TIGA BUAYA MANGSA WARGA MANGKUPALAS SAMARINDA SEBERANG

Monday 7 December 2009
Buaya Mangkupalas Pemangsa Manusia

Samsul alias Anca (22) warga Kelurahan Masjid, Mangkupalas, Samarinda Seberang dimangsa tiga buaya muara di empang miliknya yang terletak di Pos Laut Kutai Kartanegara, Jumat (4/12) sekitar pukul 18.00 Wita. Mayat lelaki yang ingin menjadi pelaut ini ditemukan, Sabtu (5/12) sekitar pukul 15.00 Wita. Menurut bibi korban yang meminta namanya tak disebutkan, saat itu, Anca sedang berada di empang miliknya bersama sang ayah. Saat petang tiba, Anca melihat ikan di perairan Sungai Mahakam dan berusaha menangkapnya dengan menggunakan alat penangkap ikan. "Itu menurut cerita bapak Anca yang saat itu ada di empang bersamanya," tutur wanita yang menjadi istri dari paman korban. Baru saja menceburkan dirinya, Anca langsung diserang tiga buaya muara. Tubuh Anca diseret ketiga buaya ke dalam Sungai Mahakam. Keluarga korban yang berada di lokasi kejadian tak bisa berbuat banyak. Dengan meminta pertolongan warga sekitar, keluarga Anca kemudian mencari tubuh korban. Setelah melakukan pencarian selama 21 jam, tubuh Anca ditemukan tak jauh dari empang miliknya. Saat ditemukan, kondisi tubuh Anca sangat memprihatinkan. Kedua tangan korban hilang dimakan buaya. Dada korban pun terlihat berlubang. Setelah ditemukan, jenazah Anca segera dibawa ke Samarinda dengan menggunakan speedboat. Sekitar pukul 17.00 Wita, speedboat yang membawa tubuh Anca tiba di Pelabuhan 79 Mangkupalas dan langsung dibawa ke rumah keluarga korban. Tak pelak, musibah yang sangat jarang tersebut mengundang perhatian warga Mangkupalas untuk melihat dari dekat. Sejak pukul 15.00 Wita, ratusan warga telah berkumpul di Pelabuhan 79 untuk melihat dari dekat kondisi tubuh Anca yang mejadi korban tiga buaya muara. Anca yang merupakan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pelayaran itu sebenarnya akan berangkat ke Jakarta, Minggu (6/12) hari ini untuk menjalani tes menjadi pelaut pada perusahaan pelayaran. "Karena itu dia berangkat ke empang milik ayahnya seluas 15 hektare di muara Sungai Mahakam untuk mendapatkan uang tambahan berangkat ke Jakarta," tutur Mustapa, paman korban. Tidak tahunya, perjalanan ke empang miliknya itu menjadi perjalanan terakhirnya di dunia. Keluarga korban juga sangat terpukul atas kejadian tersebut. Bahkan adik korban pingsan saat melihat kondisi tubuh Anca saat tiba di rumah duka

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News