ADA SKENARIO BESAR KATA ADNAN BUYUNG NASUTION

Thursday 12 November 2009
BANTAHAN POLRI, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna (tengah) saat menggelar jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, kemarin. Nanan membantah pengakuan Wiliardi Wizar bahwa ada rekayasa dalam perkara mantan Ketua KPK Antasari Azhar.


Ketua Tim Delapan Adnan Buyung Nasution mensinyalir ada skenario besar untuk menghancurkan KPK.Skenario makin kentara dari pendalaman kasus Bibit-Chandra dan kasus Antasari Azhar. ”Ada skenario besar ini. Tidak terbatas pada Bibit-Chandra dan Antasari,ada skenario besar,siapa otaknya ini,” kata Buyung di Gedung Wantimpres, Jakarta, kemarin.

Buyung mengatakan, semua gejala dan fakta yang mendasari pernyataannya terungkap dari kasus pimpinan KPK. Misalnya kasus Bibit-Chandra yang disebutnya tidak memiliki bukti kuat. Begitu juga kasus Antasari yang diduga juga direkayasa berdasarkan pengakuan saksi Wiliardi Wizar yang mengejutkan. ”Memperkuat dugaan masyarakat selama ini bahwa ada rekayasa terhadap Bibit dan Chandra dan KPK.

Antasari juga begitu,” ujarnya. Menurut Buyung,Tim Delapan hanya akan fokus pada kasus Bibit-Chandra, meski diduga kasus ini ada kaitan dengan kasus Antasari. Jika benar ada skenario untuk mengerdilkan KPK, bisa saja target pertama adalah Antasari. Buyung juga mempertanyakan apa benar pembunuhan Nasrudin dilakukan Antasari atau ini hanya skenario untuk menjatuhkan KPK dengan sasaran pertama Antasari.

”Ini makin runyam, makin runyam.Makin kentara bahwa ada yangnggakberes di negara ini.Saya sangat prihatin,”sesalnya. Mengenai apakah keluhannya akan disampaikan ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Buyung mengatakan diminta atau tidak oleh Tim Delapan, Presiden juga harus merespons.Masalah ini harus dihadapi dan diselesaikan Presiden sebagai pemimpin.

”Harus mempertanyakan what’s wrong with our country,what wrong with our nation?Mau dibawa ke mana negara ini? Ini kanmasalah leadership juga kepemimpinan bangsa juga jadi saya kira Presiden, tanpa diminta oleh rakyat, pun harus tanggap, ”ujarnya. Dengan terlihatnya skenario, kata Buyung,harus dipertanyakan apakah ini sesuatu yang terencana, dirancang secara rapi, dan tak terdeteksi untuk melawan musuh mereka.

Polri Merasa Tersudut

Menghadapi situasi saat ini, terutama dalam penanganan kasus Bibit dan Chandra serta Antasari, Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri mengaku polisi dalam posisi tersudut.Di tambah lagi dengan kesaksian Wiliardi Wizar yang menyatakan ada rekayasa dan upaya mengkriminalisasi KPK. “Saat ini kepolisian dalam posisi tersudut.

Seperti misalnya sekarang kita sudah diterpa dalam kasus Bibit dan Chandra dan berkait dengan itu ada kesaksian Wiliardi di persidangan yang seolah- olah ada penekanan,” kata Kapolri saat membuka workshop Polri di Markas Besar Polri, Jakarta,kemarin. Dengan situasi yang tersudut itu, dia menyerahkan kepada masyarakat untuk bisa melihat mana yang betul dan mana yang salah.

Walau demikian, dia menyadari harus ada kecepatan untuk bisa menjelaskan agar pemahaman publik atas informasi yang didapatkan itu benar. “Ini perlu kecepatan pihak untuk beri penjelasan apa betul (informasi yang menyudutkan Polri itu),”ungkapnya.

Kapolri juga berharap publik bisa melihat apakah opini yang dialamatkan ke Polri tentang tudingan rekayasa, penekanan, dan pemaksaan dalam melakukan penyidikan. Alasannya, seorang Antasari atau Wiliardi sangat meragukan jika mengaku ditekan atau dipaksa oleh penyidik. “Masa sih dia seorang kombes (berpangkat komisaris besar polisi) diperiksa AKP (ajun komisaris polisi) atau kompol (komisaris polisi) bisa dipaksa,”ujarnya.

Bola Liar

Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa meminta aparat penegak hukum dan Tim Delapan mengedepankan kejujuran untuk mencapai keadilan dalam kasus Bibit dan Chandra.Dia mengamati, saat ini kasus tersebut makin menjadi bola liar,dengan pengakuan masing-masing pihak yang membantah menerima suap dan merekayasa kasus tersebut.

“Jangan dipertontonkan kepada rakyat seperti layaknya sinetron yang semakin menarik episodenya dari waktu ke waktu. Ada yang sumpah demi Allah, atas nama Tuhan. Kalimat spiritual seperti itu jika diobral malah menjadi desakralisasi yang luar biasa,”kata Khofifah.

Ketua Umum Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (Pepabri) Agum Gumelar optimistis Presiden SBY akan mempertimbangkan rekomendasi Tim Delapan. Agum juga menepis kekhawatiran publik bahwa kasus ini akan menumbuhkan semangat people power yang mengarah pada upaya pemakzulan kepala negara. ”Saya yakin masyarakat tidak menginginkan itu,”ujarnya.

Pemeriksaan Tim Delapan

Sementara itu, anggota Tim Delapan Komaruddin Hidayat mengatakan, sejauh ini, rekomendasi tim masih tetap.Tim Delapan menilai kasus Bibit-Chandra masih tak cukup bukti. ”Sebab posisi uang hanya sampai ke Ari Muladi. (Rekomendasi) sampai sekarang tidak berubah,”ujarnya.

Kemarin Tim Delapan memeriksa mantan direktur Penyelidikan KPKBambang Widaryatmo,mantan wakil Jaksa Agung Ahmad Hakim Ritonga,mantan Jaksa Agung Muda Intelijen Wisnu Subroto serta deputi Penindakan KPK Ade Raharja. Mengenai pemeriksaan ini,Juru Bicara Tim Delapan Anies Baswedan mengatakan tim ingin melihat jelas apaadaketerlibatankejaksaanatau pihak kejaksaan pada kasus Bibit- Chandra.

”Kami ingin tahu efek komunikasi dengan Anggodo.Pada Wisnu juga ditanyakan mengapa bisa berkali-kali berbicara dengan Anggodo dan hubungannya dengan yang lain,” ungkapnya. Pada Ade ditanyakan soal prosedur cekal, sadap,dan lainnya. Setelah diperiksa Tim Delapan, Bambang Widaryatmo mengeluarkan pengakuan yang mengejutkan.

Mantan penyidik KPK yang kembali ke institusi Polri ini mengungkap fakta-fakta dugaan penyalahgunaan wewenang oleh pimpinan KPK. Bambangmengungkapkanlatar belakang penarikannya kembali ke Polri karena dia tidak mau menuruti kemauan atasannya di KPK yang dinilai tidak sesuai sumpah sebagai penyidik KPK.

Anies Baswedan mengatakan, apa yang disampaikan Bambang tidak secara khusus terkait masalah Bibit dan Chandra.Namun tim menilai informasi yang disampaikan Bambang penting. ”Tapi banyak dari informasi itu menunjukkan banyak proses di internal KPK yang perlu banyak perbaikan,”katanya.

sumber : si

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News