TIGA CALON WALIKOTA SAMARINDA TERLIBAT MONEY POLITIK

Tuesday 19 October 2010
Tiga calon wali kota (Cawali) Samarinda diduga terlibat kegiatan money politics (politik uang) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 12 Oktober 2010. Hal itu berdasarkan temuan Panitia Pengawas (Panwas) Pilkada Samarinda.

“Temuan ini sudah kami serahkan ke Gakumdu (Gerakan Hukum Terpadu, Red) dan besok (hari ini, Red) gelar kasus itu dilakukan. Dari temuan di lapangan, ada tiga calon yang terlibat,” ujar anggota Panwas Divisi Penanganan dan Penyelesaian Kasus Syahruddin Idris. Sayangnya, dia tak bersedia menyebut nama tiga cawali terduga.

Dikatakannya, dari tiga laporan, ada dua motif yang ditemukan, yaitu membagi-bagikan uang, dan bagi-bagi beras. “Kami menganggap ini tindak pidana. Tetapi yang menentukan adalah hasil rapat gelar kasus oleh Gakumdu,” jelas Idris.

Gelar kasus di kantor Gakumdu yang dijadwalkan hari ini pukul 09.00 Wita akan dihadiri semua anggota, yakni dari unsur Panwas, pihak kepolisian, penyidik, dan jaksa. Dari hasil gelar kasus ini akan ditentukan selanjutnya proses temuan tersebut.

Kasat Reskrim Polresta Samarinda AKP Arif Budiman saat ditemui di ruang kerjanya Kamis (14/10) kemarin membenarkan adanya laporan dari Panwas Pilkada terkait temuan money politics selama proses Pilkada berlangsung.

Ketua Timses Syaharie Jaang-Nusyirwan, Nursobah berharap agar kasus tersebut diusut. “Setiap pelanggaran harus diproses tanpa pandang bulu. Sekaligus jadi pembuktian bahwa Panwas menjalankan tugasnya sesuai prosedur. Sebaliknya apabila kasus tersebut ngambang kepercayaan masyarakat kepada penegak hukum akan semakin memudar,” kata Nursobah.

Komentar senada dilontarkan oleh Dahri Yasin selaku ketua Timses Andi Harun-Damanhuri. “Ini sudah di luar ranah kami selaku tim sukses. Tapi langkah yang dilakukan Panwas sudah benar. Mekanismenya sudah jelas. Tetapi konsistensi Panwas perlu dipertanyakan, akan dibawa kemana temuan tersebut. Selaku timses saya menuntut agar temuan diproses sebagaimana mestinya,” kata Dahri.

Temuan Panwas adanya tiga kandidat yang terindikasi melakukan money politics juga direspons Sutrisno, calon wali kota dari jalur independen. Dia mempersilakan Panwas mengusut tuntas temuan itu agar semua jelas, juga untuk pembelajaran politik.

Pernyataan tak jauh berbeda disampaikan Ipong Muchlissoni. Pemenang kedua sesuai hasil hitungan cepat lembaga survei LSI ini meminta ada proses hukum. “Kalau memang ada temuan panwas terkait dugaan praktikmoney politic oleh pasangan calon wali kota, maka harus diproses sesuai aturan yang berlaku,” tambahnya.

Baik Nursobah, Dahri Yasin, Sutrisno maupun Ipong menyatakan tak terlibat dalam politik uang sebagaimana dugaan panwas tersebut.

DIJAGA KETAT

Sementara itu, rapat pleno rekapitulasi perhitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan dilangsungkan sesuai jadwal, yakni Sabtu (16/10) di Hotel Mesra International.

“Semua data sudah disetor oleh PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan, Red) jam 10.00 Wita tadi (kemarin, Red),” kata Ketua KPU Syarifuddin Tangalindo.

Usai sidang pleno, agenda KPU selanjutnya adalah menunggu apakah ada gugatan atas hasil Pilkada dari para calon. “Kami akan menunggu sampai empat hari. Jika tidak ada gugatan, tinggal pelantikan saja,” ujar Syarifuddin.

Tetapi jika ada gugatan dari cawali, KPU menunggu proses pengadilan di Mahkamah Konstitusi (MK). “Kurang lebih prosesnya selama 14 hari. Jika MK menolak gugatan tersebut, kita akan fokus ke agenda pelantikan wali kota dan wakil wali kota terpilih,” jelasnya. Pelantikan itu akan dilaksanakan 23 November 2010.

Sementara itu, untuk menjaga kenyamanan dan suasana kondusif sidang KPU, pihak kepolisian mengerahkan 2.000 personel. “Hingga saat ini (kemarin, Red) semua tahapan Pilkada berjalan lancar. Tapi pengamanan Pilkada oleh kepolisian tidak berhenti di sini. Kami akan terus melakukan pengamanan hingga tahapan Pilkada usai,” jelas Kabag Ops Polresta Samarinda Kompol Ahmad Yusef Gunawan.

Dia mengatakan, pihaknya akan melakukan pengamanan maksimal saat sidang pleno KPU. “Kami akan menurunkan 2.000 personel. Penempatan personel tidak hanya di kantor KPU, tetapi di semua titik persimpangan dalam kota,” jelas Yusef.

Walau sampai kemarin tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan, tetapi pengamanan penuh oleh pihak kepolisian tetap dilakukan. “Untuk mengantisipasi adanya konsentrasi massa dari luar daerah, petugas juga ditempatkan di pintu-pintu masuk Samarinda,” papar Yusef.

Dia memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada masyarakat atas bantuan dan dukungan sehingga pilkada berjalan aman dan terkendali. “Kami berterima kasih kepada masyarakat karena sudah turut bahu membahu bersama pihak keamanan dalam menjaga kondusivitas selama Pilkada berlangsung. Kami berharap hal ini bisa bertahan hingga akhir tahap Pilkada,” ucapnya

sumber :KP

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News