Pesawat Nomad TNI jatuh lagi

Tuesday 8 September 2009
Berselang tiga bulan setelah jatuhnya helikopter Super Puma di Lanud Atang Sendjaya,Bogor, 12 Juni lalu,pesawat milik TNI kembali mengalami kecelakaan.

Kemarin,pesawat Nomad tipe N22 P 837 milik TNI AL jatuh di kawasan pertambakan di Desa Sekatak Bengarah, Kecamatan Sekatak, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur. Pesawat itu mengangkut 9 orang, 6 di antaranya penumpang sipil dan 3 awak pesawat. Sebanyak 4 penumpang tewas dalam kecelakaan itu, sementara 5 lainnya luka berat.

Kepala Humas Badan SAR Nasional (Basarnas) Gagah Prakoso mengatakan,2 dari 4 korban tewas berhasil diidentifikasi, yaitu Yacob Kayang dan Srihadi, sementara 2 lainnya belum teridentifikasi. Adapun korban selamat adalah Lettu Erwin (pilot), Lettu Saiful (kopilot), Sersan Mayor Sadikin (teknisi),serta Uhip dan Muhamir (penumpang sipil).

Dia menjelaskan, semua korban telah berhasil dievakuasi dengan menggunakan perahu cepat dan dibawa ke rumah sakit di Tarakan. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan harian Seputar Indonesia (SI),pesawat nahas tersebut berangkat dari Kecamatan Long Apung, Bulungan, Kaltim pada pukul 13.37 Wita menuju Tarakan untuk melakukan patroli maritim rutin di kawasan perbatasan.

Pesawat jatuh pada pukul 14.30 Wita.”Sebelum jatuh, pesawat sempat hilang kontak,” ungkap Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Rudi Pranoto. Lokasi jatuhnya pesawat di areal pertambakan dekat pantai. Menurut Rudi,sesaat setelah jatuh, cukup banyak warga yang langsung memberi pertolongan.

Saat jatuh, badan pesawat terbelah dua. Danlanal Tarakan Letkol Bambang Irwanto dan sejumlah pejabat terkait langsung terbang ke lokasi jatuhnya pesat Nomad itu. “Mereka dievakuasi ke Tarakan malam ini juga (tadi malam),”ungkap petugas menara Bandara Juwata Tarakan, Muhammad Naviek, yang terakhir menerima kontak dari Nomad pukul 14.30 wita. Selain tim SAR, pihak Polres Bulungan telah menerjunkan tim evakuasi di lokasi jatuhnya Nomad.

Gangguan Mesin

Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul menyatakan, penyebab jatuhnya pesawat Nomad P- 837 diduga kuat karena adanya gangguan pada mesin pesawat. “Sepertinya ada trouble engine pada pesawat nahas tersebut,” ujar Iskandar ketika dihubungi tadi malam.

Dia menjelaskan, sebelum pesawat tersebut kehilangan kontak dan kemudian jatuh pada koordinat 03 derajat 09618 Bujur Timur dan 117 derajat 11575 Lintang Selatan sekitar 24 mil Barat Tarakan, pilot sempat memberikan informasi kepada menara pengawas tentang gangguan pada mesin pesawat.“ Setelah ada kontak dengan menara, kemudian mesin mati, lalu terjadi kehilangan kontak,”ujar Iskandar.

Dia menambahkan,pesawat intai maritim tersebut tengah mengumpulkan informasi dari intelijen perbatasan. Dalam pesawat nahas tersebut terdapat juga enam masyarakat sipil yang menumpang pesawat milik TNI AL karena kesulitan transportasi.“Kebetulan warga itu hendak ke Tarakan, mereka meminta menumpang karena alat transportasi di sana memang susah,”katanya.

Iskandar memastikan,pesawat Nomad tersebut masih layak terbang. Pesawat tersebut memiliki sertifikat kelaikan terbang dengan nomor SLU / 44 V 2009 tanggal 28 Mei 2009. Iskandar juga menambahkan tim gabungan Mabes TNI AL dan unsur lainnya berupaya agar evakuasi korban dan bangkai pesawat Nomad yang jatuh segera dievakuasi.

“Kami upayakan evakuasi bangkai pesawat ke Tarakan,” katanya. Dia mengatakan,proses evakuasi terhadap para korban dan pesawat tidak mudah karena medan yang begitu terpencil hingga sulit dijangkau. Kecelakaan pesawat Nomad ini hanya berselang tiga bulan sejak jatuhnya helikopter milik TNI AU di Pangkalan Udara Atang Sendjaya, Bogor, Jawa Barat, 12 Juni 2009.

Pada musibah itu, empat kru pesawat tewas masingmasing Mayor Penerbang Sobic (pilot), Lettu Penerbang Wisnu (kopilot), Serka Catur (teknisi), Serka Dodi (teknisi). Empat hari (8 Juni 2009) sebelumnya, helikopter berjenis Bolkow BO105 registrasi HS7112 milik TNI AD jatuh di Desa Situhiang, Pagelaran, Cianjur, Jawa Barat.

Dalam musibah ini,tiga korban tewas, yaitu Komandan Pusat Pendidikan Kopassus Kolonel Inf Ricky Samuel, Kasi Operasi Pendidikan Kopassus Kapten Inf Agung Gunarto, kopilot Lettu Yuli Sasongko. Anggota Komisi I DPR Yusron Ihza Mahendra mengatakan kembali jatuhnya pesawat milik TNI menandakan pemerintah ke depan memiliki tugas yang masih banyak untuk melakukan pembenahan instrumen pertahanan.

“Bukan hanya Nomad saja,tapi seluruh peralatan TNI harus mendapatkan perhatian dari pemerintah untuk segera dibenahi,” ujarnya. Yusron juga menegaskan, jangan sampai hal yang berulangulang terjadi tersebut mengakibatkan jatuhnya kredibilitas TNI.

sumber : si

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News