PBB Usulkan agar Evakuasi Korban Gempa Padang Dihentikan

Friday 9 October 2009

RUMAH SAKIT DARURAT, Petugas kesehatan dari Amerika Serikat tengah merawat seorang warga yang selamat dari gempa berkekuatan 7,6 Skala Richter di rumah sakit darurat milik Angkatan Laut AS di Padang, Sumatera Barat kemarin.


PADANG(SI) – Kantor Koordinasi untuk Urusan Kemanusiaan PBB (UN OCHA), menyarankan agar pencarian korban tewas akibat gempa di Sumatera Barat (Sumbar) dihentikan. Lembaga yang bertugas mengoordinasikan tim Search and Rescue (SAR) internasional itu meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) lebih fokus pada upaya meneruskan bantuan kemanusiaan bagi korban selamat.

”UN OCHA menyarankan penghentian pencarian dan tanggap darurat kini memasuki tahap rehabilitasi,” ujar Koordinator Lapangan UN OCHA Winston Chang di Padang, Sumbar, kemarin. BNPB, kata dia, sebaiknya menghentikan pencarian korban setelah tujuh hari pascagempa, Rabu lalu (30/9).

Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar juga telah mengeluarkan fatwa penghentian pencarian korban gempa diikuti tanah longsor di tiga dusun di Desa Tandikat Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman. Fatwa ini dikeluarkan setelah MUI melihat kondisi di lapangan dan berkoordinasi dengan tim relawan yang mencari korban dan tokoh masyarakat di Padang Pariaman.

Hingga kemarin, Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB) Sumbar secara resmi baru menghentikan upaya pencarian korban tewas di Kabupaten Agam. Adapun di daerah lain upaya pencarian dan evakuasi masih terus dilakukan. Satkorlak PB Sumbar memutuskan untuk menghentikan pencarian korban tewas di Kabupaten Agam lantaran keluarga korban sudah pasrah dan ikhlas.

“Sudah disepakati untuk dinyatakan selesai dan dijadikan kuburan massal,” kata Komandan Korem (Danrem) 032/Wirabraja Sumbar Kolonel Inf Mulyono di Padang kemarin. Di Kabupaten Agam, wilayah tertimbun longsor akibat gempa berkekuatan 7,6 Skala Ritcher (SR),Rabu lalu (30/9), terdapat di Kanagarian (Desa) Malalak Selatan, Kecamatan Malalak.

Di desa ini ada tiga jorong (dusun) yang tertimbun longsoran dan menimbulkan banyak korban jiwa. Berdasarkan data Korem 032 Wirabraja, korban tewas terbanyak di Dusun Damarmancah yang diperkirakan mencapai 33 orang. Dari jumlah itu yang berhasil dievakuasi 10 orang.Di Dusun Talago diperkirakan terdapat 18 korban tewas dan yang sudah ditemukan 14 orang.

Adapun di Dusun Siniair terdapat 11 korban dan yang ditemukan 2 orang. Di Desa Malalak Barat diperkirakan terdapat 16 korban dan yang sudah ditemukan 2 orang. Di tempat terpisah, upaya pencarian korban tertimbun tanah longsor di Dusun Kapala Koto, Lubuk Laweh dan Cumanak, Desa Tandikat, Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman, masih terus dilakukan.

Keluarga korban meminta agar tim evakuasi memaksimalkan pencarian hingga tiga hari ke depan. Di Lubuk Laweh, 132 orang dinyatakan tertimbun dan yang ditemukan baru 32 orang. Di Kapala Koto korban meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor sebanyak 69 orang dan yang ditemukan 46 orang. Di Cumanak korban yang meninggal dunia sebanyak 75 orang dan yang sudah ditemukan 25 orang.

Dengan demikian, jumlah korban meninggal dunia di Kabupaten Padang Pariaman, termasuk di dua kecamatan lain,yakni Limo Koto Kampung Dalam dan Limo Koto Timur, sebanyak 355 orang dan yang ditemukan sebanyak 144 orang. Adapun di Agam, jumlah korban meninggal dunia sebanyak 70 orang dan yang sudah ditemukan 30 orang. Mulyono mengakui,banyaknya korban meninggal dunia yang belum ditemukan di Padang Pariaman dan Agam disebabkan kurang efektifnya kerja tim evakuasi.

Pencarian dengan menggunakan alat berat baru dilakukan dua hari setelah gempa. Di Kota Padang, korban terbanyak yang belum ditemukan terdapat di reruntuhan Hotel Ambacang. Menurut Mulyono, korban di Hotel Ambacang diperkirakan 77 orang dan yang sudah ditemukan 41 orang. Sebelumnya, sejumlah informasi menyatakan, korban di hotel ini mencapai ratusan orang.

Perubahan jumlah korban terjadi lantaran sejumlah korban selamat yang sebelumnya dinyatakan hilang atau ikut tertimbun akhirnya melaporkan diri ke pos orang hilang yang didirikan di depan hotel. Hingga kemarin, pencarian korban di hotel ini masih terus berlangsung.Tiga alat berat terus menembus reruntuhan hotel dan mengangkut material ke dalam truk.

Tempat lain yang menjadi fokus pencarian di Kota Padang adalah Lembaga Bahasa Asing LIA, Sentral Pasar Raya,dan Ruko Ayu.Namun di Sentral Pasar Raya yang diperkirakan menimbun 10 orang, hingga kemarin belum tampak alat berat untuk mencari korban. “Kita akan terus cari, tetapi kita tentu lebih fokus pada masa yang akan datang,” kata Mulyono.

Berdasarkan data Satkorlak PB Sumbar, korban tewas akibat gempa yang telah ditemukan hingga kemarin mencapai 748 orang. Korban tewas terbanyak berada di Kota Padang yang mencapai 341 orang dan Kabupaten Padang Pariaman 309 orang. Korban yang masih dinyatakan hilang 242 orang.

Distribusi Bantuan

Sementara itu,hingga kemarin, helikopter TNI Angkatan Darat masih terus menyalurkan bantuan di sejumlah permukiman di Padang Pariaman dan Agam yang sulit dijangkau lewat jalan darat. Menurut Kepala Penerangan Daerah Militer I Bukit Barisan Letnan Kolonel (CAJ) Asren Nasution, penyaluran bantuan dilakukan sambil mengevaluasi pelaksanaan 10 hari tanggap darurat.

Sejak kemarin, Pemerintah Provinsi Sumbar juga mulai menyalurkan uang lauk-pauk untuk korban gempa sebesar Rp5.000 per orang. Bantuan disalurkan melalui 12 pemerintah kabupaten atau kota di Sumbar dan diteruskan ke pemerintah kecamatan hingga dusun. Uang yang disediakan untuk 10 hari dengan catatan maksimal lima orang per keluarga. Pembatasan ini disebabkan keterbatasan jumlah anggaran.

Namun sejumlah warga yang ditemui di Padang Pariaman dan Agam dua hari lalu mengaku, bantuan ini tidak akan cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Sebab, kebanyakan korban kini sudah tidak bekerja.
 
sumber : si

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News