Puluhan Warga Masih Tertimbun

Friday 4 September 2009
Masyarakat dibantu personel TNI/Polri dan tim pencari gabungan mencari korban longsor batu dan pasir di Kampung Babakan Caringin RT 04/01, Desa Cikangkareng, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur, kemarin. Longsor batu terjadi akibat gempa 7,3 Skala Richter pada Rabu (2/9) siang.

Korban jiwa akibat gempa yang mengguncang Pulau Jawa,Rabu lalu (2/9), terus bertambah.Hingga tadi malam,sebanyak 57 orang tewas,sementara di Cianjur,45 warga diduga masih tertimbun longsoran bukit.

Mereka yang tertimbun longsoran batu, pasir, dan tanah dari bukit adalah warga Kampung Babakan Caringin RT 04/01, Desa Cikangkareng, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur. Longsor hebat dari bukit yang mengelilingi perkampungan tersebut terjadi akibat gempa dengan kekuatan 7,3 Skala Richter (SR) Rabu (2/9). Upaya pencarian korban di antara timbunan longsoran dan reruntuhan rumah penduduk kemarin hanya berhasil menemukan lima korban tewas.

Tiga di antaranya satu keluarga. Jasad para korban terimpit di antara bongkahan batu besar dengan kondisi sangat mengenaskan. Dengan ditemukannya kelima jasad ini, hingga pukul 13.00 WIB kemarin, jumlah korban tewas di Kampung Babakan Caringin yang berhasil ditemukan sebanyak 15 orang. Masyarakat setempat dibantu puluhan personel TNI/Polri, pemerintah daerah dan pusat, serta sejumlah instansi lain terus menyisir lokasi dan mencari korban-korban lain.

Berdasarkan pantauan harian Seputar Indonesia, proses pencarian kemarin dimulai sejak pukul 06.00 WIB. Jasad pertama yang ditemukan adalah atas nama Devi bin Saefulloh,8.Kuat dugaan,Devi terseret hingga ratusan meter saat kelongsoran terjadi. Jasadnya ditemukan sekitar 200 meter dari rumah. Tak jauh dari lokasi penemuan jasad Devi, ditemukan jasad Aldi bin Saefulloh, 1, adik kandung Devi.Tiga jasad lain yang kemarin juga ditemukan adalah jasad Tika bin Saefulloh, 10; Elis, 25; dan Iskandar,35.

“Tika, Devi, dan Aldi adalah saudara kandung,” ujar Khobirosadi bin Tohir, 59,warga Kampung Pasir Bayur RT 01/03, Desa Cikangkareng, Kecamatan Cibinong. Sebelumnya, jenazah kedua orang tua mereka, yakni Asep Saefulloh, 45, dan Mulyani, 30, sudah ditemukan lebih dulu.

Sepuluh korban tewas lainnya adalah Reki, 20,warga Kampung/ Desa Cikangkareng; Makmur, 35, Kampung Sukaresik,Desa Cikangkareng; Omod bin Rahma, 45, Kampung Cisalada, Desa Padasuka RT 05/05; Misbah, 45, Desa Pamoyanan; Wahidi,45,Desa Padasuka; Iman, 12,Kampung Babakan Caringin; Cucu , 21, Kampung Babakan Caringin; Daniel, 10, Kampung Babakan Caringin; Elis, 25; dan Iskandar,35.

Kepala Desa Cikangkareng AM Munajat mengatakan, kondisi geografis wilayahnya yang sebagian besar dikelilingi tebing dan bukit membuat Desa Cikangkareng sangat rawan bencana longsor. “Empat tahun terakhir sebenarnya telah terjadi dua kali longsor kecil. Baru saat gempa hebat kemarin (Rabu, 2/9), longsor dahsyat terjadi,”tuturnya. Sekitar 2.000 warga Desa Cikangkareng yang selamat kini diungsikan secara tersebar ke delapan posko pengungsian di Kampung Cisalak.

Di sana telah didirikan sejumlah tenda darurat. Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Cianjur, Maskana Sumitra, menyatakan, melihat kondisi longsoran yang tingginya mencapai lebih dari 100 meter, kecil kemungkinan seluruh korban tertimbun yang jumlahnya diperkirakan 45 orang bisa ditemukan. Terlebih, lokasi sangat sulit diakses alat-alat berat. Sejauh ini, pencarian baru bisa dilakukan secara manual, hanya mengandalkan tenaga manusia dengan peralatan seadanya.

