KORBAN TSUNAMI MENTAWAI CAPAI 1083 ORANG

Friday 29 October 2010
MENUNGGU: Berteduh menggunakan bekas material bangunan, para korban tsunami ini menunggu bantuan pangan.

Jumlah korban akibat tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai sampai siang kemarin, sesuai data yang berhasil dihimpun Pemkab Mentawai mencapai 1.083 orang. Rinciannya, 347 orang tewas, 332 orang hilang, 264 orang luka berat, dan luka ringan 140 orang. Rumah yang rusak berat 436 unit, dan yang rusak ringan 190 unit.

Diperkirakan jumlah itu akan terus bertambah seiring sejumlah tim dari TNI, Polri, dan beberapa lembaga lainnya mulai ke Kecamatan Sikakap untuk mencari korban hilang dan tewas. Sebelum masuknya tim tersebut, jenazah warga korban ditempatkan di pinggir jalan.

Danrem 032 Wirabraja Kolonel Inf Mulyono mengatakan, saat ini jumlah personel TNI yang berada di Mentawai telah mencapai 300 orang. Mereka disebar ke semua tempat yang dihantam Tsunami.

“Anggota TNI yang masuk telah mulai melakukan evakuasi, dan membantu warga mencari sanak keluarga mereka yang belum ditemukan. Beberapa jenazah yang ditemukan kemarin, kebanyakan di pinggir pantai dan tersangkut dalam hutan,” ujar Mulyono.

Kapolda Sumbar Brigjen Andayono mengatakan, anggotanya juga telah masuk ke Mentawai. “Nantinya mereka akan bergabung dengan anggota TNI untuk membantu warga dan mencari korban yang dinyatakan hilang,” ujarnya.

RIBUAN DI BUKIT

Sementara itu sekitar 24.341 warga Kabupaten Kepulaun Mentawai, yang mengungsi masih menunggu bantuan. Kebanyakan dari warga yang rumahnya hancur masih tinggal di perbukitan.

Selama tinggal di perbukitan, mereka terpaksa makan buah dan ubi-ubian. Setelah bantuan, mereka baru mendapatkan mie instan, dan biskuit, serta makanan lainnya. Itu pun tidak seimbang dengan kebutuhan mereka. Warga yang mengungsi, sangat mengharapkan adanya air bersih yang belum bisa masuk ke kawasan mereka, karena tingginya gelombang dan angin kencang.

Pantauan Padang Ekspres (Grup Jawa Pos) di Dusun Puraurougat, Kecamatan Pagai Selatan sekitar pukul 09.00 WIB kemarin (28/10) puluhan warga yang selamat berbondong-bondong turun dari perbukitan. Mereka seakan tidak percaya desa mereka luluh lantak. Di desa yang diterjang ombak setinggi delapan meter tersebut, tidak menyisakan satu pun rumah warga. Ombak yang disertai dengan batu karang itu menghancurkan ratusan rumah warga.

“Yang kami dengar hanya deruman, lima belas menit setelah gempa berlalu. Kami tidak menyangka bahwa itu Tsunami. Saat mendengar deruman semakin kuat, warga ada yang menyelamatkan diri naik pohon kelapa, dan sebagai lari ke perbukitan,” ujar Rusmi (34), yang kemarin berada di bekas puing-puing rumahnya.

Ditambahkan Rusmi, gelombang datang sekitar pukul 21.00 WIB di saat sebagian warga mulai istirahat tidur. Umumnya warga yang sedang tidur itulah yang menjadi korban.

“Di dusun kami sekitar 30 orang warga tewas. Dari 30 orang yang tewas itu, sekitar 20 orang telah ditemukan tersangkut. Semua yang ditemukan telah kami kubur, di kuburan masal,” jelas Rusmi.

Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kemarin mendatangi dusun yang mengalami kerusakan paling parah itu. Dia mendesak pemerintah Provinsi Sumut dan Kabupaten Mentawai, segera membangun perumahan warga yang masih tinggal di pengungsian.

SBY yang mengaku baru pulang dari Vietnam karena bencana di Mentawai memerintahkan untuk segera mengirimkan obat-obatan dan memberikan perawatan maksimal bagi para korban.

”Saya perintahkan untuk melakukan kegiatan siang dan malam, karena saat ini masyarakat sangat membutuhkan bantuan. Jangan sampai masyarakat menjadi terabikan karena alasan-alasan,” ujar SBY di hadapan warga Dusun Purourougat.

sumber : KP

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News