PKP2B DI KALTIM WAJIB BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK

Saturday 31 October 2009
Mengejar target bebas byar pet (pemadaman listrik bergilir), Pemprov Kaltim mewajibkan pemegang konsesi perjanjian karya pengusahaan batu bara (PKP2B) untuk membangun pembangkit listrik. Contohnya, Berau Coal, PT Kaltim Prima Coal (KPC), dan PT Kideco Jaya Agung telah siap membangun pembangkit listrik. Pemprov kini mengawal agar rencana PKP2B itu segera terealisasi.

Kepala Bidang Kelistrikan Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kaltim Vincensius Tarukan mengatakan, pemprov melalui Distamben menerapkan beberapa solusi masalah listrik. Yakni, mewajibkan PKP2B untuk membangun pembangkit listrik. Pembangkit listrik ini bukan untuk kepentingan perusahaan saja, tapi disalurkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar.

“Jadi, PKP2B didorong untuk membangun pembangkit. Sehingga terlibat langsung dalam penyelesaian masalah listrik di Kaltim. Apalagi, sebagian besar SDA (sumber daya alam, Red.) Kaltim diambil PKP2B,” kata Vincensius.

Dicontohkannya, saat ini sudah ada 3 PKP2B yang menyatakan siap membangun pembangkit listrik. Yakni, Berau Coal, PT KPC dan PT Kideco Jaya Agung. PT Kideco akan membangun pembangkit listrik di Kabupaten Paser dengan daya 2 x 7 megawatt (MW). Saat ini dalam tahap planning atau perencanaan, salah satunya telah dibahas dengan PLN soal rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL).

Sebagai informasi, pembangkit listrik sebesar 2 x 7 MW cukup besar. Jika diasumsikan satu rumah tangga memakai daya 900 watt, maka daya sebesar 14 MW (14 juta watt) bisa dipakai sekitar 15 ribu rumah tangga di Paser.

Sementara PT KPC siap membangun listrik tenaga uap (PLTU) sebesar 2 x 100 megawatt (MW) di Sengata, Kutai Timur dan telah memasuki tahap on going atau masih berjalan. Berau Coal akan membangun pembangkit berdaya 2 x 14 MW, dan sudah masuk tahap expansion. “Pemerintah akan terus mengawal komitmen PKP2B membangun pembangkit,” ujarnya.

Sementara, sesuai Undang Undang Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, pemerintah daerah kini bertanggung jawab dalam upaya pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat. Karena itu, pemprov memiliki rencana sendiri dalam penambahan pembangkit listrik di Kaltim. Salah satunya, pembangunan pembangkit di Sungai Belayan dengan daya 3 x 68 MW, Kayan II Bulungan 2 x 155 MW, Panajam Paser Utara (PPU) 2 x 100 MW dan Sengata – Kutim 2 x 200 MW.

Namun, itu masih dalam tahap rencana. Satu-satunya yang sudah jelas hanya pembangunan pembangkit di Senipah, Kutai Kartanegara (Kukar) berdaya 2 x 40 MW yang bakal selesai 2011. “Tak hanya itu, adanya Undang-Undang Kelistrikan baru ini, membuat pemda berhak terlibat dalam penentuan TDL (tarif dasar listrik, Red.). Jadi, TDL tak lagi ditentukan oleh PLN saja,” kata Vincensius.

sumber : kp
»»  READMORE...

85 PERSEN DELTA MAHAKAM TERANCAM RUSAK DI EKSPLOITASI TAMBAK DAN PEMUKIMAN

Friday 30 October 2009
85 persen hutan mangrove di Delta Mahakam terancam keseimbangannya. Dari 108.125,400 hektare, sebagian besar sudah digunakan untuk tambak, operasional minyak dan gas (migas), dan pemukiman warga. Demikian diungkapkan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kaltim Tuparman.

“Keseimbangan ekosistem dan fungsi lindung terancam rusak,” kata Tuparman dalam lokakarya penyelamatan Delta Mahakam Kabupaten Kukar-Kaltim di Kantor Gubernur, kemarin.

