang yang tak suka dengan gerakan antikorupsi.“ Kalau ada yang tak senang, itu koruptornya,”ujarnya. Secara terpisah, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta mengatakan tidak ada persiapan pengamanan khusus yang dilakukan TNI AD.Sejauh ini TNI AD juga belum melihat adanya potensi akan terjadi keributan pada pelaksanaan aksi tersebut.

“Sampai sekarang persiapan khusus tidak ada dan saya kira rakyat ini semakin pandai,mereka tidak akan rusuh,”katanya. Sementara itu,Polda Metro Jaya akan menurunkan separuh kekuatan yang dimiliki untuk mengamankan aksi 9 Desember. Kekuatan yang diturunkan dari berbagai kesatuan mulai dari Polantas, Samapta, Intelkam, dan Brimob.” Kita belum tahu berapa jumlahnya, tapi yang kita siapkan adalah separuh kekuatan,” ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar.

“Kami tak akan segan-segan memberi tindakan tegas terhadap peserta aksi yang melakukan tindakan anarkis dan melakukan perusakan,” imbuhnya.

sumber : si
»»  READMORE...

KEBAKARAN KEMBALI MELANDA SAMARINDA SEBERANG

Monday 7 December 2009
–Kecamatan Samarinda Seberang kembali dilanda kebakaran. Kali ini tepatnya di Jalan Daeng Mangkona RT 18 pada Minggu (6/12) sekitar pukul 20.30 Wita. Empat rumah yang dihuni 5 kepala keluarga dan 17 jiwa, ludes dilalap si jago merah, hanya dalam waktu 30 menit. Api berhasil dipadamkan satu jam kemudian. Saiful seorang warga RT 18 mengungkapkan, api terlihat sekitar pukul 20.30 Wita dari rumah Iskandar (70).

“Api langsung membesar, kami hanya bisa membantu dengan alat seadanya,” ungkapnya. Warga setempat yang mengetahui kebakaran ini segera berdatangan ke lokasi kejadian dan berusaha memadamkan api dengan menyiramkan air dari ember. Namun api tidak berhasil dikendalikan. Setelah 24 unit mobil pemadam kebakaran tiba lokasi kebakaran, api baru bisa dijinakkan.

Kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Beberapa sumber lainnya yang ditemui media ini di tempat kejadian menyebutkan, api diduga berasal dari korsleting listrik. Sebab beberapa hari sebelumnya, di rumah Iskandar dilakukan perbaikan instalasi listrik. "Listrik di rumah Pak Iskandar memang diperbaiki beberapa hari lalu.

Mungkin itu penyebabnya," tutur Muin, warga RT 18 yang saat kebakaran berada di depan rumah Iskandar. Ketua RT 18 Maskur AM membenarkan musibah kebakaran berasal dari rumah Iskandar. "Tapi penyebabnya masih belum jelas," ungkap pria yang rumahnya terletak bersebelahan dengan ke empat rumah yang musnah terbakar. Dijelaskan, Iskandar tinggal seorang diri malam tersebut.

Istrinya sedang di rumah sakit menjalani perawatan kesehatan. Seorang anaknya telah menikah dan tidak tinggal di rumah tersebut. Tiga rumah bangsalan lainnya yang turut musnah juga milik Iskandar yang berjalan harus ditopang tongkat. "Untungnya pada saat kebakaran ada warga yang membopong Iskandar keluar sehingga tidak ada korban jiwa," tutur Maskur.

Sementara itu, Camat Samarinda Seberang Sumaryadi menyatakan akan segera mengupayakan bantuan bagi korban kebakaran. "Saya akan meminta petugas di kelurahan untuk membantu proses pendataan warga yang mengalami musibah agar segera mendapatkan bantuan dari asuransi kebakaran," ungkapnya. Sedangkan Kapoltabes Samarinda AKBP M Arkan Hamzah mengatakan, pihaknya belum bisa menentukan penyebab kebakaran.

