70 MENINGGAL,32 MASIH TERTIMBUN

Sunday 6 September 2009
Hari ketiga pascabencana alam gempa bumi yang melanda sebagian besar wilayah Jawa Barat, kondisi para korban selamat yang ada di pengungsian kian memburuk. Bantuan yang diekspose media seakan-akan tidak sampai pada sebagian pengungsi yang tinggal di daerah terpencil.

Departemen Kesehatan (Depkes) menyatakan telah menerima laporan tentang kondisi sanitasi yang kian memburuk hingga memengaruhi kualitas kesehatan pengungsi. "Yang saat ini diperlukan adalah WC darurat, hidran umum, dan mobil pengolah air bersih," terang Kepala Pusat Pengendalian Krisis Departemen Kesehatan (PPK Depkes) Rustam Pakaya dalam pesan singkatnya, kemarin (5/9).

Hingga tadi malam pukul 18.00 WIB, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan korban meninggal di Jawa Barat berjumlah 70 orang. Dengan rincian, Kabupaten Cianjur 27 orang, Kabupaten Garut (7 orang), Kabupaten Sukabumi (3), Kabupaten Tasikmalaya (4), Kota Tasikmalaya (5), Kabupaten Bandung (15), Kabupaten Bandung Barat (1), Kabupaten Bogor (2), dan Kabupaten Ciamis (6).

Di Kabupaten Cianjur, 32 orang masih dinyatakan hilang. Sebagian besar korban meninggal dengan kondisi tubuh yang mengenaskan. Bahkan tiga jenazah di antaranya berhasil ditemukan dengan anggota tubuh terpisah-pisah. "Tambahan korban ditemukan dari timbunan longsor di daerah Cianjur," terang Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan ketika dihubungi tadi malam. "Selain Cianjur, jumlah korban sudah final," jelas Ahmad.

Dia menegaskan telah berkoordinasi dengan sejumlah kementrian terkait bantuan teknis kepada para korban gempa. Bagi korban meninggal, Departemen Sosial akan menyantuni sebesar Rp 2 juta per orang. Sedangkan, bagi korban luka yang membutuhkan perawatan akan digratiskan dari biaya rumah sakit. "Biaya rumah sakit akan kami gratiskan," tegas dia.

Jumlah rumah yang rusak akibat gempa di Jabar mencapai 148.469 unit, meliputi 5.412 rumah rusak total, 43.239 rumah rusak parah, dan 99.818 rusak ringan. Hingga kemarin dipastikan bahwa di Kabupaten Bandung, Garut dan Tasikmalaya, tidak ada lagi korban tewas yang ditemukan. "Sebagian besar masyarakat korban gempa bumi yang rumahnya rusak, dilaporkan, telah mulai membereskan puing-puing rumah mereka.

Juga mengambil barang-barang dan perabotan yang masih bisa dipergunakan," tambah Ahmad. Dalam keterangan resminya, BNPB menetapkan Tanggap Darurat bencana gempa bumi selama 14 hari. Dalam masa tanggap darurat itu koordinasi akan terus dilakukan. Pelaksanaan tanggap darurat ditargetkan tuntas pada 16 September mendatang dan selanjutnya akan dilakukan proses pemulihan.

Kepala BNPB Syamsul Ma’arif menegaskan bahwa bantuan untuk para korban sudah mulai berdatangan, baik dari pemerintah, Satkorlak PBA, PMI serta dari instansi, BUMN serta individu ke titik-titik lokasi pengungsian. "Bantuan berupa bahan makanan yakni beras, mi instan, dan lauk pauk lainnya. Kemudian pakaian layak pakai, sarung, selimut, dan juga kebutuhan untuk wanita sudah disalurkan," kata dia.

Satkorlak PBA Jawa Barat sendiri menyampaikan bantuan uang tunai senilai Rp 100 juta, selimut 1.650 lembar, beras 8 ton, sarden, kecap, minyak goreng berjumlah puluhan ribu botol, tenda pengunsi 530 buah, tikar, mi instan dan lainnya. Satkorlak dan PMI juga mendirikan sejumlah dapur umum di titik-titik pengungsian di lokasi bencana terparah.

Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) menyampaikan akan memberikan dana sebesar USD 100 ribu (sekitar Rp 10 miliar) untuk bantuan korban bencana gempa bumi di Tasikmalaya. Dalam siaran pers Kedubes AS di Jakarta, pihak Kedubes memberikan bantuan secepat mungkin agar dapat dipergunakan dalam tahap-tahal awal yang kritis dalam upaya rekonstruksi dan pertolongan pascabencana.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi merekomendasikan para pengungsi gempa bumi yang rumahnya masih layak huni untuk kembali menempati rumah masing-masing. Hal itu sekaligus memastikan bahwa potensi adanya gempa susulan masih belum terbukti. "Frekuensi dan kekuatan gempa terus melemah, jangan khawatir, gempa-gempa susulan telah melemah, masyarakat diimbau kembali menempati rumah mereka," kata Kepala PVMBG Badan Geologi Dr Surono.

Surono meminta masyarakat tidak termakan isu-isu akan terjadinya gempa yang lebih besar lagi. Ia meminta jika ada isu seperti itu dikonfirmasikan kepada lembaga yang berwenang dan tidak perlu panik. "Wilayah Jawa Barat memang rawan gempa, masyarakatnya harus siap menghadapi itu. Namun, bila ada isu-isu akan adanya gempa yang lebih besar, tak perlu kuatir karena gempa tidak bisa diprediksi sebelumnya," kata Surono.

Ia menyebutkan, kejadian gempa bumi susulan kemungkinan masih berlangsung, karena patahan penyebab gempa bumi sedang menuju proses keseimbangan baru. Menurut Surono, masyarakat sudah bisa masuk ke rumah masing-masing yang kondisinya masih layak huni beraktivitas seperti biasa

sumber :kp

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News