Yang dimaksud Delta Mahakam, yakni kawasan perairan payau yang mempunyai hutan mangrove cukup luas. Kawasan Delta Mahakam memiliki luas sekitar 150.000 ha (termasuk wilayah perairan). Namun jika dihitung luas wilayah daratan saja, mencapai 100.000 ha. Secara administratif, kawasan Delta Mahakam berada di di Kecamatan Anggana, Muara Jawa, dan Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Menurut Tuparman, 85 persen kawasan Delta Mahakam yang terancam rusak keseimbangannya ini telah memberikan dampak besar bagi penduduk sekitar. Antara lain, di Delta Mahakam tersebut terjadi penurunnya produktivitas tambak, menurunnya perikanan tangkap, terganggunya habitat satwa baik di darat maupun air akibat rusaknya hutan mangrove.

Selain itu, terancamnya kawasan pantai yang berfungsi sebagai buffer zone atau daerah penyangga, dan mengancam sumber ekonomi masyarakat dan pemerintah. Pasalnya, kawasan Delta Mahakam kaya akan sumber daya alam, terutama migas. Cadangan terbesar terdapat di Peciko dan Tunu yang kini dieksploitasi perusahaan migas multinasional asal Prancis, Total E&P Indonesie.

“Yang paling penting, akibat rusaknya hutan mangrove dan kawasan pantai, maka tidak ada lagi perlindungan bagi kawasan darat bila terjadi ombak atau gelombang pasang. Ini cukup berbahaya,” kata Tuparman.

Karena itu, dalam lokakarya penyelamatan Delta Mahakam Kabupaten Kukar-Kaltim di Kantor Gubernur kemarin, Tuparman berharap tersusun rancangan program penyelamatan Delta Mahakam di Kukar. “Jadi seperti semacam RPJM (rencana jangka panjang menengah, Red.) bagi pengelolaan Delta Mahakam. Terutama melindungi Delta Mahakam dari tangan manusia, yakni tambak liar dan dampak negatif pertambangan,” katanya.

Dalam acara itu, juga dihadiri perwakilan Pemkab Kukar, lembaga swadaya masyarakat (LSM) lingkungan, perwakilan PT Total E&P Indonesie dan civitas perguruan tinggi. Juga dihadirkan pembicara dari Departemen Kehutanan RI dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Dalam lokakarya itu, pihak Total setuju untuk membantu rehabilitasi Delta Mahakam meskipun membantah bahwa kerusakan yang terjadi bukan karena aktivitas migas perusahaan asal Prancis itu

sumber : kp
»»  READMORE...

DATANGKAN TENAGA AHLI UNTUK MENGERJAKAN PERBAIKAN JALAN DI DEPAN DENZIPUR BALIKPAPAN

TAHUN DEPAN BARU MULUS: Tidak sedikit dana untuk memperbaiki jalan rusak depan Zipur ini. Tampak kendaraan yang melaju pelan-pelan, maklum, ruas jalan tinggal setengahnya.

Jalan longsor di Depan Zipur, Km 3,5, Jalan Soekarno-Hatta belum akan diperbaiki tahun ini, meski ada ribuan kendaraan melintas di sana setiap harinya. Kerusakan jalan itu sudah setahun lebih, dan sejauh ini hanya diberi agregat serta tanda peringatan di median jalan. Rudi MS, pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kaltim mengatakan, minggu ini tim dari Jakarta baru menuntaskan penelitian khusus terhadap longsoran jalan tersebut. “Hasilnya belum dilaporkan, penelitiannya baru selesai,” katanya kemarin.

Dia menjelaskan, setelah hasil kajian tuntas, maka pihaknya tinggal menunggu desain yang juga rekomendasi dari pusat. Menurutnya, pihaknya sudah pernah memperbaiki ruas jalan tersebut. Hanya saja, kata dia, saat itu usai perbaikan, ternyata kerusakan terjadi lagi. Berdasar pada kondisi tersebut, maka pihaknya bersama tim dari pusat melakukan kajian komprehensif. Beberapa waktu lalu pihaknya juga sudah melakukan pengeboran di ruas jalan. Ternyata, ketika pengeboran sudah sampai pada kedalaman 8 hingga 9 meter ada rongga kosong di lapisan tanah. Pengeboran juga sudah pernah dilakukan pada kedalaman 12 meter. Dan ternyata lagi, pada lapisan tersebut ada batu bara. “Dengan kondisi yang begitu kan kita harus melakukan kajian dulu. Baru bisa tahu perbaikan yang bagaimana yang akan dilakukan,” terangnya.

