Bulan Suci Ramadan Momentum Tingkatkan Ketakwaan

Saturday 22 August 2009
TARAWIH PERTAMA, Ribuan jamaah menunaikan salat tarawih hari pertama di Masjid Istiqlal, Jakarta, tadi malam. Hari ini umat Islam menjalani ibadah puasa Ramadan 1430 Hijriah.

JAKARTA (SI) – Ribuan umat Islam memadati Masjid Istiqlal Jakarta, tadi malam. Mereka khusyuk mengikuti salat tarawih berjamaah malam pertama bulan suci Ramadan 1430 Hijriah. Bertindak sebagai imam adalah Rofiuddin Mahfudz dan Ali Hanafiah. Adapun ceramah disampaikan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Prof Dr Nasaruddin Umar.

Nasaruddin, dalam ceramahnya, mengajak umat Islam menjadikan Ramadan sebagai momentum untuk mengubah diri sekaligus meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.“Mari kita jadikan Ramadan ini untuk menjaga tindakan dan meluruskan jalan pikiran,”ujarnya. Pengurus Masjid Istiqlal Sumedi mengatakan, Masjid Istiqlal menyelenggarakan dua kali salat tarawih.

Untuk putaran pertama, jamaah mengikuti tarawih delapan rakaat dengan empat kali salam. Kemudian disambung dengan salat witir. “Kita juga mengakomodasi jamaah yang ingin 23 rakaat,sehingga kita bagi menjadi dua gelombang,”paparnya.

Untuk tarawih hari pertama tadi malam, seharusnya Menteri Agama Maftuh Basyuni memberikan ceramah.Namun karena berhalangan hadir, ceramah disampaikan Nasaruddin Umar.Menteri Agama dijadwalkan hadir di Masjid Istiqlal pada saat buka puasa dan salat tarawih hari ini. Di Surabaya, Jawa Timur, sejumlah masjid dan musala tadi malam dipadati jamaah.

Sejumlah tempat ibadah bahkan harus menyiapkan tenda untuk menampung jamaah yang membeludak. Di Masjid Cheng Ho yang terletak di Jalan Gading,Surabaya, misalnya, ratusan jamaah tumplek mengikuti salat tarawih hingga berada di halaman masjid. Umat Islam, baik yang keturunan Tionghoa maupun penduduk asli pribumi berbaur menjadi satu untuk bermunajat, memanjatkan doa di malam pertama Ramadan.

”Ya, tadi saya mengikuti salat tarawih di Masjid Cheng Ho. Banyak sekali jamaahnya, sampai dipasang tenda untuk menampung,” ujar H Uji,salah seorang jamaah. Seperti tahun-tahun sebelumnya, di Masjid Cheng Ho salat tarawih digelar dua tahap,yakni 11 rakaat dan 23 rakaat.Jamaah yang menginginkan salat 11 rakaat bisa pulang terlebih dulu, sementara yang memilih salat 23 rakaat tinggal melanjutkan.

Pemandangan serupa terlihat di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS). Ribuan jamaah terlihat khusyuk mengikuti salat tarawih 23 rakaat. Untuk 10 rakaat pertama yang bertindak menjadi imam salat adalah H Abd Hamid Abdullah, dilanjutkan 10 rakaat berikutnya selaku imam H Mukafi Sahal.

”Di sini (MAS) memang sehari ada dua imam yang memimpin jamaah, yaitu salat isya dan tarawih 10 rakaat pertama, selanjutnya imam diganti untuk 10 rakaat kedua plus witir,” kata Kepala Humas Masjid Al-Akbar Surabaya Helmy Noor.

Seusai salat tarawih, jamaah juga mendapatkan siraman rohani dari Prof Dr H Ahmad Zahro MA dengan tema Marhaban ya Ramadan. Menurut Helmy, selama sebulan penuh, di MAS sudah dijadwalkan imam salat tarawih maupun penceramah. Tidak hanya di masjid-masjid besar. Di sejumlah masjid dan musala di perkampungan, para jamaah juga terlihat antusias mengikuti salat tarawih.

Di masjid Kelurahan Jemur,Wonosari,misalnya, ratusan jamaah yang merupakan warga sekitar tampak khusyuk mengikuti salat tarawih.Tak terkecuali warga pendatang, seperti mahasiswa yang tinggal di rumah kos di sekitar Jemur,Wonosari. Pemandangan serupa terlihat di musala yang ada di Jalan Mulyosari Selatan.

Bahkan untuk menampung jamaah, takmir musala harus menambah karpet dan tikar untuk dipasang di luar musala. Begitu juga di kawasan Jalan Lebak Timur, masjid di tengah perkampungan penduduk itu juga penuh sesak jamaah yang mengawali malam Ramadan tahun ini. Di Bandung, suasana salat tarawih pertama yang berlangsung di Masjid Raya Bandung Jawa Barat berlangsung khidmat.

Salat tarawih pertama di Masjid Raya dipimpin KH Deden Iskandar. Dalam ceramah Deden mengingatkan bahwa hakikat bulan suci Ramadan adalah berpuasa untuk menahan diri dari segala sesuatu yang membuat iman goyah dan membatalkan puasa. ”Kita harus menahan diri dari berbohong, menyakiti orang lain, sumpah palsu, mengumbar nafsu, berbuat maksiat, dan lain-lain,”imbau Deden.

Dia menuturkan, umat Muslim harus menempatkan dirinya dalam suasana beribadah.“Kewajiban zakat,infak,dan sedekah dan segala jenis amal sosial lain merupakan bentuk ajaran istimewa yang bisa mengantarkan kita pada kesimbangan hidup,”imbuhnya.

Umat muslim di Medan, Sumatera Utara, memadati masjid-masjid di malam pertama pelaksanaan salat tarawih pada awal Ramadan 1430 H tadi malam. Dalam pantauan Seputar Indonesia di Masjid Raya, Jalan SM Raja, dan Masjid Agung di Jalan Diponegoro, jamaah mulai memadati masjid dan bersiap menunaikan salat tarawih pertama sejak pukul 19.00 WIB.

Menurut Ahmad Chairil, salah seorang jamaah di Masjid Raya,jika dilihat dari jumlah jamaah, pelaksanaan salat tarawih tahun ini lebih ramai dibanding tahun sebelumnya. Apalagi, tadi malam tidak ada pemadaman listrik.“Alhamdulillah tahun ini cukup ramai dan untung pula PLN tak matikan listrik,”ujarnya seusai salat.

Dalam pelaksanaan salat di Masjid Raya, jamaah dipimpin oleh imam rawatib Masjid Raya Medan, Khairul Bahri SE. Masjid warisan Kerajaan Deli yang mampu menampung sekitar 3.000 orang itu penuh dengan jamaah lelaki maupun perempuan. Karena tak muat lagi,sebagian jamaah salat di pelataran masjid kebanggaan Kota Medan tersebut.

sumber : ks

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News