Presiden Berkunjung

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kemarin berkunjung ke lokasi longsor di Desa Cikangkareng, Kabupaten Cianjur.Presiden berharap, pencarian korban terus dilanjutkan, dengan menggunakan dua alat eskavator yang telah disiapkan di lokasi.

“Alat-alat berat yang ada harus efektif untuk menyelesaikan masalah, kalau tidak mesti ada solusi lain untuk mencari para korban,”ujar Presiden. Presiden memberikan sumbangan secara pribadi sebesar Rp5 miliar yang diharapkan dapat digunakan untuk membantu tanggap darurat. Selain meninjau lokasi longsornya bukit di Desa Cikangkareng, Presiden juga meninjau lokasi tempat pengungsian. Warga di pengungsian pun menyampaikan keluh kesahnya kepada Presiden SBY pascabencana.

Warga meminta agar jalan yang menuju Desa Cikangkareng dapat diperbaiki karena kondisinya cukup parah. “Ya, saya sudah melihatnya sendiri. Ini jalan kabupaten jadi nanti pemerintah daerah diharapkan bisa membantu untuk memperbaiki jalan,”tandas Presiden. Lokasi kejadian harus ditempuh dengan perjalanan selama hampir lima jam dari Istana Cipanas, Bogor. Untuk menuju ke sana harus melalui jalan terjal bebatuan yang tidak teraspal dengan baik.

Mengenai musibah gempa, Presiden meminta jajaran kepala daerah untuk segera melakukan langkah-langkah tanggap darurat. Pascabencana, Presiden berharap masyarakat tetap waspada setiap saat bila terjadi gempa susulan. “Saya harap danrem, gubernur, wagub, bupati dan jajarannya tetap waspada dan bila terjadi musibah bencana alam, segera lakukan tanggap darurat secepatnya,” tambahnya. Pascabencana gempa bumi Rabu kemarin,Presiden SBY akan berkantor sementara di Istana Cipanas untuk beberapa hari ke depan.

Korban Tewas

Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasional Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdalops BNPB), hingga Kamis pukul 15.00 WIB korban tewas akibat gempa yang mengguncang sebagian wilayah Jawa Barat pada Rabu (2/9) bertambah menjadi 57 orang.

Perinciannya, sebanyak 21 orang di Kabupaten Cianjur, 10 orang di Kabupaten Garut,2 orang di Kabupaten Sukabumi,9 orang di Kabupaten Tasikmalaya,8 orang di Kabupaten Bandung, 1 orang di Kabupaten Bandung Barat,2 orang di Kabupaten Bogor,dan 4 orang di Kabupaten Ciamis. Selain menimbulkan korban jiwa, gempa juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur.

Menurut data BNPB, secara keseluruhan jumlah rumah yang roboh/rusak berat sebanyak 11.039 unit, rusak sedang 15 unit, dan rusak ringan 13.464 unit. Kerusakan rumah dilaporkan di 10 kabupaten/kota di Jawa Barat, termasuk Cianjur, Garut, Sukabumi, Tasikmalaya, Bandung, Bandung Barat, Bogor, Kuningan, Ciamis dan Kota Banjar, serta Kabupaten Cilacap di Jawa Tengah. Sementara jumlah pengungsi yang tercatat BNPB sebanyak 3.118 orang, masing-masing di Tasikmalaya (450 orang), Kabupaten Kuningan (180 orang), Kabupaten Ciamis (100 orang),dan Kabupaten Cilacap (2.388 orang).

Berdasarkan data sementara yang dikumpulkan Pemkab Tasikmalaya, rumah yang hancur di Kabupaten Tasikmalaya mencapai 1.200 rumah,rusak berat 3.289,dan rusak ringan 6.325. Selain itu terdapat 103 masjid rusak, begitu pula 12 pondok pesantren, 44 sekolah mulai SD hingga SMA, 17 kantor desa, dan 6 kantor kecamatan. Jumlah pengungsi di Kecamatan Cigalontang mencapai 900 jiwa. Mereka tinggal di 12 tenda. Adapun di Kecamatan Cisayong, jumlah pengungsi mencapai 500 orang.

