Gempa Resahkan Warga Maluku

Monday 26 October 2009
Gempa berkuatan 7,3 Skala Richter (SR) yang terjadi Sabtu (24/10) dan gempa susulan 5,3 SR kemarin pagi,Minggu (25/10),di Maluku memicu kekhawatiran warga Maluku di perantauan.

Namun, hingga tadi malam belum ada laporan mengenai korban jiwa dan kerusakan akibat gempa tersebut. Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih menyatakan, hingga kemarin, pihaknya belum menerima laporan korban jiwa akibat gempa di Maluku. “Saya sudah pantau terus. Kami punya pusat penanggulangan bencana seperti gempa dan kita juga punya pantauan di regional.

Tapi, belum ada (korban jiwa),” ungkap Endang seusai mengikuti rapat koordinasi (rakor) di Kantor Wakil Presiden (Wapres), Jakarta, kemarin. Endang juga mengungkapkan, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan.Menurut dia, penanggulangan gempa pertama kali ditangani pemerintah daerah (pemda). “Kalau ada bencana ditanggulangi pihak setempat dulu,” paparnya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat melaporkan,gempa 5,3 SR kembali mengguncang Maluku kemarin pagi pukul 07.35 WIB atau 09.35 WIT.Pusat gempa berada kedalaman 39 kilometer, berjarak 151 kilometer Barat Daya Tual, dengan posisi 6,69 Lintang Selatan dan 131,97 Bujur Timur.

Sehari sebelumnya,gempa berkekuatan 7,3 SR mengguncang Maluku Tenggara Barat (MTB) dan Maluku Barat Daya (MBD), berjarak 176 km dengan kedalaman 165 km, pada posisi 6.23 LS-130.60 BT, Sabtu (24/10) sekitar pukul 23.40 WIT.

Guncangan gempa Maluku berkekuatan 7,3 SR di kedalaman 165 kilometer di bawah permukaan laut itu dirasakan warga Kota Saumlaki hingga Dobo,Kabupaten Kepulauan Aru,Tual,Maluku Tenggara, serta Kota Ambon. Gempa ini cukup meresahkan warga Maluku di perantauan.

Mereka khawatir keselamatan sanak keluarganya karena guncangan gempa itu cukup hebat, bahkan melebihi apa yang terjadi di Sumatera Barat (Sumbar) 30 September lalu. Yani Seipatiratuw,warga Desa Sirisori Amalatu, Pulau Saparua, ditelepon saudara perempuannya di Sorong yang takut akan keselamatan ayah mereka yang berusia lanjut.

“Kita merasakan guncangan hebat di sini (Sorong),sampai harus lari ke luar rumah.Bagaimana kondisi di Ambon,” ujar Yani menirukan ucapan saudaranya itu. Hal senada disampaikan Raja (Kepala Desa) Passo, Kecamatan Baguala,Kota Ambon, Mathen Sarimanela, yang mengaku ditelepon keluarganya yang tinggal di berbagai daerah di luar Maluku.

“Mereka khawatir terjadi gelombang pasang (tsunami), apalagi letak Passo merupakan dataran rendah sehingga diperkirakan bisa mengalami kerusakan hebat sekiranya terjadi tsunami,”ujarnya. Warga asal Maluku di Belanda juga menelepon sanak keluarganya sejak Sabtu (24/10) malam hingga kemarin.Mereka berulang kali menelepon untuk mengetahui kondisi terakhir setelah terjadi gempa.

“Saya sampai tidak bisa tidur karena keluarga di Belanda terus menelepon untuk mencari tahu kondisi di Desa Suli, Pulau Ambon,”kata Nyonya Anna Talla. Keresahan warga Maluku di luar provinsi ini cukup beralasan, apalagi pada Minggu terjadi dua gempa susulan meskipun getarannya tidak dirasakan warga setempat.

“Syukurlah dua gempa susulan itu tidak menimbulkan getaran berarti, berbeda dari gempa pertama yang terjadi di Maluku Tenggara Barat (MTB) dan Maluku Barat Daya (MBD),” kata warga Tual,John Tamher. Gempa berkekuatan 7,3 SR itu terjadi Sabtu malam (24/10) sekitar pukul 23.49 WIT, berpusat di titik 209 km Barat Laut Saumllaki atau pada posisi 6.23 LS - 130.60 BT, dengan kedalaman 164 kilometer.

Gempa ini dirasakan warga Kota Darwin, Northern Territory (NT),Australia, Minggu dini hari. Staf Konsulat Jenderal RI Darwin Abdul Hamid mengatakan, ia dan banyak warga Kota Darwin ikut merasakan getaran gempa di wilayah MTB dan MBD sekitar pukul 12.15 waktu setempat. “Diawali suara gemuruh dan kemudian diikuti dengan getaran sekitar 15 detik.

Saya merasakannya di rumah sekitar pukul 12.15 waktu Darwin. Suara gemuruh yang diikuti dengan getaran itu sangat jelas,”katanya. Abdul Hamid mengatakan, warga Negara Indonesia yang sedang menginap di Hotel Value Inn di Jalan Mitchell 50, Darwin, mengatakan banyak tamu yang berhamburan ke luar hotel sesaat setelah merasakan getaran gempa.

“Banyak tamu Hotel Value Inn Darwin keluar terlebih lagi mereka yang kamarnya berada di lantai paling atas. Getarannya,menurut warga kita yang sedang menginap di sana,sangat terasa,”katanya. Namun, dampak gempa itu di Kota Darwin,Australia Utara,tidak menimbulkan kerusakan.

sumber : si

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News