Bos Tak Ditindak, Noordin Sulit Dibekuk

Thursday 20 August 2009
Noordin M Top masih bebas berkeliaran. Penyergapan demi penyergapan yang dilakukan Densus 88 terhadap gembong teroris itu selalu kandas. Teranyar, aksi penyergapan yang dilakukan di sebuah rumah di wilayah Temanggung, Jawa Tengah, yang disebut-sebut tempat persembunyian Noordin juga nihil.

Hasil forensik dan tes DNA polisi terhadap mayat yang tewas dalam sebuah penyergapan selama 17 jam di Temanggung, ternyata bukan Noordin, tapi Ibrohim, si floris Hotel Ritz-Carlton.

Sosok teroris asal Malaysia ini memang dikenal sangat lihai. Noordin dikenal sangat cerdik dan pandai dalam mengelabui petugas yang mengejarnya. Sekalipun jaringan yang dia miliki sudah mulai dipangkas.

Dalam buku "Terorisme Undercover" yang ditulis pengamat intelijen Wawan Purwanto disebutkan, pasca bom kuningan, tahun 2003, kekuatan Noordin semakin melemah. Ia mulai kekurangan pasukan tempur. Sekalipun pasokan dana dan senjata terus mengalir.

Kondisi itu membuat Noordin mulai berpaling ke kelompok di luar Jamaah Islamiyah (JI). Mereka adalah sempalan Darul Islam dan Yayasan Kompak, yang pada 1999 sempat menggerakkan massa Islam dalam kerusuhan Ambon.

Namun Darul Islam dan Kompak, ternyata tidak sepakat dengan keinginan Noordin. Toh sekalipun kedua pentolan kelompok itu menolak, sejumlah anggota kelompok tersebut banyak yang tertarik dengan ajakan Noordin. Mereka kemudian menjadi pengikut Noordin. Apalagi dua pimpinan Darul Islam dan Kompak, telah ditangkap Densus 88, pertengahan 2005.

Dengan dukungan sempalan kelompok Darul Islam dan Kompak, Noordin memulai kembali aksinya. Pada 1 Oktober 2005, anak buah Noordin melakukan bom bunuh diri di Kuta dan Jimbaran, Bali. Yang jadi sasaran Kafe Nyoman, Kafe Menega, dan restoran R.AJA’s. Aksi teror yang ditebar Noordin setidaknya menewaskan 23 orang dan 196 lainnya luka-luka.

Teror bom Bali II menandakan kekuatan jaringan yang dibangun Noordin kembali pulih. Ia juga melakukan reorganisasi terhadap sel-sel jaringannya, sehingga lebih terorganisir dan didesain untuk melakukan operasi militer.

Tapi lagi-lagi kekuatan Noordin tidak berlangsung lama. Setahun kemudian jaringan yang baru dibangun Noordin terendus Densus 88. Dua orang pengikutnya, yang bertugas sebagai kurir dan perekrutan anggota baru tewas ditembak Densus 88 di Dusun Binangun, Wringinanom, Kertek Wonosobo, 29 April 2009.

Berikutnya, jaringannya di Plumpang, Jakarta Utara, Palembang, dan Cilacap juga diobrak-abrik. Itu sebabnya sepanjang tahun 2006 hingga awal 2009, Noordin lebih fokus merekrut anggota-anggota baru. Di samping mempersiapkan rencana teror berikutnya.

"Reorganisasi yang dilakukan Noordin cukup merepotkan petugas. Sehingga ia sulit ditangkap sekalipun jejak-jejak Noordin terus ditelusuri," ujar Wawan.

Kemampuan Noordin dalam mempengaruhi orang diakui bekas koleganya, Nasir Abbas. Menurutnya di buku "Terorisme Undercover", Noordin merupakan seorang motivator ulung. Sehingga orang-orang yang direkrutnya rela melakukan bunuh diri.

Kehebatan Noordin dalam memotivasi itu pula yang membuatnya selalu lolos dalam aksi penyergapan Densus 88. Mereka selalu dikelilingi orang-orang yang siap mati untuk melindunginya. Hal ini terbukti dalam penyergapan yang dilakukan Densus 88 di Temanggung. Orang yang sebelumnya disangka Noordin ternyata Ibrohim.

Selain punya pengikut yang loyal, Noordin juga punya pelindung yang diduga sangat kuat dan tidak tersentuh. "Dia punya user yang tidak tersentuh. Kalau mau menghentikan aksi teror Noordin harus ditindak dulu usernya," tulis Wawan.

Namun siapa user yang adalah bos Noordin tentu saja masih gelap. Beberapa analisis intelijen Indonesia memperkirakan user Noordin berasal dari intelijen luar negeri, misalnya Amerika Serikat.

sumber : dn

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News