TIGA DESA DI PADANG JADI KUBURAN MASSAL AKIBAT GEMPA

Thursday 8 October 2009


DIHANCURKAN: Karena diyakini tak ada lagi korban yang hidup, Hotel Ambacang dihancurkan untuk mempercepat proses evakuasi. Diperkirakan masih 70 lebih korban yang terperangkap di dalamnya

Menyikapi situasi di Sumatera Barat (Sumbar) pascagempa bumi Rabu pekan lalu (30/9), Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat mengeluarkan sejumlah fatwa. Salah satunya, lembaga itu memperbolehkan tiga desa di Kabupaten Padang Pariaman dijadikan kuburan masal. Yaitu, Jorong (desa) Pulau Aia, Paraman Cubadak, dan Luduang. Tiga desa tersebut terletak di Kecamatan Patamuan, Tandikek, Kabupaten Padang Pariaman. Di sana diperkirakan ada ratusan warga yang tertimbun tanah longsor.
Fatwa tersebut dikeluarkan MUI setelah berdiskusi dengan tokoh masyarakat dan pejabat pemerintah. ’’Mulai besok (hari ini, Red), penghentian evakuasi bisa dilakukan. Menyelamatkan jenazah dalam Islam adalah tujuan utama. Tapi, setelah lama, saat jenazah membusuk dan baunya menyengat, mengeluarkan jenazah bukan lagi memuliakan hamba Allah, tetapi menghinakan,’’  ungkap Ketua Bidang MUI Sumbar Gusrizal Gazahar, kemarin (6/10).
Karena itu, MUI memfatwakan agar tiga desa itu dijadikan kuburan masal. Gusrizal mengatakan, MUI amat berhati-hati dalam menyosialisasikan fatwa itu kepada keluarga korban. Sebab, sebagian dari mereka tetap ingin menemukan keluarganya yang meninggal.
Selain itu, kata Gusrizal, jasad yang busuk bisa membahayakan relawan maupun warga yang masih hidup. ’’Karena itu, penghentian evakuasi (korban) bisa dilakukan besok (hari ini, Red),’’ tegasnya.
Namun, Gusrizal menambahkan, jenazah yang ada dalam bangunan harus diambil. ’’Sebab, bangunan itu akan dibangun lagi,’’ ujarnya. MUI mengimbau masyarakat bersabar dan bahu membahu menghadapi persoalan tersebut.
MUI juga mengharamkan mengambil keuntungan dengan menaikkan harga sejumlah barang kebutuhan pokok, seperti sembako, minyak tanah, dan bahan-bahan lain. ’’Padahal, warga sangat membutuhkan. Masak harga cabe Rp 100 ribu sekilo dan minyak tanah Rp 50 ribu per liter. Islam mengharamkan itu (mengambil untung di tengah musibah),’’ cetusnya. Dia juga mengimbau masyarakat tidak memanfaatkan situasi tersebut.

sumber : kp


0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News