Dubes RI Dipanggil Menlu Malaysia

Friday 11 September 2009
Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Da’i Bachtiar dipanggil Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Anifah Aman terkait memanasnya hubungan kedua negara dalam sebulan terakhir.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Wisma Putra,Kuala Lumpur, Rabu (9/9) sore,Datuk Anifah juga meminta penjelasan Da’i mengenai aksi sweeping yang dilakukan warga Indonesia terhadap warga Malaysia serta aksi protes di depan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta yang berujung pada pembakaran bendera Malaysia, Selasa (8/9).

Datuk Anifah mengatakan,Pemerintah Malaysia terus memonitor aksi-aksi yang dilakukan warga Indonesia menyusul memanasnya hubungan kedua negara. Dia juga meminta agar Indonesia memberi jaminan keamanan terhadap warganya. “Kementerian Malaysia mendesak Pemerintah Indonesia untuk mengambil tindakan yang diperlukan guna memastikan warga Malaysia di sana terlindungi.

Kami juga meminta Indonesia memberi jaminan bahwa tindakan ekstremis seperti itu (aksi demo) tidak akan terulang,”kata Datuk Anifah. Pemanggilan Da’i Bachtiar oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia ini dibenarkan Juru Bicara Departemen Luar Negeri RI Teuku Faizasyah.

Menurutnya, pemanggilan ini juga bisa diartikan sebagai pernyataan protes Malaysia terhadap aksi sweeping dan pembakaran bendera Malaysia. “Pemanggilan Dubes RI itu karena Malaysia ingin menyatakan keprihatinan mereka terhadap aksi sweeping dan pembakaran bendera Malaysia. Mereka juga meminta agar kita bertindak terhadap pelaku sweeping,” kata Faizasyah saat dihubungi kemarin.

Faiza menambahkan, Deplu sudah berkoordinasi dengan kepolisian terkait aksi sweeping. Dia juga menyatakan tindakan sweeping atau pembakaran bendera tidak akan ditolerir karena sudah menimbulkan ketidaknyamanan. Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berharap tidak ada lagi tindakan-tindakan eksesif yang melawan hukum dengan melakukan sweeping terhadap warga Malaysia.

Menurut Presiden, sweeping bukan langkah terbaik, malah menimbulkan masalah baru. “Mengapa? Karena pemerintah kita telah menjalankan tugasnya. Kita telah melakukan protes dan aksi diplomatik,“ ujar Presiden SBY di Kantor Kepresidenan, Jakarta, kemarin. Presiden mengatakan,setelah aksi sweeping itu warga Indonesia yang tinggal di Malaysia menyampaikan pesan kepadanya melalui SMS agar masalah antara Malaysia dan Indonesia dapat diselesaikan secara bijak dan arif.

“Mereka mewakili kurang lebih 1,8 juta saudara kita yang bekerja di Malaysia.Ada yang tinggal dan bersekolah di sana. Mari kita pikirkan juga perlunya mengelola persoalan itu dengan bijak, tetapi masalah-masalah yang prinsip kita harus firm,“ tandasnya. Sejauh ini tidak ada laporan warga Malaysia yang terluka di Indonesia.

Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia akan terus memantau perkembangan warga negaranya di Indonesia serta memperhatikan isu-isu yang berkembang dalam beberapa bulan terakhir ini. Guna membahas perkembangan terbaru hubungan Indonesia dan Malaysia,Menlu Datuk Anifah akan berkunjung ke Jakarta pada 17 September mendatang.Anifah sudah memberi penjelasan kepada kabinet di Malaysia terkait rencana ini.

Wakil Ketua Komisi I DPR Yusron Ihza Mahendra mengatakan, permasalahan dengan Malaysia harus diselesaikan dengan cara yang elegan,bukan dengan tindakan yang menjurus pada kekerasan. “Kita tentu maklum dengan kemarahan masyarakat dengan Malaysia. Tapi bukan berarti kita melakukan tindakan anarkis,”katanya.

Tindakan kekerasan, kata Yusron, justru akan melahirkan masalah-masalah baru di kemudian hari. Mengingat jutaan warga Indonesia berada di Malaysia untuk bekerja. Yusron juga mengingatkan agar Malaysia dapat menahan diri dari tindakan yang bisa menyakiti bangsa Indonesia.

“Masalah kita bersaing boleh saja.Namun bukan berarti Malaysia juga bisa mengambil milik kita, budaya kita dengan seenaknya. Kalau saling menyakiti hasilnya akan kontraproduktif,”ujarnya.

sumber : si

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News