SATU KELUARGA TEWAS DI JALUR PANTURA

Friday 25 September 2009
bus maut yang tabrakan dengan suzuki carry berakibat satu keluarga tewas

Kecelakaan maut terjadi di jalur pantura Tuban, Jawa Timur (Jatim), pada H+3 Lebaran 2009, kemarin.Tabrakan antara bus Jaya Utama dengan Suzuki Carry di Desa Sukolilo,Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban,mengakibatkan tujuh orang tewas, enam di antaranya satu keluarga.

Kejadian nahas itu terjadi sekitar pukul 10.30 WIB,saat mobil Suzuki Carry yang dikemudikan Mashuri, 48,warga Jalan Kolonel Sugiono,Kota Malang,melaju dari arah barat. Mashuri yang membawa serta lima anggota keluarganya bermaksud pulang seusai berlebaran di Kudus,Jawa Tengah. Pada saat bersamaan,dari arah berlawanan muncul bus Jaya Utama rute Surabaya–Semarang.

Bus yang dikemudikan Nasri, 48, warga Desa Mojorejo, Lamongan, itu melaju dari arah Surabaya. Beberapa saksi mata menuturkan, di lokasi kejadian mobil Suzuki Carry tiba-tiba oleng,masuk ke lajur kanan. Lantaran posisi kedua kendaraan sudah dekat, tabrakan tak terhindarkan. Mobil Suzuki Carry terseret hingga belasan meter. Akibatnya, enam penumpang Suzuki Carry tewas seketika di lokasi kejadian.

Mereka adalah Mashuri; Yuliati, 43; Fita Anggraeni, 19; Venny Anggraeni, 16; Abu Bakar,9; dan Naswa,7 bulan. Korban tewas lainnya Saeman, 40,warga Sragen,Jawa Tengah,kernet bus Jaya Utama.Selain itu,terdapat tiga korban luka parah dari penumpang bus yang menjalani rawat inap di RSUD dr R Koesma, Tuban, yaitu M Kholiq, 38, Rotun, 25,dan Intan Nurcahyati,4.

Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polres Tuban, Iptu Fakih, menuturkan, berdasar hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), kedua kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi. ”Akibatnya terjadi benturan sangat keras yang mengakibatkan korban jiwa,” ujarnya di Tuban kemarin.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Anton Bachrul Alam menduga kecelakaan terjadi lantaran pengemudi Suzuki Carry kelelahan.Saat di lokasi kejadian itu pengemudi tak bisa menguasai setir dan oleng ke kanan.“Diduga karena Carry di luar kendali,”ujar Kapolda. Polisi hingga kemarin masih menyelidiki penyebab pasti kecelakaan.

Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jawa Timur ikut melakukan identifikasi di lokasi kejadian demi mengetahui penyebab pasti kejadian tersebut. Polisi juga meminta keterangan dari sopir bus Jaya Utama dan beberapa saksi mata. Kasus kecelakaan lalu lintas arus balik Lebaran 2009 juga terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Menurut Direktur Lalu Lintas Polda DIY Kombes Pol M Iksan, kecelakaan di berbagai tempat di DIY mengakibatkan sejumlah korban.”Pada arus balik atau H+3 terjadi tujuh kasus kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan 3 orang meninggal dunia,3 luka berat dan 8 orang luka ringan dengan kerugian material Rp9,3 juta,”kata M Iksan.

Menurut dia,kasus kecelakaan tersebut terjadi di kawasankawasan yang selama ini telah diprediksikan rawan kecelakaan. ”Kasus kecelakaan tersebut mayoritas melibatkan kendaraan sepeda motor dan sebagian mobil pribadi,”katanya. Selama H-7 hingga H+3 kemarin, jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi di wilayah Polda DIY mencapai 25 kasus, mengakibatkan 13 orang tewas,16 orang luka berat, dan 21 luka ringan dengan kerugian material sekitar Rp50 juta.