Sementara itu,warga yang kehilangan tempat tinggal dan mengungsi di Kecamatan Bojonggambir, Taraju, dan Sodonghilir mencapai sekitar 400 jiwa. “Jumlah pengungsi pasti terus bertambah karena pendataan masih berjalan,” ujar Bupati Tasikmalaya Tatang Farhanul Hakim. Di Kabupaten Sukabumi, korban yang ditemukan tewas kemarin bertambah dua orang. Mereka adalah Enun, 45, warga Kampung Bantar Awi, Desa Pasirbungur, Kecamatan Cisolok, dan Lugiono, 28, warga Kampung Gunung Geneng, Kabupaten Ngawi,Jatim.

Enun tewas tertimpa batu cadas, sedangkan Lugiono terjatuh dari ketinggian 8 meter. Saat gempa terjadi, Lugiono bersama 4 temannya sedang membetulkan bagian atap pabrik elektronik di kawasan industri Cimangkok,Sukabumi. Berdasarkan data sementara Satuan Koordinasi Pelaksana Penaggulangan Bencana dan Pengungsian (Satkorlak PBP) Kabupaten Sukabumi, rumah rusak akibat guncangan gempa bumi mencapai 3.715 unit. Dari jumlah tersebut, 16 ambruk, 1.517 rusak berat,dan sisanya rusak ringan.

Setidaknya 1.322 rumah dan bangunan di Jawa Tengah mengalami kerusakan akibat gempa. Kerusakan paling parah terjadi di Kabupaten Cilacap.Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemerintah Kabupaten Cilacap menyebutkan, tercatat 98 rumah dan bangunan roboh, 408 rusak berat, dan 789 retak-retak, serta sedikitnya 2.388 jiwa mengungsi.

Berdasarkan data Pusat Pengendalian Krisis (PPK) Departemen Kesehatan di Jakarta, gempa Rabu lalu juga mengakibatkan kerusakan sarana kesehatan, di antaranya 1 rumah sakit di Kabupaten Sumedang, 3 rumah dinas dan 3 puskesmas pembantu di Kabupaten Tasikmalaya, serta 6 puskesmas masing-masing di Kabupaten Cilacap (2 unit), Kabupaten Tasikmalaya (3 unit), dan Kota Sukabumi (1 unit).

Pengungsi Terserang Penyakit

Sementara itu, sedikitnya 150 dari 900 pengungsi korban gempa di Desa Jayapura, Kecamatan Cigalontang,dan Desa/Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, kemarin mulai terserang berbagai penyakit.Mereka antara lain menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), demam, dan batukbatuk.

Semuanya dirawat secara darurat di tenda-tenda pengungsian karena puskesmas setempat ambruk akibat gempa. Sama halnya dengan korban bencana di Kecamatan Cigalontang, para korban bencana di Kecamatan Bojonggambir dan Taraju banyak yang sakit dan telantar di tenda darurat serta pengungsian. Bahkan, Iwan, 17, warga Bojonggambir, dirujuk ke RSUD Tasikmalaya karena kaki kanannya yang tertimpa tembok harus diamputasi.

Di Kecamatan Taraju,dua anak Yoyoh Rokayah, 45, warga Desa Taraju, yang terkena penyakit tifus, terpaksa bertahan di pengungsian tanpa pelayanan medis memadai.Keduanya, Dede Tatang Sentani, 12, dan Acep Rifai, 27, hanya tergolek lemas. Sementara itu, para pengungsi asal Desa Banyuasih,Kecamatan Taraju, membangun tenda di lapangan dan belum bersedia pulang ke rumah mereka karena trauma. Hingga kemarin para korban bencana di Kecamatan Bojonggambir dan Taraju belum mendapat bantuan logistik berarti.

Untuk konsumsi buka puasa dan sahur mereka mengandalkan pemberian tetangga yang rumahnya selamat dari amukan gempa. Menteri Sosial (Mensos) Bachtiar Chamsyah, menyatakan bantuan logistik untuk korban gempa bumi sudah disiapkan. Pihaknya menunggu hasil pendataan dan koordinasi lapangan untuk segera menyalurkan bantuan..

sumber : si

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News