Ditambahkan, prediksi perbaikan baru bisa dilakukan Februari tahun depan. Itu pun masih harus melalui tahapan lelang terbuka yang memang belum dilakukan. DPU Kaltim, terangnya, sudah mengajukan dana kepada pusat untuk rencana perbaikan tersebut. Kemungkinan dana yang dibutuhkan Rp 7 miliar semua dari APBN. Jumlah itu, bisa saja berubah. Tergantung bagaimana desain jalan yang akan keluar

sumber : kp
»»  READMORE...

LAGI-LAGI TKI TEWAS DI SIKSA MAJIKANNYA DI MALAYSIA

Tuesday 27 October 2009
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Jombang,Jawa Timur,meninggal dunia kemarin di rumah sakit di Selangor,Malaysia,akibat disiksa majikannya.

TKI bernama Munti binti Bani, 36, itu meninggal dunia setelah dirawat di Rumah Sakit (RS) Tengku Ampuan Rahimah di Klang, Selangor, Malaysia, sejak Selasa (20/10). Proses pemulangan jenazah Munti saat ini masih diurus Kedutaan Besar RI (KBRI) di Kuala Lumpur.

Duta Besar RI untuk Malaysia Da’i Bachtiar mengatakan,jenazah Munti akan dikirim secepatnya ke kampung halamannya di Desa Pondok Jeruk Barat, Kecamatan Ringin Agung, Jombang, setelah selesai menjalani autopsi di RS dan urusan keimigrasian rampung. Da’i memperkirakan, Rabu (28/10) besok jenazah Munti sudah bisa diserahkan ke keluarganya di Jombang.“KBRI juga akan mengurus semua dana santunan yang berhak dia terima, termasuk asuransi,” kata Da’i di Kuala Lumpur,Malaysia, kemarin.

Da’i berharap, kepolisian dan aparat penegak hukum Malaysia dapat menegakkan aturan dan rasa keadilan bagi korban serta memberikan hukuman setimpal terhadap majikan Munti. “Ketika menjenguk korban, saya bertemu dengan Kepala Polisi Klang,Selangor.Dia menceritakan bahwa kedua majikan Munti yakni Vanitha dan Murugan sudah ditahan dan kini dalam tahap interogasi,”ungkapnya.

Da’i juga mengungkapkan, keterangan dari tiga dokter yang merawat Munti menyebutkan,korban mengalami patah tulang di pergelangan tangan, rusuk, dan punggung akibat benturan benda keras. “Selain itu, ada luka yang terlalu lama di kaki yang mengakibatkan infeksi dan kondisi fisiknya merosot.Akibat kondisi fisik yang sangat lemah, tim dokter tidak berani melakukan operasi patah tulangnya,”ujar Da’i.

MantanKapolriinimenuturkan, menurut informasi yang dia terima, Munti meninggalkan suami bernama Suparno dan tiga orang anak yang semuanya tinggal di Jombang. “Suaminya sudah dihubungi dan sudah siap menerima jenazah korban di Jawa Timur,”katanya. Dari pemberitaan di media massa Malaysia disebutkan,Munti yang menjadi TKI sejak 2004 itu mengalami penyiksaan hebat oleh majikannya selama dua bulan terakhir.

Kepalanya sempat dibotaki, dipukuli dengan besi, dan disuruh tidur di WC. Dia akhirnya diselamatkan setelah polisi setempat melakukan penyergapan sebuah rumah di kawasan Taman Sentosa, Klang, Selangor, Malaysia, pada Selasa (20/10). Ketika diselamatkan, Munti ditemukan dalam keadaan tangan dan kakinya terikat dan tidak sadarkan diri dengan lukaluka parah di bagian badan.

Kepala Distrik Polisi setempat Mohamad Mat Yusop mengatakan, pihaknya sedang menunggu laporan kesehatan atas penyebab kematian, sebelum memutuskan langkah hukum selanjutnya terhadap majikan Munti.“Mereka (majikan Munti) masih ditahan,” ujarnya kemarin. Mat Yusop mengatakan, kasus tersebut dikategorikan pada Pasal 302 mengenai pembunuhan.

“Kita mencari sedikitnya tiga orang yang akan membantu penyidikan untuk dijadikan saksi,” paparnya. Tiga orang itu adalah ibu si majikan yang tinggal di rumah yang sama, informan yang menemukan Munti, dan mantan majikan Munti. Menurut Direktur RS Tengku Ampuan Rahimah, Ghazali Hasni Md Hassan, Munti menderita luka serius sehingga dirawat di ICU.