Demi menekan angka kecelakaan lalu lintas, dia mengimbau pengguna jalan waspada dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas. ”Kami imbau pengguna jalan untuk mewaspadai kawasan rawan,”seru M Iksan. Sementara itu, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo mengungkapkan, kasus kecelakaan hingga 11 hari pelaksanaan operasi Ketupat di Jateng tercatat sebanyak 155 kasus dengan korban meninggal 43 orang.

Jumlah tersebut menurun hampir 50% dibandingkan periode sama tahun lalu,yakni 278 kasus dengan korban meninggal 78 orang. “Selama 11 hari operasi ketupat angka kecelakaan di Jateng turun hampir 50%,” katanya. Menurut Kapolda, selain kasus kecelakaan, penurunan juga terjadi pada kasus kriminalitas dan tindak pidana lain.Aksi tawur antarkampung yang biasa terjadi di Brebes hampir tiap tahun juga tidak terjadi.

“Kasus kriminalitas nihil, termasuk konflik sosial seperti biasa terjadi di Brebes,” ujarnya. Kapolda mengemukakan, arus mudik maupun balik di Jawa Tengah tahun ini relatif lancar. Ini terjadi karena sebagian pemudik menggunakan jalur selatan, yakni Cilacap– Tasikmalaya.Selain itu,dioperasikannya jalan tol Pejagan– Kanci sangat efektif dan membantu kelancaran arus.

“Sebenarnya arus kendaraan meningkat, tapi dengan difungsikannya jalan tol di sini (Kanci– Pejagan) dan jalur selatan, itu mengurangi kepadatan di jalan pantura,”ujarnya. Di bagian lain, arus balik Lebaran yang melewati jalur pantura Brebes kemarin meningkat tiga kali lipat dibandingkan hari sebelumnya.

Dari data Pos Polisi Cisanggarung, Losari, Brebes, selama 24 jam total kendaraan yang meninggalkan Jawa Tengah menuju Jakarta dan beberapa kota di Jawa Barat mencapai 111.322 unit. Jumlah tersebut naik hampir tiga kali lipat dibanding hari sebelumnya, yakni 45.105 kendaraan.

Selain di pantura,lonjakan arus balik juga terjadi di pintu tol Pejagan–Kanci. Total kendaraan yang ke luar Jateng melalui jalur alternatif di Tanjung itu sebanyak 13.013 unit atau naik tiga kali lipat daripada hari sebelumnya sebanyak 4.906 unit. Kapolres Brebes AKBP Firli mengatakan, kepadatan arus balik mulai terjadi pada malam hari antara pukul 19.00-23.00.

Penumpukan kendaraan ini terlihat di Jalan Raya Wanasari, tepatnya di pusat oleh-oleh telur asin di Desa Pebatan, Kecamatan Wanasari. “Meski demikian, kepadatan kendaraan itu tidak sampai menimbulkan kemacetan,” katanya. Pada H+3 Lebaran kemarin arus balik di Cirebon, Jawa Barat, masih didominasi pemudik yang menggunakan sepeda motor.

Berdasarkan pantauan, arus kendaraan tampak padat dengan kecepatan rata-rata 60-70 km per jam.Kendati jumlah pemudik yang melintas di jalur pantura Cirebon terus meningkat, arus lalu lintas masih tampak lancar.Hanya di beberapa titik rawan kemacetan seperti pasar tumpah dan persimpangan, arus kendaraan kadang terhambat. Kondisi ini tentu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Biasanya jika memasuki H+3 hingga H+4 Lebaran, arus kendaraan di jalur pantura kerap mengalami kemacetan hingga 10 km. Namun pada arus balik ini relatif lancar. Berfungsinya beberapa jalur alternatif seperti tol Kanci–Pejagan, dan ruas Cirebon– Karangampel (Indramayu),memperlancar arus lalu lintas.

“Arus kendaraan masih relatif lancar karena jalur alternatif Kanci–Pejagan dan Cirebon– Karangampel bisa dipergunakan maksimal,” papar Wakapolres Cirebon Kompol Dicky Budiman.

sumber : si

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News