"Saksi sudah kami data dan akan dimintai keterangannya usai kebakaran ini," tutur Arkan didampingi Kapolsek Samarinda Seberang AKP Wawan Setiawan. Kebakaran ini merupakan musibah kesekian kalinya di Kecamatan Samarinda Seberang. Dalam sebulan terakhir, telah terjadi sedikitnya tiga kebakaran di kecamatan tersebut
»»  READMORE...

Presiden Merasa Akan Dijatuhkan


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat menilai, saat ini terjadi fitnah dan pembunuhan karakter yang bertujuan untuk menggoyang bahkan menjatuhkan pemerintahannya serta menghancurkan nama baik Partai Demokrat.

Ia mengingatkan lagi akan adanya motif politik di luar pemberantasan korupsi pada peringatan Hari Antikorupsi Sedunia pada 9 Desember.

Yudhoyono menyatakan hal itu saat memberikan pengarahan pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) III Partai Demokrat tahun 2009 di Jakarta, Minggu (6/12). Perilaku politik yang dimaksudkan Presiden berbentuk fitnah dan pembunuhan karakter itu adalah tudingan tentang aliran dana talangan Bank Century ke sejumlah kader Partai Demokrat, termasuk keluarganya.

Pada rapimnas itu, ia kembali menegaskan bantahan terhadap tudingan tersebut.
Yudhoyono menegaskan, tak ada satu rupiah pun pendanaan bagi perjuangan Partai Demokrat yang tidak halal.

”Akal sehat saya mengatakan, perilaku politik seperti ini, paling tidak dalam jangka pendek, ingin menggoyang, mendiskreditkan, dan kalau bisa menjatuhkan SBY dan pemerintahannya. Jangka menengah dan panjang, ingin menghancurkan nama baik Partai Demokrat di muka rakyat agar pada Pemilu 2014 dilupakan dan diharapkan kalah total,” ujarnya.

Presiden meminta fitnah yang ditujukan kepada kader Partai Demokrat tak dibalas dengan fitnah. Politik adu domba yang sedang terjadi juga diharapkan tak memancing kader Partai Demokrat menggunakan pola politik serupa. Namun, fitnah mesti dijawab kader Partai Demokrat.

”Pertanyaannya sekarang, sebagai kader Partai Demokrat, relakah kita? Akankah kita biarkan kehormatan kita diinjak? Akankah kita biarkan masa depan kita sebagai partai yang sejak awal ingin berjuang dengan moral politik yang baik dihancurkan?” seru Presiden dari atas podium.

Seruan ini dibalas berulang kali dengan teriakan ”tidak” oleh pengurus dan kader partai yang menghadiri rapimnas.

Presiden menyampaikan, jalur hukum mesti ditempuh untuk menjawab fitnah serta pembunuhan karakter terhadap dirinya dan kader Demokrat yang lain. Selain itu, ia juga meminta kader partai yang jadi anggota Panitia Khusus Angket Bank Century di DPR mengupayakan pengungkapan masalah itu secara tuntas.

”Dengan penjelasan ini, saya ingin marilah kita tetap menggunakan jurus putih dalam melaksanakan politik. Jangan tergoda menggunakan jalur politik yang hitam,” ujarnya.

Dari Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sabtu, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar juga menjelaskan mengenai kasus Bank Century kepada pegawai negeri sipil di lingkungan Departemen Hukum dan HAM. Ia meyakinkan, Presiden sama sekali tak menerima sepeser pun dari Bank Century.

Tetap mengawal

Di Semarang, Jawa Tengah, Minggu, Ketua I Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP) DPR Puan Maharani memastikan bahwa fraksinya tetap mengawal kasus Century meskipun kepemimpinan Idrus Marham dalam Pansus diragukan banyak pihak.

Menurut Puan, PDI-P tak akan ikut arus kebijakan partai koalisi. Jika yang diputuskan Pansus tak sesuai dengan keinginan PDI-P, yaitu keterbukaan dalam penanganan kasus Bank Century, termasuk pelanggaran kebijakan di dalamnya, maka partainya akan mengambil langkah tegas.

Jika kinerja Pansus mengecewakan, maka PDI-P akan bernegosiasi ulang untuk menjadi Ketua Pansus dan juga akan mengganti anggota Pansus dari F-PDIP.

