Wilayah Terisolasi Butuh Bantuan

Tuesday 6 October 2009
Korban gempa di Sumatera Barat,terutama di wilayah yang sulit dijangkau,banyak yang belum mendapatkan bantuan.Selain makanan,korban gempa memerlukan tenda untuk tempat tinggal sementara. Saat ini banyak daerah yang terisolasi akibat terputusnya akses jalan sejak gempa melanda Sumbar pada Rabu lalu (30/9).

Sebagian besar daerah yang terisolasi berada di Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman seperti Sicincin, Koto Tinggi, serta Kabupaten Agam seperti di Malalak. Daerah tersebut tidak bisa ditembus lewat jalur darat. Jika ada yang bisa ditembus lewat jalur darat, harus menggunakan mobilmobil kecil.

”Kami terpaksa menggunakan helikopter untuk mengirimkan bantuan ke lokasi yang terisolasi karena tidak bisa dilakukan melalui jalur darat,” kata Kapolda Sumbar Brigjen Pol Wahyu Daeni di Padang Pariaman kemarin. Kapolda mencontohkan, daerah yang telah dia kunjungi di Sicincin, Padang Pariaman, tidak bisa ditembus via darat, sementara penduduknya membutuhkan bantuan logistik.

Pihaknya masih menginventarisasi lokasi mana saja yang terisolasi akibat gempa dan harus dikirimi bantuan melalui udara.”Kami fokus pada titik-titik lokasi yang sukar ditembus dulu untuk menyalurkan bantuan logistik karena penduduk di sana sangat membutuhkan bantuan,”katanya.

Warga di beberapa wilayah di Padang Pariaman juga mengaku belum mendapatkan bantuan maksimal dari pemerintah.Yarmaini, 26, warga Nagari Sikucur, Kecamatan V Koto Kampung Dalam, Kabupaten Padang Pariaman, mengaku belum mendapat tenda yang sangat dibutuhkannya untuk tinggal sementara.

”Sekarang karena rumah roboh, kami tinggal di kandang ayam.Ada di lantai atas kadang ayam itu,” jelas Yarmaini yang ditemui di rumahnya kemarin. Yarmaini mengaku terpaksa tinggal bersama ayam peliharaan karena tidak ada lagi tempat berteduh. Selain tempat tinggal,Yar dan korban di desanya juga belum mendapat bantuan bahan makanan yang sesuai. ”Sayur sedikit.

Terong satu dipotong-potong untuk beberapa kepala keluarga, kol juga begitu. Beras hanya 1,5 kg,” ceritanya. Hal yang sama dirasakan warga di Jorong Padang Bungo, Nagari Gadur, Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman. Salah seorang warga yang menolak disebut namanya mengaku kecewa dengan sistem distribusi bantuan yang dilakukan pemerintah setempat.

Dia mencontohkan, korban yang berada di sekitar posko mendapat bantuan selimut, beras, roti, dan mi instan sesuai kebutuhan. ”Tapi korban yang lokasinya sekitar 200 meter dari posko hanya mendapat satu bungkus mi dan satu liter beras untuk satu keluarga. Nggak boleh begitu harusnya,” tuturnya kepada harian Seputar Indonesia (SI) tadi malam.

Kepala Sekretariat Satkorlak Penanggulangan Bencana Sumbar Ade Edward bahkan mengaku mendapat laporan adanya bantuan bagi korban gempa yang dijarah warga. ”Kita sudah menerima laporan penjarahan yang dilakukan oknum masyarakat dan tindakan itu sangat disesalkan,”kata Ade di Padang kemarin.

Pihaknya meminta polisi dan aparat keamanan lainnya menindak tegas oknumoknum masyarakat yang telah melakukan aksi penjarahan bantuan bagi para korban gempa. Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah mengakui bantuan untuk korban gempa di Sumbar belum semuanya terdistribusi. Bantuan itu menumpuk di kantor-kantor bupati dan belum bisa disalurkan karena terkendala masalah angkutan.

”Saya sudah perintahkan gubernur untuk kerahkan mobil-mobil rescue kecil untuk menyalurkan bantuan yang menumpuk di kantorkantor bupati,” kata Bachtiar di Jakarta kemarin. Dia mengemukakan, penyaluran bantuan terhambat kondisi jalan yang rusak dan kecil menuju lokasi-lokasi bencana.”Saya paham daerah itu. Jalannya kecil dan harus dengan mobil kecil,”ujar Bachtiar.

Mensos menambahkan, proses pengiriman bantuan sebelum diterima korban harus melalui kecamatan dan diteruskan ke waliwali nagari (desa). Bantuan akan terus dikoordinasikan secara optimal selama 24 jam. Sementara itu, korban tewas akibat gempa Sumbar yang telah ditemukan hingga kemarin pukul 17.00 WIB terus bertambah menjadi 612 orang. Dilaporkan pula warga yang hilang mencapai 343 orang.

Pada sisi lain, pascagempa bumi berkekuatan 7,6 SR pada Rabu (30/9), hingga Senin (5/10) pagi sudah terjadi gempa susulan 582 kali di sana. ”Gempa susulan terus terjadi. Namun lebih kecil,” kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Padangpanjang Taufik Gunawan.

Tentang isu gempa yang lebih besar, dia mengatakan, harus dipahami bahwa Sumbar berada di daerah patahan Sumatera dan di jalur patahan Indo-Australia yang berada di pantai barat.”Karena itu, di kawasan ini memang berpotensi terjadi gempa besar,”kata dia.

sumber : si

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News