Jaringan Noordin Masih Mengancam indonesia

Sunday 20 September 2009
Kewaspadaan terhadap aksi terorisme tidak boleh dikendurkan menyusul tewasnya gembong teroris Noordin M Top.

Koordinator Desk Antiteror Kementerian Koordinator Politik,Hukum dan Keamanan Ansyaad Mbai mengatakan, jaringan atau sel teroris di bawah Noordin yang memiliki kemampuan setara untuk merakit bom masih berkeliaran. Belum lagi, masih cukup banyak anggota jaringan teroris yang menjadi buruan kepolisian.

Bahkan Ansyaad mensinyalir, kegiatan perekrutan calon-calon pengebom bunuh diri dan pelatihan perakitan bom masih terus dilakukan oleh sel-sel tersebut. “Ancaman nyata masih ada. Jangan diartikan matinya Noordin terorisme sudah habis, berkurang empat,dan kita belum tahu berapa gantinya,”ujar Ansyaad kepada harian Seputar Indonesia(SI) kemarin.

Ansyaad mengharapkan semua pihak selalu waspada dan masyarakat tetap memberi laporan mengenai kegiatan-kegiatan yang dicurigai. Menurut Ansyaad, salah satu pengikut Noordin yang diprediksi kuat menjadi motor penggerak untuk menggantikan Noordin adalah Syaifudin Zuhri alias Syaifudin Djaelani alias Udin.

Dia dikenal memiliki kemampuan perekrutan sejumlah pengebom bunuh diri berusia muda.“Ini merupakan peran yang pernah dijalankan Noordin,” tandasnya. Sementara itu, dampak positif tewasnya Noordin diperkirakan akan meningkatkan peringkat risiko keamanan Indonesia yang selama ini berada di peringkat terbawah negara-negara Asia Tenggara.

Semakin tinggi peringkat risiko keamanan akan membuat Indonesia makin dipercaya investor dan dunia bisnis (lihat infografis). Kemarin, Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri memastikan bahwa tes DNA terhadap jenazah Noordin M Top telah selesai. Menurut dia, 100% hasil tes DNA itu menunjukkan bahwa yang bersangkutan adalah benarbenar Noordin M Top, arsitek berbagai pengeboman di Tanah Air selama sembilan tahun terakhir.

Selain berdasarkan tes DNA, dari sidik jari juga telah teridentifikasi jasad tersebut adalah Noordin M Top. Bambang membantah bahwa kepastian tentang jenazah Noordin adalah atas desakan pihak-pihak tertentu.“Tidak ada lagi keraguan.Masak kita mau menentukan seseorang atas desakan dari pihak mana saja?

Tidak itu, masak kita tidak profesional,”ujar Bambang seusai diterima Presiden SBY di Istana Negara Jakarta. Meskipun identitas Noordin sudah teridentifikasi,jenazahnya belumbisadiambilolehpihakkeluarga. Rencana pemulangan jenazah ini menurut Bambang juga sudah dikoordinasikan dengan pihak Kedutaan Besar Malaysia dan Deplu.

Pihak keluarga pun harus terlebih dahulu berkoordinasi dengan Polri sebelum mengambil jenazah Noordin. “Tidak terlalu cepat dulu. Pengambilan nanti karena masih menunggu hasil dari kita sendiri dulu,”jelasnya. Adapun penundaan pemulangan jenazah Noordin karena masih ada sesuatu yang prinsipil dan masih adabeberapahalyangakandidalami dari dokumen yang ditemukan untukpengembanganlebihlanjut.

Saat ini pun Polri terus mengembangkan pemeriksaanseluruhdokumenyang ditemukan di tas Noordin,termasuk dari laptop yang selalu dibawanya. Juru bicara keluarga Noordin M Top, Badaruddin Ismail, mengatakan pihak keluarga masih menunggu izin dari pihak kepolisian untuk menjemput jenazah. “Kita belum mendapatkan surat record kematian,”ungkapnya.