Menurut dia, pada rapat kerja daerah PDI-P Jateng, Pansus perlu memanggil mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Posisi Kalla sangat penting saat dugaan skandal dana talangan ke Century terjadi. Kalla adalah saksi kunci.

Ketua F-PDIP DPR Tjahjo Kumolo menambahkan, Pansus juga harus memanggil pihak yang terkait langsung dengan kasus itu, termasuk Wapres Boediono yang saat itu menjabat Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. ”Presiden harus merelakan pemanggilan keduanya,” katanya.

Hari Antikorupsi


Terkait peringatan Hari Antikorupsi Sedunia, 9 Desember 2009, di Jakarta, Presiden kembali menegaskan bahwa ia memperoleh informasi lengkap bahwa rencana aksi peringatan itu tidak seluruhnya dilandasi semangat antikorupsi. Kegiatan itu juga disisipi motivasi politik di luar kepentingan pemberantasan korupsi.

”Saya mendapat pengetahuan yang relatif tepat tentang siapa, apa, dan sasaran yang dituju pada 9 Desember mendatang,” ujar Presiden.


sumber : k

»»  READMORE...

TIGA BUAYA MANGSA WARGA MANGKUPALAS SAMARINDA SEBERANG

Buaya Mangkupalas Pemangsa Manusia

Samsul alias Anca (22) warga Kelurahan Masjid, Mangkupalas, Samarinda Seberang dimangsa tiga buaya muara di empang miliknya yang terletak di Pos Laut Kutai Kartanegara, Jumat (4/12) sekitar pukul 18.00 Wita. Mayat lelaki yang ingin menjadi pelaut ini ditemukan, Sabtu (5/12) sekitar pukul 15.00 Wita. Menurut bibi korban yang meminta namanya tak disebutkan, saat itu, Anca sedang berada di empang miliknya bersama sang ayah. Saat petang tiba, Anca melihat ikan di perairan Sungai Mahakam dan berusaha menangkapnya dengan menggunakan alat penangkap ikan. "Itu menurut cerita bapak Anca yang saat itu ada di empang bersamanya," tutur wanita yang menjadi istri dari paman korban. Baru saja menceburkan dirinya, Anca langsung diserang tiga buaya muara. Tubuh Anca diseret ketiga buaya ke dalam Sungai Mahakam. Keluarga korban yang berada di lokasi kejadian tak bisa berbuat banyak. Dengan meminta pertolongan warga sekitar, keluarga Anca kemudian mencari tubuh korban. Setelah melakukan pencarian selama 21 jam, tubuh Anca ditemukan tak jauh dari empang miliknya. Saat ditemukan, kondisi tubuh Anca sangat memprihatinkan. Kedua tangan korban hilang dimakan buaya. Dada korban pun terlihat berlubang. Setelah ditemukan, jenazah Anca segera dibawa ke Samarinda dengan menggunakan speedboat. Sekitar pukul 17.00 Wita, speedboat yang membawa tubuh Anca tiba di Pelabuhan 79 Mangkupalas dan langsung dibawa ke rumah keluarga korban. Tak pelak, musibah yang sangat jarang tersebut mengundang perhatian warga Mangkupalas untuk melihat dari dekat. Sejak pukul 15.00 Wita, ratusan warga telah berkumpul di Pelabuhan 79 untuk melihat dari dekat kondisi tubuh Anca yang mejadi korban tiga buaya muara. Anca yang merupakan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pelayaran itu sebenarnya akan berangkat ke Jakarta, Minggu (6/12) hari ini untuk menjalani tes menjadi pelaut pada perusahaan pelayaran. "Karena itu dia berangkat ke empang milik ayahnya seluas 15 hektare di muara Sungai Mahakam untuk mendapatkan uang tambahan berangkat ke Jakarta," tutur Mustapa, paman korban. Tidak tahunya, perjalanan ke empang miliknya itu menjadi perjalanan terakhirnya di dunia. Keluarga korban juga sangat terpukul atas kejadian tersebut. Bahkan adik korban pingsan saat melihat kondisi tubuh Anca saat tiba di rumah duka
»»  READMORE...
 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News