Palopo Longsor, 9 Orang Tewas

Tuesday, 10 November 2009
JALAN TERPUTUS, Seorang nenek berdiri di sisi jalan yang terputus akibat longsor di poros Palopo-Toraja, tepatnya di Tanete, Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, kemarin.



Tanah longsor menerjang poros Palopo-Toraja,tepatnya di lingkungan Tanete, Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo,Sulsel. Longsor terjadi Minggu (8/10) pukul 21.00 Wita saat sebagian warga sedang beristirahat. Hingga pukul 20.00 Wita tadi malam,jumlah korban tewas yang berhasil dievakuasi sebanyak sembilan orang.

Sedangkan lima warga lainnya dinyatakan hilang dan masih dalam proses pencarian. Petugas gabungan dari tim penyelamat Satuan Pemadam Kebakaran Kota Palopo,anggota TNI dan Polri, dibantu masyarakat setempat hingga tadi malam masih menyisir beberapa lokasi. Penyisiran juga dilakukan di sepanjang jalur Sungai Bambalu karena diduga sebagian korban hanyut terbawa air bah.

Ketua Tim Penanggulangan Bencana Kota Palopo Letkol Inf Dede Indrazat mengatakan,pihaknya membagi dua tim dalam melakukan pencarian. “Satu tim melakukan pencarian di sekitar titik longsor dan tim lainnya melakukan penyisiran di sepanjang tepi Sungai Bambalu,”ujar Dede di lokasi bencana kemarin.

Dia menambahkan, tim penanggulangan bencana telah mendapatkan bantuan satu unit alat berat dari Pemkot Palopo untuk menyingkirkan timbunan tanah yang menutup jalan menuju lokasi bencana.“Kami kesulitan melakukan evakuasi karena medan yang harus ditempuh terhalang longsor,” ujar Dede.

Dia mengatakan,dari hasil pencarian kemarin, empat korban tewas ditemukan tertimbun material longsor dan lima lainnya hanyut terbawa arus Sungai Bambalu. Sebagian besar korban tewas yang ditemukan di sepanjang Sungai Bambalu hingga 15 kilometer dari lokasi longsor. Musibah longsor juga mengakibatkan 13 warga luka-luka. Sebagian besar korban luka saat ini dirawat di RSUD Sawerigading Palopo.

Menurut data Tim Penanggulangan Bencana Kota Palopo, longsor terjadi di 51 titik yang menyebabkan 20 rumah rusak akibat tertimbun dan hanyut terbawa arus sungai. Menurut keterangan warga yang selamat, bencana tersebut terjadi sangat cepat dan tiba-tiba. Saat kejadian, sebagian warga sudah terlelap tidur.

Sebelum kejadian, hujan juga sempat mengguyur wilayah tersebut sejak pukul 18.00 Wita. Sumardi, 30, salah seorang warga, mengatakan bahwa dirinya saat itusedangasyikmenontontelevisidi sebelah anggota keluarganya yang sedang terlelap tidur. Sesaat sebelum kejadian, dia mencium bau tanah yang sangat pekat.

“Saya sudah curiga akan terjadi longsor, namun baru saja membangunkan anak serta istri, tiba-tiba suara seperti ledakan terdengar disusul suara gemuruh,”ujarnya. Longsor juga mengakibatkan jalan poros Toraja-Palopo rusak parah. Bahkan, di KM 23 sebagian badan jalan amblas hingga hanya tersisa sekitar 1 meter dan sangat rawan untuk dilalui kendaraan. Kondisi ini mengakibatkan lalu lintas yang melewati jalan poros Toraja-Palopo lumpuh total.

Longsor juga terjadi di KM 34, tepatnya di Kaleakan,Kecamatan Nanggala, Kabupaten Toraja Utara (Torut). Longsor terjadi di lima titik sepanjang ruas KM 34, perbatasan Toraja Utara-Palopo. Akibatnya, terjadi antrean kendaraan roda empat maupun roda dua mencapai lima kilometer. Ratusan kendaraan dari arah Kota Rantepao menuju Kota Palopo atau sebaliknya terjebak di antara titik-titik longsor.

Hingga tadi malam,ruas jalan di sekitar KM 34 belum bisa dilewati. Toding, salah seorang pengawas dari PU Bina Marga mengatakan, longsor yang terjadi di KM 34 merupakan yang terbesar yang pernah terjadi di ruas jalan perbatasan Torut-Palopo. “Sedikitnya,ada lima titik longsor di KM 34 perbatasan Torut-Palopo.

Kendaraan belum bisa melewati ruas jalan itu karena longsor menyebabkan badan jalan terputus dan tertutup material longsor,” kata Toding. Menurutnya, PU Bina Marga telah mengerahkan alat-alat berat ke lokasi longsor untuk membersihkan material longsor dari badan jalan.

Wali Kota Palopo HPA Tenriadjeng mengatakan,saat ini pihaknya telah membuka posko bencana dan posko logistik di KM 9 poros Palopo-Toraja.Menurut dia,di titik tersebut Pemkot Palopo memfokuskan pada evakuasi warga selamat untuk diungsikan sementara. Saat ini jumlah warga yang mengungsi di posko bencana mencapai 300 orang.

Mereka berasal dari tiga wilayah yang rawan terkena longsor susulan. Tenriadjeng mengaku sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi untuk pengiriman bantuan. “Kami juga sudah mengirim surat ke (pemerintah) pusat agar bantuan segera diturunkan,” ujarnya.

sumber : si

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News