Demonstrasi 09 Desember 2009 Aman dan Damai

Thursday 10 December 2009

Elemen masyarakat menggelar aksi damai di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, untuk memperingati Hari Antikorupsi Sedunia, Rabu (9/12). Mereka meminta pemerintah untuk aktif memberantas korupsi.
\
Unjuk rasa yang berlangsung serentak di sejumlah kota di Indonesia untuk memperingati Hari Antikorupsi Sedunia, Rabu (9/12), berlangsung relatif damai. Besarnya perhatian masyarakat terhadap peringatan tersebut menunjukkan bahwa korupsi telah menjadi sumber kegelisahan rakyat.
Itu menggambarkan bahwa siapa pun yang melawan upaya pemberantasan korupsi akan berhadapan dengan rakyat.
Di Jakarta, pesan yang disampaikan dalam unjuk rasa yang diikuti lebih dari 10.000 orang dan berpusat di Bundaran Hotel Indonesia dan Monumen Nasional itu menuntut agar upaya pemberantasan korupsi dimulai dari Istana Negara. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diminta tetap memegang komitmennya dalam memerangi korupsi.
”Pemberantasan korupsi harus dimulai dari Istana. Untuk itu Presiden dan semua pejabat publik harus melakukan klarifikasi tentang harta kekayaan secara benar dan transparan,” kata Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Izzul Muslimin saat membacakan Piagam Indonesia Bersih.
Gerakan Indonesia Bersih juga menyerukan Indonesia harus bersih dari korupsi. Pidato antikorupsi dari Presiden tidak cukup untuk ”membersihkan” praktik itu karena yang diperlukan adalah tindakan nyata.
Para pemuka agama yang hadir dalam aksi itu turut mendoakan agar Presiden tetap kukuh memegang komitmen untuk memberantas korupsi. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengingatkan pentingnya penuntasan skandal Bank Century. Desakan serupa juga datang dari gerakan aktivis 77/78 yang turut berunjuk rasa.
Sejumlah tokoh agama, seperti Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia Pendeta AA Yewangoe, Wayan Suwita dari Parisade Hindu Dharma Indonesia, Martinus D Situmorang dari Konferensi Waligereja Indonesia, dan KH Maman Imanulhaq dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, hadir dan berdoa dalam aksi damai tersebut.
Unjuk rasa juga diikuti sejumlah aktivis dan tokoh muda, seperti Ray Rangkuti, Yudi Latif, Adhie Massardi, Eep Saefulloh Fatah, Effendi Gazali, dan Boni Hargens.
Para mahasiswa membawa nama sejumlah organisasi, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa Se-Indonesia, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, Kesatuan Aksi Mahasiswa Trisakti, Gerakan Mahasiswa Peduli Indonesia, Gerakan Mahasiswa Pemuda Indonesia, dan Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi. Mereka menuntut pemerintah menegakkan hukum dan menuntaskan kasus Bank Century oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Juga hadir Aliansi Rakyat untuk SBY yang terdiri dari para ibu rumah tangga yang membawa poster ”Stop Fitnah”.
Serentak di daerah
Di Malang, Jawa Timur, 100-an pengunjuk rasa dari Aliansi Rakyat Anti Korupsi Malang melempari kantor Kejaksaan Negeri Malang dengan telur sebagai simbol ketidakpuasan atas kinerja kejaksaan dalam menangani kasus korupsi. Telur dilemparkan pada gambar tikus yang dipasang menutupi lambang kejaksaan.
Di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia datang ke Gedung DPRD dengan membawa buah mangga dan pisang. Ini simbol bahwa pencuri buah diadili, sementara para koruptor yang mencuri miliaran rupiah bebas berkeliaran.
Di Mataram, Nusa Tenggara Barat, pengunjuk rasa memotong ayam putih di depan kantor DPRD Nusa Tenggara Barat sebagai simbol bahwa koruptor pantas dijatuhi hukuman mati.
Di Bandung, Jawa Barat, demonstrasi yang dihadiri ribuan orang terpusat di Gedung Sate. Dalam orasinya, pengunjuk rasa
meminta pemerintahan Yudhoyono lebih tegas menangani beragam kasus dan dugaan korupsi yang terjadi selama lima tahun terakhir pemerintahannya.
Hal serupa dituntut sejumlah elemen mahasiswa yang berunjuk rasa di Cirebon, Semarang, Solo, Magelang, Surabaya, Jember, Gresik, Lamongan, Palembang, Jayapura, Manado, Denpasar, Palu, Balikpapan, Samarinda, Pontianak, Banjarmasin, dan Ambon.
Di Medan, Sumatera Utara, demonstrasi berlangsung dalam kelompok kecil-kecil yang mengusung isu korupsi yang berbeda.
Di Yogyakarta, mahasiswa yang berunjuk rasa di depan kantor DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta menuntut pemberantasan mafia hukum.
Sementara di Makassar, peringatan berbuntut sejumlah insiden, di antaranya bentrokan di depan kantor Gubernur Sulawesi Selatan.
Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri mengatakan, selain di Makassar, demonstrasi di sejumlah daerah di Indonesia berlangsung aman dan damai. Kepala Polri menegaskan akan tetap mendukung upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
Langkah konkret
Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia Teten Masduki mengatakan, dukungan Presiden Yudhoyono dalam pemberantasan korupsi tidak cukup dilakukan dengan mengeluarkan 138 surat izin bagi kejaksaan dan kepolisian untuk memeriksa pejabat negara. Presiden juga harus melihat, dari jumlah itu, berapa yang dihukum atau dibebaskan.

sumber : k

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News