Tikus terbesar di Dunia ditemukan di Papua Nugini

Wednesday 9 September 2009
TERBESAR, Anggota tim ekspedisi BBC menunjukkan spesies tikus raksasa yang ditemukan di kawasan hutan tropis Papua Nugini.

Para ilmuwan berhasil menemukan spesies baru tikus raksasa di kawasan hutan tropis Papua Nugini. Tikus raksasa ini memiliki panjang 82 cm yang terukur dari hidung sampai ekor serta tubuh seberat 1,5 kg.Para ilmuwan mengklaim sebagai tikus terbesar yang pernah ditemukan di dunia.

Penemuan tersebut diprakarsai oleh tim BBC Natural HistoryUnit di sepanjang kawah gunung vulkanis yangsudahnonaktif,GunungBosavi, di dataran tinggi selatan Papua Nugini.”Tikus ini merupakan tikus terbesar di dunia.Benar-benar tikus, seperti tikus-tikus yang sering Anda jumpai di kota,” kata Kristofer Helgen, ahli biologi Smithsonian NationalMuseumofNaturalHistory, yang juga peserta ekspedisi.

Dari hasil pemeriksaan awal terhadap tikus ini, para ilmuwan memasukkan tikus tersebut dalam genus pengerat Mallomys. Genus ini memiliki spesies pengerat dengan jumlah terbesar di dunia. Warga sekitar Gunung Bosavi mengenal tikus ini dengan sebutan “tikus berbulu wol”. Pada 2007, spesies tikus raksasa serupajugaditemukandipegunungan Foja, dekat lembah Sungai Mamberano,Papua Nugini.

Hingga kini,kelompok ilmuwan telah mengadakan berbagai ekspedisi yang menghasilkan beragam penemuan spesies baru antara lain kelelawar, burung,mamalia,dan reptil. George McGavin, peneliti dari Museum of Natural History Universitas Oxford dan Departemen Ilmu Hewan menjelaskan bahwa dalam ekspedisikaliini,para ilmuwantelah menemukan setidaknya 30 spesies baru.

Selain tikus raksasa, tim BBC juga menemukan spesies lain. “Ini adalah pengalaman yang luar biasa.Kami berhasil menemukan 16 spesies baru katak,1 spesies baru kelelawar, dan setidaknya 3 spesies baru ikan.Tikus raksasa ini memiliki ukuran tubuh seperti seekor kucing. Luar biasa!” Ujar McGavin.

Dia dan timnya menghabiskan waktu enam minggu untuk melakukan investigasi terhadap spesies yang hidup di kawasan Gunung Bosavi. McGavin mengungkapkan bahwa kehidupan fauna di dalam kawah Gunung Bosavi yang berdiameter 3 kilometer sangat spektakuler. “Hewan yang tinggal di dalam kawah ini tidak memiliki rasa takut terhadap manusia.

Bisa jadi karena hewan-hewan ini belum pernah melihat makhluk bernama manusia, ”ujarnya. Laporan penelitian yang diterbitkan jurnal Biotropika pada Juni 2008 lalu memperkirakan bahwa seperempat luas tanah Papua telah mengalami kerusakan secara alami, maupun dirusak dengan kesengajaan.

“Manusia memang tidak pernah puas akan segala sesuatu, namun setidaknya kita dapat membiarkan habitat hutan terjaga secara alami, ataupun mengusahakan konservasi,” katanya. McGavin menambahkan,bukan hanya karena keberadaan 80% spesies hewan mendiami hutan-hutan namun dalam rangka berperan menekan efek pemanasan global.

sumber : si

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News