Semua yang Terjebak di Hotel Ambacang Tewas

Tuesday 6 October 2009

AKHIRNYA, Pemkot Padang mengambil keputusan untuk menghancurkan Hotel Ambacang. Pertimbangannya, amat kecil kemungkinan ada korban yang selamat di hotel enam lantai yang roboh itu. Tim evakuasi sejak kemarin (5/10) mulai membongkar sisi kanan bangunan Ambacang.

Empat alat berat dikerahkan untuk menghancurkan kerangka hotel tersebut. Proses penghancuran itu terus berlanjut hingga tadi malam.

Kini yang tersisa pada separo bangunan tersebut hanya puing berserakan yang menggunung. Rencananya, sisi kiri Ambacang akan dirobohkan hari ini.

Wakil Ketua Satlak Penanggulangan Bencana Kota Padang Haris Sarjana mengatakan, tim SAR sudah tidak mungkin lagi mencari korban yang masih hidup. ’’Ini sudah hari keenam, jadi mustahil. Biasanya korban paling lama bertahan empat hari,” jelasnya.

Seperti diberitakan, saat terjadi gempa pada Rabu (30/9), diperkirakan ada 200 orang yang berada di Ambacang. Sebagian besar belum berhasil dievakuasi.

Saat ini, fokus satlak adalah mencari mayat. Penghancuran bangunan tersebut akan mempermudah pencarian mayat yang diduga masih ratusan. Para relawan dari TNI angkatan darat, laut, maupun udara siap mencari korban yang meninggal.

Selama ini, kata dia, satlak berupaya maksimal mencari korban yang diperkirakan masih hidup. ’’Namun, proses evakuasi di gedung bertingkat memang susah,” jelasnya.

Sementara itu, harapan keluarga korban yang selama ini menanti kabar pupus sudah. Dengan dihancurkannya Hotel Ambacang, tertutup sudah kemungkinan menemukan korban dalam keadaan hidup. ’’Kami hanya pasrah. Ini memang sudah enam hari,” ucap Lestari, salah seorang keluarga korban.

Lestari menuturkan, setiap hari dirinya datang ke Ambacang untuk mengetahui kabar kakaknya, Roni Priambudi. Namun, kini penantian itu berakhir sudah.

FOKUS YANG HIDUP

Pemerintah sepakat menghentikan pencarian korban meninggal. Bahkan, relawan dari sejumlah negara bakal dipulangkan. Tim SAR tidak bertugas mencari korban yang meninggal, melainkan fokus pada penyelamatan korban yang masih hidup.

Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Priyadi Kardono mengatakan, korban yang meninggal bakal dicari oleh relawan dan keluarga yang ingin menemukannya.

’’Mulai besok (hari ini, Red), tidak akan ada aktivitas dari tim SAR untuk mencari korban tewas,’’ katanya, kemarin (5/10).

Priyadi mengungkapkan, semua bangunan yang rusak karena gempa akan direnovasi. Karena itu, BNPB yakin korban meninggal bisa ditemukan.

Selama ini, tim SAR telah berupaya mengevakuasi korban di lebih dari 35 titik di Kota Padang, termasuk Hotel Ambacang dan Roxy. Namun, di antara korban yang ditemukan, tidak ada satu pun yang hidup.

Dia mengatakan, saat ini timnya fokus mencari korban yang diperkirakan masih hidup di luar Kota Padang. Terutama, wilayah utara dan barat. Beberapa tim lain menyusur wilayah selatan dan timur.

Menurut Priyadi, tim Singapura benar-benar berupaya keras mencari korban di antara reruntuhan rumah di Pariaman, namun hasilnya nihil. Priyadi menjelaskan, sebagian tim SAR internasional sudah meninggalkan Indonesia, termasuk dari Korea Selatan.

Hingga kemarin, korban tewas berjumlah 608 orang. Rinciannya, di Kota Padang 242 orang, Kota Pariaman 32 orang, Kabupaten Padang Pariaman 285 orang, Kabupaten Pesisir Selatan 10 orang, Kota Solok 4 orang, Kabupaten Pasaman Barat 3 orang, dan Kabupaten Agam 32 orang. Korban yang hilang berjumlah 343 orang, luka berat 596 orang, dan luka ringan 897 orang.

Bangunan rumah yang rusak berat berjumlah 81.863 unit, rusak sedang 34.906 unit, dan rusak ringan 69.189 unit.

Pemprov Sumatera Barat (Sumbar) juga sudah mendistribusikan bantuan masing-masing Rp 100 juta ke Kota Padang, Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kab Pesisir Selatan.

Pendistribusian bantuan hingga kemarin belum maksimal. Bantuan yang menumpuk di bandara mulai didistribusikan. Tapi, penumpukan terjadi lagi di rumah dinas gubernur dan wali kota. Berbagai bantuan, seperti bahan makanan, pakaian, selimut, tenda, terlihat menggunung.

Bantuan dari negara-negara asing disimpan di hanggar Bandara Internasional Minangkabau. Di tempat itu berbagai barang, seperti tenda, genset, obat-obatan, belum seluruhnya didistribusikan. Untuk bantuan asing, yang bertanggung jawab adalah bea cukai. ’’Kami menunggu Dishub dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk distribusi semua bantuan ini. Kami hanya memfasilitasi penyaluran bantuan,’’ tutur Wawan Wahyudi, salah seorang petugas bea cukai.

Wawan mengatakan, bantuan asing datang, antara lain, dari Jepang dan Prancis. Umumnya, bantuan berupa obat-obatan. Di antara seluruh bantuan itu, sekitar 20 persen akan disalurkan ke Kota Padang. Kabupaten Pariaman 20 persen, Kota Pariaman 10 persen, dan sisanya didistribusikan buat kabupaten/kota lain yang terkena bencana

sumber : kp

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News