“Dia tidak sadarkan diri dan meninggal tanpa kembali sadar sedikit pun,” katanya kepada The Star. Munti sempat dirawat dokter spesialis bedah tulang, anestesi (spesialis obat bius), serta tim dokter bedah. Juru Bicara Departemen Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, Pemerintah Indonesia akan meminta Malaysia untuk segera mengambil tindakan.

“Munti meninggal tadi pagi (kemarin) dan kami meminta kepada Malaysia untuk segera mengungkap kasus ini,”papar Faizasyah saat dikonfirmasi kemarin. Sementara itu, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar menegaskan akan mengejar hak-hak Munti selama menjadi TKI.

Bahkan, dia mengaku akan melakukan langkah hukum kepada majikan yang mempekerjakan Munti. “Depnakertrans bekerja sama dengan KBRI akan terus mengejar hak-hak Munti dari majikannya. Kita menuntut agar dia mendapatkan seluruh hak-haknya selama jadi TKI di sana,”kata Muhaimin di Jakarta kemarin. Pemerintah secepatnya akan berusaha membantu pemulangan jenazah Munti ke Indonesia.

Muhaimin berjanji, Depnakertrans akan memberikan santunan dan segala kemudahan bagi anggota keluarga Munti yang telah ditinggalkan. Namun, dia tidak merinci berapa besar santunan yang akan didapatkan keluarga Munti.

sumber : si
»»  READMORE...

CHRIS JHON KO DI PUKUL NYAMUK DEMAM BERDARAH

DEMAM BERDARAH, Petinju Chris John kemarin masih dirawat di RS Telogorejo, Semarang, karena menderita demam berdarah.


Chris John, 30, juara dunia kelas bulu versi WBA, sejak empat hari terakhir terbaring di ruang perawatan Rumah Sakit (RS) Telogorejo, Semarang, Jawa Tengah.Petinjuberjuluk TheDragon itu menderita demam berdarah dan dirawat sejak Jumat (23/10) lalu.

”Hari Kamis (22/10) sudah merasakan gejala panas,sakit kepala, dan badan terasa lemas,” ungkap Chris John, mantan atlet wushu yang berasal dari Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, itu ketika dijenguk di ruang Bougenville 409, RS Telogorejo,kemarin. Untuk memastikan kondisi kesehatannya, Chris John langsung memeriksakan diri ke rumah sakit.

”Saya sudah merasa kalau terserang demam berdarah atau tifus. Selanjutnya,dokter melakukan tes darah untuk mengetahui diagnosa penyakit,”ungkapnya. Sebelum masuk rumah sakit, Chris John sudah merasakan gejala flu yaitu batuk dan pilek selama satu minggu. ”Kondisi tubuh lagi nggak bagus,makanya KO ’dipukul’ nyamuk,” paparnya disertai tawa lebar dan lepas. Saat ini kondisinya berangsur membaik dan hanya perlu istirahat cukup.

”Kalau di rumah mungkin waktu istirahat belum total. Sedangkan perawatan di rumah sakit dikondisikan benar-benar rest (istirahat) sehingga mempercepat pemulihan,” paparnya. Usai mempertahankan gelar menghadapi petinju Rocky Juarez di MGM Grand,Las Vegas,Nevada, Amerika Serikat, 20 September lalu, Chris John memang istirahat.

Dia banyak meluangkan waktu berkumpul bersama keluarganya di Semarang. ”Saya belum latihan intensif karena belum ada pertarungan dalam waktu dekat. Kegiatan sehari- hari, untuk mempertahankan diri,dengan memperbanyak joging, push-up,dan sit-up,”tandasnya. Chris John mengatakan,dokter belum memastikan kapan dia diperbolehkan meninggalkan rumah sakit.

”Menunggu hasil tes darah besok (hari ini), baru dokter memutuskan saya boleh pulang atau tidak,”katanya. Anna Maria Megawati, istri Chris John, sebelumnya mengatakan, sebelum dirawat kondisi suaminya jika dilihat dari luar memang sehat. Tapi, setelah diperiksa ternyata sakit. Dia juga mengatakan, kondisi Chris berangsur membaik

sumber : si
»»  READMORE...

