Ekspor Senjata PT Pindad Sesuai Prosedur

Tuesday 1 September 2009
PINDAD SS-2
Senjata ini merupakan penerus dari senapan serbu yang sudah lama mengabdi di negara Indonesia, SS-1. SS-2 merupakan terusan lisensi dari FN-Herstal Belgique. Memiliki spesifikasi yang mirip dengan SS-1, namun memiliki body aluminium tahan karat. Indonesia juga membuat 'Night Vision Scope' (teropong bidik malam) untuk SS-2, yang dibuat oleh PT. LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)...


Departemen Pertahanan (Dephan) dan Mabes TNI memastikan ekspor senjata buatan PT Pindad sudah melalui prosedur yang benar dan sah secara hukum.

Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menyatakan,mekanisme penjualan senjata sudah memenuhi prosedur yang ditentukan. Menurut Djoko, proses ekspor tersebut sudah diawali dengan adanya permintaan dari negara tujuan kepada PT Pindad melalui perusahaan perantara.Kemudian, permintaan ini dilaporkan PT Pindad kepada Dephan. “Selanjutnya, Dephan meminta TNI mengeluarkan clearance yang menyatakan bahwa negara tujuan ekspor itu telah memenuhi persyaratan dan tidak memiliki masalah,”kata Djoko dalam rapat kerja dengan Komisi I di Gedung DPR,Jakarta,kemarin.

Rapat juga dihadiri Menkopolhukam Widodo AS,Menhan Juwono Sudarsono,Kapolri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri, Jaksa Agung Hendarman Supandji, Mendagri Mardiyanto, dan Menkumham Andi Mattalatta. Rapat yang dipimpin Ketua Komisi I Theo L Sambuaga tersebut berlangsung panas. Sejumlah anggota Komisi I mencecarkan berbagai pertanyaan, salah satunya mengenai penjualan senjata oleh PT Pindad yang dipersoalkan Filipina.

Anggota Komisi I DPR Abdillah Toha mempertanyakan hubungan antara senjata buatan PT Pindad Indonesia dengan senjata merek Galil buatan Israel. Sebab, berdasarkan laporan dari pihak Pemerintah Filipina, senjata Pindad yang disita Pemerintah Filipina itu mirip dengan produk Galil milik Israel. Anggota Fraksi Partai Amanat Nasional ini mengungkapkan, beberapa tahun silam,Indonesia sempat berniat membeli produk senjata Galil.Tapi, rencana tersebut batal karena Komisi I tidak menyetujui.

“ Kami minta penjelasan pemerintah. Apa ada kesamaan tipe senjata itu? Atau ada senjata Israel yang tercampur dalam peti yang tersita di Filipina,”cecar Abdillah. Wakil Ketua Komisi I Yusron Ihza Mahendra juga mendesak pemerintah mengusut kasus penyitaan puluhan senjata produksi PT Pindad oleh aparat Bea Cukai dan Kepolisian Filipina. Yusron menegaskan, Filipina tidak mungkin mempermasalahkan pengiriman senjata itu jika PT Pindad memiliki dokumen yang lengkap.

“Masapesanan sendiri dinyatakan penyelundupan,” ujar politikus Partai Bulan Bintang ini. Menjawab pertanyaan tersebut, Panglima TNI menegaskan bahwa ekspor senjata ke Filipina sudah clearance dari TNI sesuai prosedur yang berlaku.Dengan demikian,setelah clearance dikeluarkan, penanganan selanjutnya dilakukan sesuai prosedur ekspor yang berlaku dan bukan wewenang TNI lagi. “Sedangkan mengenai bongkar muat senjata,itu sudah urusan Bea dan Cukai, bukan urusan TNI.

Karena, ada aturan tersendiri dari Bea dan Cukai mengenai mekanisme ekspornya,”ujarnya. Sementara itu, Menhan Juwono Sudarsono menilai bahwa penahanan kargo bermuatan senjata ekspor dari PT Pindad di Filipina disebabkan tidak sesuainya prosedur perjalanan kapal. “Keterangan polisi Filipina,kapal berbendera Panama itu seharusnya berlabuh langsung ke Manila untuk menurunkan senjata genggam milik Filipina.

Namun, sebelum senjata diserahkan,kapal justru singgah ke lokasi lain dan akhirnya tertangkap petugas Bea dan Cukai Filipina,”terangnya. Menurut Juwono, kesalahan prosedur perjalanan itu terjadi karena kapten kapal yang berasal dari Afrika Selatan menerima telepon dari pemasok senjata yang meminta kapal untuk singgah sebelum berlabuh ke Manila.Meski demikian, Menhan mengakui adanya keterangan tentang hilangnya senapan laras panjang yang sebenarnya diekspor ke negara Mali ketika kapal tersebut singgah di tempat yang sebelumnya tidak dijadwalkan.

Sementara itu,Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil akan segera melakukan investigasi terhadap manajemen PT Pindad terkait penemuan senjata buatan perusahaan itu di kapal berbendera Panama di Pelabuhan Filipina.“Kalau ada yang tidak beres, kita akan segera mencari permasalahannya,” kata Sofyan di Jakarta kemarin.

sumber : sndo

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News