Pembinaan terhadap pelaku terorisme bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan membuat karya tulis.
Menurut pemerhati teroris Mardigu WP, cara ini terbukti efektif di China ketika pemerintahnya mendoktrin soal komunisme.
"Kalau mereka dipenjara 3 tahun, mereka akan disuruh membuat karya tulis sampai tulisannya bagus dan sesuai keinginan pemerintah," kata Mardigu saat berbincang lewat telepon, Kamis (20/8/2009).
Ia menambahkan, para terpidana tersebut tidak akan dibebaskan sebelum dinyatakan 'lulus'. Teknik doktrin seperti ini diharapkan efektif dalam menangani pola pikir para teroris.
"Kalau sudah disuruh membuat tulisan berulang-ulang, mereka dipaksa memikirkan sebuah keindahan yang baru," jelasnya.
Jika diterapkan di Indonesia, ia menilai harus diimbangi dengan fasilitas penunjang yang memadai. Terutama soal pemisahan penjara bagi pelaku terorisme dengan kriminal lainnya.
"Idealnya dibagi 3, penjara narkoba, penjara kriminal biasa dan teroris," kata ahli hipnoterapis yang pernah dilibatkan dalam penanganan teroris ini.
Menurut pemerhati teroris Mardigu WP, cara ini terbukti efektif di China ketika pemerintahnya mendoktrin soal komunisme.
"Kalau mereka dipenjara 3 tahun, mereka akan disuruh membuat karya tulis sampai tulisannya bagus dan sesuai keinginan pemerintah," kata Mardigu saat berbincang lewat telepon, Kamis (20/8/2009).
Ia menambahkan, para terpidana tersebut tidak akan dibebaskan sebelum dinyatakan 'lulus'. Teknik doktrin seperti ini diharapkan efektif dalam menangani pola pikir para teroris.
"Kalau sudah disuruh membuat tulisan berulang-ulang, mereka dipaksa memikirkan sebuah keindahan yang baru," jelasnya.
Jika diterapkan di Indonesia, ia menilai harus diimbangi dengan fasilitas penunjang yang memadai. Terutama soal pemisahan penjara bagi pelaku terorisme dengan kriminal lainnya.
"Idealnya dibagi 3, penjara narkoba, penjara kriminal biasa dan teroris," kata ahli hipnoterapis yang pernah dilibatkan dalam penanganan teroris ini.
sumber : dn
0 comments:
Post a Comment