DRAINASE KOTA SAMARINDA BURUK

Monday 26 October 2009
Pemeliharaan sistem drainase Kota Tepian dinilai buruk. Pemkot dinilai tak memperhatikan pengerukan, sebagai upaya mengurangi banjir.

Penilaian itu disampaikan dua anggota DPRD Samarinda Achmad Vananza dan Sudarno. Hal senada disampaikan pengamat tata kota Sugeng Haryadi.

Tengok saja, drainase di beberapa jalan protokol, seperti di Jalan S Parman, Jalan A Wahab Sjahranie, Jalan Gatot Subroto, serta Jalan P Suryanata. Terlihat sedimentasi yang cukup tinggi. Bahkan, dari permukaan jalan hanya tersisa beberapa sentimeter saja.

Kondisi ini juga terlihat pada Jl Kemakmuran, Jl Mayjen Sutoyo, Jl P Diponegoro, persimpangan Lembuswana serta Jl Abul Hasan.

Pengamat perkotaan Sugeng Haryadi, mengatakan, kondisi drainase Samarinda semakin sempit dan dangkal. Sedimentasi sangat tinggi. Bahkan, sedimentasi di pinggiran kota lebih tinggi daripada dalam kota. “Topografi Samarinda seperti huruf “U”. Jika terjadi pembabatan lahan dan penambangan, air dan lumpur pasti lari ke kota,” jelasnya.

Nada keprihatinan disampaikan Achmad Vanaza. Ia mengaku, tak habis pikir dengan kerja instansi terkait di lingkungan Pemkot Samarinda. Bagaimana mungkin urusan pengerukan drainase tidak diperhatikan. Pejabat pemkot pasti tahu, drainase yang buruk ikut menyebabkan banjir.

Samarinda berbeda dengan kota lain. Kalau daerah di Jawa, pengerukan bisa dilakukan tiga bulan sekali. Tapi Samarinda, karena proses sedimentasi yang begitu tinggi, dalam sebulan harus ada pengerukan.

“Pengerukan mendesak. Lihat saja di Jl Flores, Jalan Sulawesi, Jalan Diponegoro, dan Jalan Sebatik. Parit di sana sudah dipenuhi lumpur. Hujan sebentar saja pasti air menggenang. Dari hal kecil itu, pemkot mestinya memperhatikan,” ungkap anggota Fraksi PDI-P ini.

Sementara itu, Sudarno juga menyampaikan kritik pengelolaan sistem drainase. Menurutnya, dari hal yang kecil saja, pemkot tak memperhatikan, apalagi mengatasi banjir secara keseluruhan. “Ini contoh kecil yang memperlihatkan kelemahan sistem kerja pada pemkot,” ungkapnya.

Ia meminta, ada perhitungan dana yang lebih teliti untuk upaya pengerukan drainase yang ada di jalan-jalan utama. “Jalan utama saja tidak dikeruk, bagaimana dengan jalan yang berada di pinggiran kota,” tandas anggota Fraksi PAN tersebut.

sumber : kp
»»  READMORE...

Gempa Resahkan Warga Maluku

Gempa berkuatan 7,3 Skala Richter (SR) yang terjadi Sabtu (24/10) dan gempa susulan 5,3 SR kemarin pagi,Minggu (25/10),di Maluku memicu kekhawatiran warga Maluku di perantauan.

Namun, hingga tadi malam belum ada laporan mengenai korban jiwa dan kerusakan akibat gempa tersebut. Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih menyatakan, hingga kemarin, pihaknya belum menerima laporan korban jiwa akibat gempa di Maluku. “Saya sudah pantau terus. Kami punya pusat penanggulangan bencana seperti gempa dan kita juga punya pantauan di regional.

Tapi, belum ada (korban jiwa),” ungkap Endang seusai mengikuti rapat koordinasi (rakor) di Kantor Wakil Presiden (Wapres), Jakarta, kemarin. Endang juga mengungkapkan, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan.Menurut dia, penanggulangan gempa pertama kali ditangani pemerintah daerah (pemda). “Kalau ada bencana ditanggulangi pihak setempat dulu,” paparnya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat melaporkan,gempa 5,3 SR kembali mengguncang Maluku kemarin pagi pukul 07.35 WIB atau 09.35 WIT.Pusat gempa berada kedalaman 39 kilometer, berjarak 151 kilometer Barat Daya Tual, dengan posisi 6,69 Lintang Selatan dan 131,97 Bujur Timur.