Dengan surat pemberitahuan tersebut,barulah pihak keluarga berencana menuju Jakarta.Saat ini keluarga masih menunggu pemberitahuan tersebut di Johor, Malaysia. Pihak keluarga yang akan ke Jakarta adalahistriNoordin,SitiRahma,dan kakak kandungnya,Yahya.Jenazah tersebut rencananya akan dibawa kembali ke Malaysia setelah keperluan pihak kepolisian selesai.

Rumah Kontrakan

Sementara itu, sehari setelah penyergapan Kamis lalu (17/9), rumah persembunyian Noordin di Kampung Kepohsari, Kelurahan Mojosongo,Kecamatan Jebres,Kota Solo terus dibanjiri ratusan warga. Selain warga dari berbagai wilayah di Surakarta,banyak pula para pemudik yang melintas di jalur ringroadutara Mojosongo menyempatkan diri untuk melihat-lihat.

Rumah itu dikontrak oleh Hadi Susilo alias Adib,salah satu teroris yang juga tewas dalam penyergapan, melalui perantara Yuli Utami. “Saya menjadi perantara pada penyewaan rumah tersebut yang dilakukan enam bulan yang lalu,”kata Yuli Utami di Solo kemarin. Sebelum ada transaksi penyewaan rumah, dia mengatakan belum mengenal Susilo.

“Saya menjadi perantara Susilo karena dikenalkan oleh Asep,seorang pengajar di Pondok Pesantren Al-Kahfi Solo,”katanya. Menurut Yuli, harga sewa yang disepakati sebesar Rp1,4 juta untuk waktu sewa satu tahun.“Pembayarandilakukanduakali. Pembayaran pertama sebesar Rp1.000.000,seminggu kemudian Susilo melunasi Rp400.000 yang menjadi kekurangan pada pembayaran pertama,” kata dia.

Uang sewa tersebut, kata Yuli, langsung diserahkan kepada dirinya. Pada dua bulan pertama, menurut Yuli Utami,Susilo belum menempati rumah yang dibangun sejak 10 tahun lalu itu karena istrinya sedang hamil muda. Baru tiga bulan terakhir ini dia dan istrinya menempati rumah itu. Penyergapan teroris terjadi di Kampung Kepuhsari pada Rabu malam (16/9) hingga Kamis pagi (17/9).

Penyergapan itu menewaskan empat orang,salah satunya teroris paling dicari di Asia,Noordin M Top. Selama tinggal di rumah tersebut, Hadi Susilo alias Adib, 24, diketahui juga sering mengajari sejumlah anak berlatih bela diri di luar sepengetahuan kedua orangtuanya. Empat anak asal kampung setempat yang sempat diberi materi bela diri adalah Kefin Yofi Pratama, 10, Indro Purnomo, 11,Andika Bayu,12,dan Dwi Nurcahyo,11.

Bahkan, selama berlatih bela diri, Adib melarang mereka untuk memberi tahu orangtuanya. “Kami diajar silat biar berani menghadapi masalah atau saat ketemu orang jahat,” ungkap Andika kemarin.Kegiatan itu dilakukan setiap hari Senin sekitar pukul 17.00 WIB.Selama belajar bela diri di teras depan,anak-anak tersebut tidak pernah masuk ke dalam rumah karena pintu selalu dikunci.

Triyono, warga setempat, mengaku pernah melihat anakanak diajari bela diri oleh Susilo. Hanya saja,pada waktu itu dirinya sama sekali tidak pernah merasa curiga.Terlebih, selama ini Susilo dikenal memiliki kelakuan yang baik.Ketika ditanya mengenai keberadaan Noordin M Top, Bagus Budi Pranoto alias Urwah, dan Aryo Sudarso alias Aji yang ada di dalam rumah tersebut, dirinya sama sekali tidak tahu. Sepengetahuannya, Susilo memang sering keluar pada waktu malam hari.

0 comments:

Post a Comment

 
 
 

About Me

My Photo
Ernesto Silangen
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
View my complete profile

Followers

 
Copyright © Mahakam News