Evakuasi Korban Gempa Dilanjutkan

Thursday 8 October 2009
BANTUAN MAKAN, Ratusan warga korban gempa antre untuk mendapatkan jatah makan siang dan air minum yang disediakan salah satu warga di pusat Kota Padang, Sumatera Barat, kemarin. Pemberi bantuan sudah seminggu ini menyediakan makanan hingga ribuan bungkus nasi per hari.


Evakuasi terhadap korban gempa 7,6 Skala Richter (SR) di Sumatera Barat (Sumbar) akan terus dilanjutkan. Pencarian dan evakuasi terhadap korban yang tertimbun reruntuhan bangunan baru dihentikan jika sudah mendapat izin dari pihak keluarga dan ulama.

Deputi Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Soetrisno mengatakan,evakuasi tetap akan dilakukan,meski bantuan pihak asing dalam pencarian korban gempa yang dinyatakan hilang sudah dihentikan sejak Senin (5/10) lalu.“Kami tetap akan mencari jenazah sampai masyarakat sendiri mengaku ikhlas jika korban tidak ditemukan,” ujar Soetrisno di Padang, kemarin.

Hingga hari ketujuh pascagempa, kemarin, jumlah korban tewas yang telah ditemukan dan terdata pada Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB) Sumbar adalah 739 orang. Sejumlah 295 orang lainnya dinyatakan hilang. Selama ini proses pencarian korban gempa dilakukan dengan menyisir seluruh gedung dan rumah yang roboh untuk memastikan masih ada korban hidup.

Relawan asing sangat membantu proses pencarian dan evakuasi lantaran memiliki peralatan yang sangat baik. Namun, karena kemungkinan hidup korban yang tertimbun reruntuhan sudah tidak ada,bantuan pihak asing untuk evakuasi dihentikan dulu. Relawan asing yang mendukung aksi tanggap darurat lebih diprioritaskan untuk membantu obat-obatan,penyediaan air bersih, bahan pangan, dan tempat tinggal darurat.

Khusus untuk pencarian korban yang tertimbun longsor di Jorong (Dusun) Cumanak, Kapala Koto,Lubuk Laweh,Desa Tandikat, Kecamatan Patamuan,Kabupaten Padang Pariaman, masih dilanjutkan, setidaknya sampai masa tanggap darurat berakhir pada 13–15 Oktober 2009. Pencarian akan diteruskan, meski Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar, telah mengeluarkan pendapat bahwa kawasan tersebut bisa dijadikan permakaman massal.

“Dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional belum ada keputusan untuk menutup upaya evakuasi. Kita tunggulah sampai berakhirnya masa tanggap darurat,” ujar Bupati Padang Pariaman Muslim Kasim. Kemarin sore, atau tepat seminggu pascagempa, pencarian korban di ketiga dusun yang berada di perbukitan itu masih terus berlangsung. Puluhan tim evakuasi dari TNI, Polri, dan relawan masih terus mencari korban yang tertimbun tanah longsor.

Belasan alat berat dan mesin pemotong kayu dikerahkan untuk memudahkan pencarian korban. Komandan Satuan Tugas Bantuan TNI Mayor Jenderal A Tanjung saat mengunjungi lokasi bencana memerintahkan pasukannya agar secepat mungkin melakukan pencarian. Berdasarkan laporan yang dia terima, dari sekitar 279 korban yang tertimbun, baru 106 korban yang ditemukan dan sudah dimakamkan.

Paling tidak tim evakuasi harus berhasil menemukan separuh dari seluruh korban. Sebenarnya, sejumlah keluarga korban yang setiap hari mendatangi ketiga dusun itu sudah mengikhlaskan anggota keluarga mereka tidak bisa ditemukan lagi. Namun, ada juga di antara mereka yang meminta tim evakuasi terus mencari korban. Warga yang selamat sudah mulai mengangkat harta benda dan hasil pertanian yang masih bisa diselamatkan.

Mereka hanya menyayangkan tindakan pemerintah yang terkesan lambat mengevakuasi korban dengan menurunkan alat berat pada hari ketiga setelah gempa. Sejak kemarin warga sudah memajang daftar nama-nama siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 14 Patamuan yang kini sudah rata dengan tanah.

Dari 98 siswa sekolah tersebut,31 orang meninggal dunia bersama beberapa guru mereka.Anak-anak paling banyak tertimbun longsor. Pencarian sekitar 20 korban longsor di Dusun Talago dan Sinyair Desa Malalak Selatan,Kabupaten Agam juga masih terus berlangsung. Tim evakuasi mengalami kesulitan melakukan pencarian di permukiman rawan longsor ini karena jalan menuju kampung itu juga tertutup tanah longsor.

Logistik Menipis

Persediaan logistik yang akan disalurkan kepada para korban gempa makin berkurang. Di Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), persediaan logistik yang tersimpan di posko penanggulangan bencana di kantor wali kota semakin menipis. Wali Kota Pariaman Mukhlis Rahman mengungkapkan, sejak satu hari setelah gempa mengguncang sejumlah wilayah di Sumbar, Pemkot Pariaman telah mendistribusikan bantuan bagi para korban gempa.

Terkait menipisnya logistik bagi korban gempa, Mukhlis berharap bantuan terus datang ke Kota Pariaman mengingat masih banyak yang membutuhkan.”Kondisi kota masih lumpuh karena sebagian besar masyarakat belum melaksanakan aktivitas mareka dengan normal,”paparnya. Sementara itu, Kabupaten Padang Pariaman,daerah yang mengalami kerusakan terparah, membutuhkan sedikitnya 4.770 dus makanan bayi setiap hari.

“Kita memperkirakan kebutuhan makanan bayi dalam situasi tanggap darurat sebanyak itu di 17 kecamatan,”kata Petugas Penanggung Jawab Bidang Layanan Logistik Posko Penanggulangan Bencana Padang Pariaman Arena Putri kemarin. Bantuan untuk korban gempa Sumbar hingga sepekan pascagempa juga belum merata.

Masyarakat punmengeluhkansistempenyaluran bantuan yang dilakukan Satkorlak PB Sumbar.Walau sudah mendapat bantuan berupa makanan seadanya, warga yang rumahnya hancur mengeluhkan minimnya tenda. Hasan, 37, warga Jorong (Dusun) Hulu Banda, Kanagarian (Desa) Malalak Selatan, adalah salah seorang korban yang hingga kini masih kekurangan bantuan.

Jika malam, Hasan tidur di tenda plastik di depan rumahnya. Sejak hari pertama gempa, Hasan mengaku baru menerima mi instan dan 3,5 kilogram beras yang disalurkan Pemerintah Kabupaten Agam lewat camat dan kepala desa. Kepala Humas Pemprov Sumbar Dede Nuzul Putra mengakui masih ada warga yang belum maksimal mendapatkan bantuan.

Padahal, Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi sebagai Penanggung Jawab Satkorlak PB Sumbar sudah mengeluarkan surat keputusan tentang pendistribusian bantuan. Setiap daerah yang terkena dampak gempa mendapatkan bantuan dengan persentase berbeda-beda. Dia juga mengakui, pengawasan dalam penyaluran bantuan menjadi masalah besar, sehingga pembagian tidak merata.

Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi meminta para sekretaris daerah (sekda) yang wilayahnya terkena dampak gempa segera mengambil uang bantuan laukpauk yang telah disiapkan Pemprov Sumbar. “Besarnya Rp5.000 per orang per hari. Hari ini dana bantuan tersebut cair untuk sepuluh hari,”kata Gamawan

sumber : si

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News