Sehari sebelumnya,gempa berkekuatan 7,3 SR mengguncang Maluku Tenggara Barat (MTB) dan Maluku Barat Daya (MBD), berjarak 176 km dengan kedalaman 165 km, pada posisi 6.23 LS-130.60 BT, Sabtu (24/10) sekitar pukul 23.40 WIT.

Guncangan gempa Maluku berkekuatan 7,3 SR di kedalaman 165 kilometer di bawah permukaan laut itu dirasakan warga Kota Saumlaki hingga Dobo,Kabupaten Kepulauan Aru,Tual,Maluku Tenggara, serta Kota Ambon. Gempa ini cukup meresahkan warga Maluku di perantauan.

Mereka khawatir keselamatan sanak keluarganya karena guncangan gempa itu cukup hebat, bahkan melebihi apa yang terjadi di Sumatera Barat (Sumbar) 30 September lalu. Yani Seipatiratuw,warga Desa Sirisori Amalatu, Pulau Saparua, ditelepon saudara perempuannya di Sorong yang takut akan keselamatan ayah mereka yang berusia lanjut.

“Kita merasakan guncangan hebat di sini (Sorong),sampai harus lari ke luar rumah.Bagaimana kondisi di Ambon,” ujar Yani menirukan ucapan saudaranya itu. Hal senada disampaikan Raja (Kepala Desa) Passo, Kecamatan Baguala,Kota Ambon, Mathen Sarimanela, yang mengaku ditelepon keluarganya yang tinggal di berbagai daerah di luar Maluku.

“Mereka khawatir terjadi gelombang pasang (tsunami), apalagi letak Passo merupakan dataran rendah sehingga diperkirakan bisa mengalami kerusakan hebat sekiranya terjadi tsunami,”ujarnya. Warga asal Maluku di Belanda juga menelepon sanak keluarganya sejak Sabtu (24/10) malam hingga kemarin.Mereka berulang kali menelepon untuk mengetahui kondisi terakhir setelah terjadi gempa.

“Saya sampai tidak bisa tidur karena keluarga di Belanda terus menelepon untuk mencari tahu kondisi di Desa Suli, Pulau Ambon,”kata Nyonya Anna Talla. Keresahan warga Maluku di luar provinsi ini cukup beralasan, apalagi pada Minggu terjadi dua gempa susulan meskipun getarannya tidak dirasakan warga setempat.

“Syukurlah dua gempa susulan itu tidak menimbulkan getaran berarti, berbeda dari gempa pertama yang terjadi di Maluku Tenggara Barat (MTB) dan Maluku Barat Daya (MBD),” kata warga Tual,John Tamher. Gempa berkekuatan 7,3 SR itu terjadi Sabtu malam (24/10) sekitar pukul 23.49 WIT, berpusat di titik 209 km Barat Laut Saumllaki atau pada posisi 6.23 LS - 130.60 BT, dengan kedalaman 164 kilometer.

Gempa ini dirasakan warga Kota Darwin, Northern Territory (NT),Australia, Minggu dini hari. Staf Konsulat Jenderal RI Darwin Abdul Hamid mengatakan, ia dan banyak warga Kota Darwin ikut merasakan getaran gempa di wilayah MTB dan MBD sekitar pukul 12.15 waktu setempat. “Diawali suara gemuruh dan kemudian diikuti dengan getaran sekitar 15 detik.

Saya merasakannya di rumah sekitar pukul 12.15 waktu Darwin. Suara gemuruh yang diikuti dengan getaran itu sangat jelas,”katanya. Abdul Hamid mengatakan, warga Negara Indonesia yang sedang menginap di Hotel Value Inn di Jalan Mitchell 50, Darwin, mengatakan banyak tamu yang berhamburan ke luar hotel sesaat setelah merasakan getaran gempa.

“Banyak tamu Hotel Value Inn Darwin keluar terlebih lagi mereka yang kamarnya berada di lantai paling atas. Getarannya,menurut warga kita yang sedang menginap di sana,sangat terasa,”katanya. Namun, dampak gempa itu di Kota Darwin,Australia Utara,tidak menimbulkan kerusakan.

sumber : si
»»  READMORE...
 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News