ISRAEL SERGAP MISI BANTUAN KE GAZA

Friday 4 June 2010
Pasukan komando Israel menyerbu enam kapal pengangkut ratusan aktivis pro-Palestina yang membawa bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, Senin (31/5). Associated Press melaporkan, aksi brutal Israel itu menewaskan setidaknya 10 aktivis dan melukai puluhan peserta misi Freedom Flotilla untuk mencabut blokade terhadap Gaza itu.
Nasib 12 relawan dan jurnalis Indonesia di salah satu kapal, Mavi Marmara, sejauh ini belum diketahui. Termasuk pasangan suami-istri Dzikrullah Pramudya dan Santi Soekanto, yang sebelum berangkat melakukan penggalangan dana bagi warga Palestina di Balikpapan, dan tampil dalam talkshow di Balikpapan TV (BTV) – baca “Kami Tidak Mundur, Sertakan Kami pada Doa Anda” di halaman ini.
Nasib lima relawan Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C) yang sekapal dengan mereka juga belum diketahui. Chief Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad mengatakan, sebelum kapal relawan diserang Israel, pihaknya menghubungi ketua tim relawan Nur Fitri Moeslim Taher. ’’Terakhir, saya mendapat informasi sebelum mereka bersandar,’’ katanya saat dihubungi tadi malam (31/5).
Menurut Sarbini, informasi tersebut diperolehnya dari Fitri melalui pesan singkat lewat ponsel (SMS). Isinya berupa pemberitahuan bahwa dua jam lagi kapal bersandar di pelabuhan Israel. ’’SMS itu dikirim saat mereka masih di tengah laut,’’ ujarnya. Setelah menerima SMS tersebut, kata Sarbini, pihaknya mendapatkan kabar bahwa kapal mereka diserang tentara Israel.
Hingga tadi malam, seluruh relawan tidak bisa dihubungi, baik melalui ponsel maupun internet. ’’Kami sudah coba mengirim pesan, tapi belum ada jawaban,’’ jelasnya. Salah seorang pendiri Mer-C, Yogi Prabowo, menegaskan selain lima relawan Mer-C ada pula di kapal itu empat relawan dari Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA).
Serta tiga relawan lagi dari media cetak Sahabat Al-Aqsa dan Hidayatullah. “Total relawan dari Indonesia 12 orang,” ungkapnya. Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi dan Traumatologi itu menambahkan, seluruh relawan dari Indonesia tidak dapat dihubungi. Bahkan, pemerintah Israel dan pemerintah Turki juga belum memberikan informasi yang tepat. “Masih simpang siur, tapi kami selalu komunikasi dengan mereka,” tuturnya.
Menurut Yogi, informasi terakhir yang didapatkan Mer-C adanya 19 korban meninggal dunian 30 luka-luka. “Itu pun kami dapatkan melalui media juga, kami belum bisa cek kebenarannya,” papar Yogi. Tentara Israel sempat menghadapi perlawanan yang tidak diduga sebelum menaiki kapal pengangkut aktivis. Aksi militer itu dilakukan Israel di perairan internasional lepas pantai Gaza.
Rombongan relawan ke Gaza merupakan konvoi enam kapal berbendera Turki. Masing-masing Mavi Marmara dengan 600 penumpang, dua kapal kargo, dan tiga kapal lain. Dua kapal lain juga berbendera Turki. Lalu, dua kapal berbendera Yunani, dan satu berbendera AS. Kapal ketujuh, Rachel Corrie, seberat 1.200 ton dalam perjalanan dari Irlandia untuk bergabung dengan misi kemanusiaan itu.
Lebih dari 700 orang bergabung dalam misi itu. Sebagian besar berasal dari LSM internasional, para aktivis, serta partisipan dari berbagai negara dan agama. Separo di antaranya warga Turki, sisanya berasal dari 50 negara. Ada pula anggota parlemen Eropa, jurnalis, mantan uskup agung Jerusalem, dan pemimpin Islam keturunan Arab Israel.
Seorang wartawan di salah satu kapal yang ditembaki Israel mengungkapkan, tentara Israel mengaku hanya menembak setelah diserang para aktivis dengan tongkat dan pisau. Saat ini pasukan keamanan Israel tengah bersiaga di seluruh negeri. Para aktivis menuju Gaza dalam misi untuk menarik perhatian dunia atas tiga tahun blokade pantai Gaza oleh Israel.
Negeri Yahudi itu melakukan blokade setelah Hamas menjadi penguasa Palestina. Aksi Israel itu membuat aktivis marah. “Ini menjijikkan, mereka merangsek ke kapal dan menyerang warga sipil. Kami adalah warga sipil,” ujar Greta Berlin, juru bicara gerakan Free Gaza yang mengorganisasi aksi kemanusiaan ke Gaza. Berbicara dari Pulau Mediterranian di Cyprus timur, Greta mengaku kehilangan kontak dengan kapal sejak pukul 3.30 dini hari kemarin.
Gerakan Free Gaza merupakan kelompok aktivis internasional pro-Palestina yang menganggap blokade atas Gaza sejak tiga tahun lalu setelah Hamas memenangi Pemilu Palestina, merupakan bentuk ketidakadilan sekaligus melawan hukum internasional. Menurut aktivis pro Palestina dari Yunani, pasukan Komando Angkatan Laut Israel melakukan penggerebekan ketika kapal-kapal aktivis berada di perairan internasional.
Penyergapan dilakukan setelah kapal-kapal diperintahkan berhenti sekitar 80 mil dari pantai Gaza. Sebuah situs berita Turki memperlihatkan gambar video yang menunjukkan hiruk-pikuk di salah satu kapal. Terlihat, para aktivis yang mengenakan jaket penyelamat warna oranye berlarian, sementara beberapa aktivis lainnya mencoba membantu seorang rekannya yang sepertinya sudah tidak sadarkan diri.
Video itu juga memperlihatkan helikopter Israel terbang rendah di atas kapal perang Angkatan Laut Israel. Israel telah mendeklarasikan sikapnya untuk tidak mengizinkan kapal asing mencapai Gaza. Sebagai gantinya, Israel menawarkan untuk memindahkan bantuan ke Gaza melalui pelabuhan milik Israel.
Aksi Israel itu juga dikutuk ribuan warga Turki. Sekitar 10 ribu warga Turki bergerak dari Konsulat Israel di Istambul, menuju pusat kota sambil meneriakkan slogan mencela Israel.

Sumber : KP

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News